Kamis, 27 Juni 2013

Kupu Kupu Kecintaan

apakah kau mengenal kupu2 hitam itu?
yang dulu sering kukisahkan padamu
ia tercantik yang pernah kusaksikan
seumur hidupku
yang paling ingin kulindungi
senyum dan bahagianya
sekaligus menjadi yang paling fana

percayakah kau, dia kembali?

rupanya masih mengingatku di sini
dia ingat hari-hari hujan kami dulu
dan dia menginginkan aku

menurutmu aku harus bagaimana?

ini mengingatkanku pada
penantian indah Sleeping Beauty
ketika sang pangeran ramalan
datang untuk menjemputnya

apakah dia kembali untuk mengajakku

bertualang bersamanya?

senang sekali kalau memang begitu

karena aku bersumpah
menukarkan sisa hidupku
agar bisa melihatnya kembali
akan kulakukan apapun 
agar aku bisa berada 
di sisinya lagi

apapun!
sekalipun itu berarti aku harus 

kehilangan matahari
bukan masalah
aku bahkan tidak peduli
sembilan atau sepuluh matahari pun
sanggup aku beri
tapi jangan bohong bahwa dia pulang
hanya untuk bermain api

kau boleh bilang hatiku buta

tentu saja, cintaku untuknya 
membuat dunia murka
tapi aku tanpanya tak lain hanya
seonggok bunga kristal retak
yang sepi
yang sekilas tampak hidup 
namun jiwanya mati

aku rela menggadaikan semuanya

pada setan, pada iblis
pada neraka yang terus menawar 
harga hatiku
jika mereka bisa membantuku 
memberinya bahagia
aku akan sepenuhnya percaya
pada hades, pada ursula,
pada medusa
yang berani menjanjikanku hatinya
aku bersedia jadi debu,
jadi buih,
jadi apapun
asal aku bisa memiliki sakitnya,
lukanya,
sedihnya,
marahnya,
dendamnya,
kecewanya,
putus-asanya,
kecul-hatinya,
semua yang mungkin merenggut
senyum indah dari pribadi 
penuh pesona itu

aku sungguh cinta kamu, kupu-kupu... 

22 Mei 2013

7:13 AM
Sayangq cintaq istriq :* Ayo sarapan dlu.q lg sarapan lo ni
7:17 AM
Cip pinter sayangq ni kok :*
7:20 AM
Iya,sayang jg met maem ya :*
Can you feel my feeling? Pagiku dibuka dengan perasaan yang luar biasa istimewa. Do you know what day is it today? 22nd of May, our 2nd month anniversary. xD Ya Allah... Sudah dua bulan tepat 61 hari rupanya. Dan aku merasa perasaanku selalu baru setiap harinya. Sayangku makin besar saja untuk Oppa. Seperti aku selalu excited of everything about him. Sumpah. Nggak ada bosen-bosennya aku berbicara tentang lelaki kecintaanku itu. :*
Dan hari ini aku sudah berniat akan memakai baju putih, terinspirasi ide Oppa yang bilang ‘setiap tanggal 22 pake baju putih-putih’. Aku tidak memfavoritkan warna putih, as you know, apalagi untuk outfit keseharian. Maka jadilah aku berkemeja putih untuk ngantor, karena selain merah-hitam yang memenuhi lemari pakaian, cuma kemeja itulah yang warnanya putih.
Aku benar-benar bersemangat. Mood booster di pagi hari itu sungguh bekerja dengan baik. Apalagi Oppa yang menciptakan alasan tersebut. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dia nanti malam. Apa kita akan diner di Hachiku lagi seperti bulan lalu? Atau menghabiskan malam bersama saja? Hihihihii... Yang manapun sama-sama menyenangkan. Bersamanya tidak ada yang lebih bisa menawarkan kebahagiaan. Oppa itu sumber bahagiaku. :) Alasan dari setiap perubahan mood dan emosiku. Bahagia, senang, bersemangat, cemas, ragu, sedih, depresi, susah tidur, melamun, etc. Apapun yang berkenaan dengannya akan bisa sangat memengaruhiku juga.

6:52 PM
Q brusan hbs maem.umm….q td bkin something.mau gak yank?
6:54 PM
Y dah nnt tak bwain k sanggar yank.ni lg ngopy guminhonya sayang dlu q
Aku akan makan malam masakannya lagi. xD Tidakkah terasa aneh? Bukan aku yang menyiapkan sesuatu untuknya, tapi sebaliknya malah dia yang sering membawakanku hasil masakannya. Cewek macam apa aku ini. (-- ”) Yang harus kau tahu juga, dibandingkan denganku, Oppaku jauh lebih cakap dalam melakukan pekerjaan utama yang seharusnya semua cewek bisa: memasak dan menjahit. Nilaiku nol besar. Belum lagi pekerjaan berat yang memang menjadi tugas cowok. See? Aku betul-betul kosong. :P
Oppa datang ketika yang lain sudah bersiap akan pulang. Dan dia menepati janjinya membawakanku seporsi makan malam dan seri drakor ‘My Girlfriend is Gumiho’ yang hari Minggu lalu kuminta. Oppa menyadari aku memakai kemeja putih. J Hahahaha…
Mr Dafis masih bersama kami saat aku menyantap makan malamku: nasi+ayam bumbu kecap+sesuatu yang agak mirip entah tahu/tempe yang terasa seperti ‘gimbal urang’ kata lidahku. Asin-asin enak sih. Aku suka apapun itu. Aku selalu suka semua yang dibawakannya untukku. Suka semua yang dilakukannya untukku. Aku lebih suka dia lagi. xD
Haruskah kuceritakan juga? Apa yang kami berdua lakukan setelah itu? Hehehehe... Kegiatan malam kesukaan kami berdua pokoknya. :D Dan seperti yang selalu kubilang, saat bersamanya aku seperti tak punya cukup waktu. Waktu bagaikan musuh. Adalah sang waktu itulah yang selalu memaksaku menyudahi kebersamaanku dengan Oppa. Sial. L Aku selalu tidak ingin pulang. Selalu ingin tinggal di sisinya saja seterusnya. For our next anniversaries… Please always be mine. I love you with all my whole heart. :*

Jumat, 21 Juni 2013

21 Mei 2013

Selasa, jadwalnya aku ketemu Oppa. Tapi dari seharian tadi sih, belum ada tanda-tanda Oppa bakal mengiyakan untuk muncul di sanggar nanti malam. L And I was right anyway. Sampai menjelang maghrib pun sms2nya biasa aja. Entah dia tau atau enggak kalau aku menunggunya.

5:56 PM
Loh sayang sndrian ta ni?kciane rek :(
“Lah kan daritadi aku sudah bilang? Masa nggak paham.” Pengen banget aku jawab gitu sebenernya, tapi lagi males cari masalah aja. Nggak ngefek juga lah, kadung galau daritadi kan. Dan mendadak si rasa bete kemudian malah nyamperin. Dasar.

7:35 PM
Mf yank g dgr td.memesq k tmpt mbah q d rmh ja ni.q lg nntn narnia 3
Rupanya gitu. Motornya dibawa sama memes, Oppa jadi nggak bisa ke mana-mana termasuk nyamperin aku ke sanggar. Aku baru ngabarin Oppa lagi sehabis kelas. Aku bener-bener kesepian. Jengkel banget sebenernya, tapi aku nggak mau makin merusak suasana yang sudah kayak gini. Dan alhamdulillah, ternyata Oppa juga sudah nggak sebete tadi. Hmmm... Gimana cara baiknya ngilangin rasa kecewa ini?

8:14 PM
Sayangq blm plg ta?
8:18 PM
Oalah y dah q khwtir ja.blm sayangq
Di luar dugaan. Awalnya aku emang sempat kepikiran nggak langsung pulang dulu karena ya itulah, aku nggak mau bawa-bawa bete ke rumah. And luckyly Mr Dafis said that he had something to discuss about with me. So we stayed at sanggar for a while. He told me his problems, about our sanggar. Then asked me about my relationship with Oppa, how’s the progress. Aku cukup terhibur sih. Sampai kelupaan belum ngabarin Oppa lagi, terus dia sms kayak gitu deh, jadinya. :)
Aku agak ngerasa bersalah. Kok kayaknya aku lagi nguji dia gitu. Apa kalau aku nggak sms, dia bakal nyariin aku apa enggak. Dan ternyata iya. Oppa khawatir sama aku, padahal akunya sengaja ya. Jeongmal mianhae Oppa.
Sebenernya aku tahu, tapi mungkin lebih menolak untuk ngerti situasinya. Oppa juga mungkin bete karena dia sebenernya juga pengen ketemu aku, pengen nemenin aku tapi nggak bisa. Juga karena akunya sering lemot untuk langsung ngerti apa maksud kata-kata Oppa. Aku selalu nanya ulang, konfirmasi, jangan-jangan malah aku salah nanggapin. Tapi ya itu, nggak semua orang bisa selalu maklumin kelemotanku. Mungkin Oppa juga udah bosen saking seringnya.
Dan karena gimanapun aku ini cewek (masih egonya dibawa-bawa juga), aku merasa berhak dapat perhatian dan kasih sayang yang lebih, seharusnya. Dan Oppa sendiri bilang, ‘hari genap’ itu berarti dia punyaku. PHP gini kan jadinya. Justru karena aku terlalu sayang, aku selalu nomorsatu-in Oppa di atas segalanya. Namun sebaliknya, aku bisa jadi ngambek berat kalau sesuatu yang seharusnya terjadi nggak jadi kejadian. T_T

8:25 PM
Mf yank g bs nemenin.itu jg mknya q td blg mf tp sayang g ngeh trnyta :( I love u so much pkknya sayang

Love you too, sih…

Rabu, 19 Juni 2013

19 Mei 2013

Latrior and I would play basketball at Smansasoo basketball field. I was late, very late. So was Chagiya. Last nite he said that we would spent our Sunday morning by take a walk together and jogging, but I knew he just fell a sleep on 6 Am. How could we go then ? He asked me to leave. So I went alone without him. What the hell was that ! :(
And that was why he didn’t join with me, but then we met at Srikaya. I was very on time. He has stood right in front the gate, seemed like he arrived just now. He looked so awesome, you know. Wearing a white square pattern shirt and khaki loose trouser as usual. His blue parasite jacket was with him. And surprised, he brought his notebook this time, so we could watch some movies.
You don’t know how much I thanked God. He didn’t angry to me at all. Even when we tried to open the office’s door, you know the key was crazy, but he did it with smile and joking. What a good boy of mine! :*
He offered me to watch Harry Potter(and the Deathly Hallows First) and there were we, watched movie with just two of us a whole day. The fact was he accompanied me to watch the movie. I lied down on his chest, felt so comfort while he was hugging me. There were snacks and softdrinsk, and our love absolutely. On dzuhur time, he lead me pray. We had dzuhur pray together. :D Aaaaaaakk... What a very lovely day ! Seriously.
Once suddenly Chagiya asked, “I wonder, how could you love me ? I’m even not handsome or good.” A very naive question.
“Hey, must I have any reason? For loving you?” I asked him back. “There is no reason, i just love you this way. I love you, yourself just the way you are. Don’t you know how much I love you, Chagiya?”
“Yes, sure I know,” He hugged me then, very tightly. “And that’s why I love you too, very much, Sweetheart.” I always fall in love with his kiss.
“Promise me not to leave me, please.” I whispered right on his ear. I haven’t released my arms from his neck. Never want to, actually.
He kept silent for a second. “I can’t promise you for that. But it must be so silly if i leave someone like you, who truly love me.”
I always love him. So with his everything. His face, his voice, his smiles, his kisses, his hugs, his touches, the way he looks at me, hugs me tightly, kisses me, everything on him i love them so much. 

Selasa, 18 Juni 2013

18 Mei 2013

It was Saturday. The day i’ve been waiting for all of this whole week. But this afternoon about 3 PM, the sky seemed like it was gonna rain. And yes it was, the big hard rain with such lightnings and thunders. If it wasn’t enough, the power outages, too. Damn. The rain – the cold – the dark.  What a such teribble combination.
I was hoping that i would be able to see Oppa early, since my work finished at 4 PM. We had planned so many things to do for our date, but it was hopeless anymore. And Oppa made it sure by his sms. He told how cruely the rain had been messing his must-dryable-clothes, so he didn’t have any outfit to wear on. How ridiculus !

03:00 PM
Sayang nnt lgsg plg ja gpp.kyknya btal smua rncna ntar mlm
03:02 PM
Bjuq basah smua T_T Hujane g pake pmberitahuan e :(
03:07 PM
Ya kan bju yg d cuci yank bsah smua.g jd kering gr2 tau2 ujan.g tanggap sayang ah :(
See ? I was very upset. I didn’t want to go home, but didn’t know where should i to go either. I was keep hoping, that rain would be stop and i could meet him soon. And thanks God, around 5 PM the sky just began to clear. So the electricity had been on again. :’)
Then i was alone on sanggar. Waiting for Oppa who came not much longer after that. He kept his promise. Met me in the middle of the bad weather, with no shirts or anything on his upper body. He just wore his jacket. Poor Oppachagi... :(
But I really appreciated his efforts, his attention, affection toward for me. I made tea to warm our bodies. Rain fell again suddenly. Locked both of us there with all its sweetness. We spent our saturday night together. Just the two of us. We talked about everything. About eomma’s invitation. What I wanted him to do with eomma's requirements. And luckyly i’ve heard all the things that i really wanted to know.
Then he told me about himself. About his family. About his very big house in Kalimantan. About his childhood. About his desire to got back there again one day, with me. He even drew a plan of their stately home on a piece of scrap paper that i’ve prepared. I was always happy to listen to his story. I liked the way he expressed his feeling. Shared them all to me, like i would be a main part of his future life.
If it wouldn’t 9 PM, i didn’t want to go home yet. wish i could stay with him. Belong to him forever. Accompany him wherever he goes. Together, i will always by his side. I do love Oppachagi very very much. :*

Senin, 17 Juni 2013

17 Mei 2013

2:46 PM
Bdanq panas e rasanya yank
3:24 PM
Q kangen sayang ni mknya panas bdanq
Oppachagi sakit. That was why he didn’t send me any sms in the morning. Hope he would better soon, aamiin… Kuatir banget gitu aku sama dia. Akhir-akhir ini suka keluar malem dan pulang pagi, sih… :P
Dia cukup makan nggak ya ? Sudah minum obat belum ? Diperhatiin sama orang rumahnya kan ? Pengen aku samperin ke rumah dia aja deh. But fortunately he still able to said such that joke to me. Aaaaaakk… Oppa… :*

5:18 PM
Hayo sayang sibuk rek smp lupa g update e :D
5:23 PM
Brusan q sms hehe…
5:23 PM
Update status posisi ke q hehe…q tak mandi dlu yank
Hehehe… What a nice message of ma man ! :D Yang jam 5:18 itu sms kami barengan. Aku smsnya pas lagi omw ke sanggar, dan oppa juga sms aku. Begitulah, lucuk ! :D
Alhamdulillah, means he was okay. Mungkin bakal nyamperin aku ke sanggar lagi, tapi ternyata enggak. Malah gantian aku yang nemenin dia main sampe jam 9an, baru aku balik.
Dan begonya, begitu aku pulang dengan perut lapar di rumah malah nggak ada makanan sama sekali. Katanya gara-gara belakangan aku sering makan malam di luar, jadi kali ini aku nggak dijatah. Fak.
I had no choice. Keluar lagi deh aku, hunting nasgor ato krengsengan. Kepikiran mau beli yang di dekat gelora, tapi sudah habis. Fak (lagi). Aku langsung sms oppa. He said not far from his place there was nasgor seller. But fak (lagi lagi) habis juga. Padahal kan asik gitu kalau nunggu nasgor sambil nemenin oppa main lagi. Ehehehe… *modus*
Dengan berat hati aku pamitan, mau nyari-nyari lagi di dekat rumah. Dan akhirnya malah beli di tempat konsumenku sendiri depan indomaret penanggungan. :P Krengsengan, dimurahin sih… Hehehe.

9:46 PM
Hehehe sayang masio laper g blh gtu ah masak rombonge org mau d makan jg :D

Minggu, 16 Juni 2013

16 Mei 2013

2:10 AM
Q sayang bgt sm cayankq ni. Q g mau khlngan sayang. Q mau ksh liat ke sayang smua tmpt2 hebat n bgus yg prnh q dtgin. Q pgen kta sm2 nikmatin hr2 kt nnt. Pkkny cm sayang yg q mau. Cm sayang yg bs hdpin q. Sayang tu yg plg hebat pkknya. I love u so much :*:*:*
Aku baru membacanya beberapa saat setelah terbangun untuk sholat subuh. Sayang sekali, pikirku saat menatap lagi jam terkirim sms itu. Padahal jam setengah dua aku baru saja naik ke kamar. :( Tahu begitu akan kutahan kantukku sebentar dan menemaninya sms-an.
Reflek sudah akan kubalas sms itu. Penuh percaya diri sambl senyum-senyum senang jariku menuju draft untuk memilih sms paling tepat yang akan kukirimkan untuk Oppa. Namun detik berikutnya aku sadar. Bukankah dua hari lalu kotak perpesanan-ku tandas sudah isinya? Gara-gara Yukime yang mendadak hang. Sial. Akhirnya aku hanya mengingatkannya untuk sholat subuh. :’(

9:10 AM
Cintaq :*
Kapan aku tidak senang mendapat sms darinya? Apalagi yang seperti itu. Senyumku pun terbit lagi. Dia terjaga lebih pagi dari biasanya. ^^ Dan aku belum meng-sms-inya bahwa aku sudah di tempat kerja! Juga belum merancang sms balasan untuk smsnya dini hari tadi. Hmmm… Gomen ne. ><

5:23 PM
Q kudu minggat ae rasane iki
7:10 PM
Q gpp g sah khwtr,lg mangkel ja q
Aku memang sempat khawatir saat sore tadi Oppa sms seperti itu, padahal sebelumnya kami masih ngobrol santai. Lama nggak ada balasan, akhirnya 1 sms yang bawah itu cukup melegakanku.
Oppa lalu datang, dan menceritakan kejadian yang membuatnya mengamuk tadi. Rupanya ini soal eomma-nya. Saat pergantian hari dari sore ke malam selalu menjadi masa-masa yang sulit untuk oppa, berkenaan dengan kondisi fisik serta emosionalnya. And unfortunatelly perselisihan mereka terjadi juga di dalam waktu-waktu rawan tersebut. Oppa-ku memang idealis terhadap apapun yang menyangkut dirinya. Tapi bukan berarti dia tidak pernah menyampaikan hal itu sebelumnya lalu uring-uringan, bukan. Dia cuma ingin dimengerti. Cuma itu.
Aku berusaha menghiburnya. Mengatakan semua akan baik-baik saja. Dan syukurlah dia mulai tenang. Seandainya aku bisa bersamanya lebih lama. Seandainya aku bisa mendengarkan setiap keluh kesahnya, protesnya. Bantu aku menjaganya, Tuhan… Aku sayang dia. :’)

Langit Mendung

kecil
rapuh
tak berdaya
tak bisa hidup tanpanya
itu aku

selalu berpura-pura kuat
pura-pura hebat
karena airmata ini
ku tak ingin seorang pun melihat
dan mengira dia jahat

dia tidak jahat
dia hanya berusaha kuat
berusaha agar dimengerti
berusaha menyimpan perihnya sendiri

akulah yang bodoh
akulah yang tidak peka
akulah yang mungkin tidak pantas
mendapat cintanya

tapi cintaku masih di sini
cintaku tidak akan pernah bisa pergi
darinya
dari airmatanya
dari lara hatinya

menangislah sayang,
tapi aku ingin kita bersama
aku ingin untuk tetap percaya
bahwa langit mendung kita
juga akan jadi indah



Sabtu, 15 Juni 2013

15 Mei 2013

4:48 AM
Sayang, nek kt ktmu ingatin q ya.q mau coba ingat2 lg hapalan surat2 pendek.q ada be2rapa yg kyknya bcaane "kecampur" sama surat lain e :D
Ya ampun, Oppa... Aku membatin terharu. Gimana nggak, Oppa rupanya benar-benar memikirkan tentang apa yang beberapa hari lalu aku sampaikan perihal ‘syarat-syarat’ eomma untuknya. Ini kemajuan yang indah banget. Dia menunjukkan antusiasmenya secara pribadi, tanpa aku harus maksa dia berlebihan.
Oppa bangun pagi dan shalat subuh duluan daripada aku. ‘Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan ?” Aku sungguh-sungguh bersyukur. Allah memberiku kekasih kayak dia, yang nggak akan pernah ada gantinya lagi di dunia. Alhamdulillah... Terima kasih banyak, Gustiku... :’)
Aku emang nggak langsung membalasnya. Malu aja kalau sampai Oppa tahu aku masih molor pas smsnya terkirim padaku. Maka sebagai ‘kamuflase’ aku merampungkan shalat subuhku dulu, yang kulanjutkan dengan mengaji. Tanpa sadar aku juga akhirnya ikut menghafal surat-surat pendek yang mulai sudah mulai terlupa.
Barulah kemudian aku membalasi smsnya. Kami sempat ngobrol singkat, lalu mengakhirinya dengan saling mengucap selamat tidur. Aduuuh... Aku sayang banget sama dia. :*

4:32 PM
Sayang,maaf ya tp q g jd ikt k bromo.td mlm ktmu yopi n smpt ngbrl2 akhrnya hasil rapat adalah menolak ikut :D
Itu bukan kabar yang nyenengin. T_T You know, i’ve wondered and was so excited for have a travelling experience with him. I even booked my free day  for the holiday already, but ‘shikatanai’ sensei said. :( Suda begitu, apa itu ? “hasil rapat adalah menolak ikut :D” lengkap dengan emoticon ketawa lebar. Dasar Oppa ! >_<
Tapi biar gimanapun juga aku tetap menghargai keputusannya atasku, atas rencana-rencana kami. Dia pasti punya alasan sendiri untuk penolakannya itu. Jadi okelah, mungkin kami bisa pergi bersama lain kali.
Lalu, ahhh... Mainan-mainan baru Anggun bikin aku sedikit terhibur. Nope. Sangat terhibur ! :D Toys dari seri plants vs zombies yang unyu munyu-able banget itu keluaran KFC untuk paket Happy Kids Meal. Gyaa gyaaa... xD Aku bahkan mengambil gambar dan menguploadnya ke facebook. Menandai yang lain dengan maruknya. Aku benar-benar mupeng sama mainan-mainan itu. :|

5:40 PM
Nek q jd presiden sabtu minggu libur, tiap bulan ada lomba PS trus tiap tgl 22 pake putih2 :D
5:45 PM
Kan tgl jdian kita :P Nek pas maret jd hri libur nasional. :D Q tak mandi dlu ya sayang
Setuju kan, kalau aku bilang Oppachagi-ku itu luar biasa menakjubkan ? :Dv Sore hari sms-sms itu masuk. Oppa kayaknya sedang nonton acara tv tentang Eyang Subur yang kabarnya akan mencalonkan diri jadi presiden, lalu mungkin spontan dia mengsmsiku. (Belakangan dia jadi suka sms tentang hal-hal sepele, tapi itu membuatku senang. Dia mau berbagi denganku bahkan untuk detil terkecil. ^^) Setelah pedangdut Rhoma Irama kemudian paranormal. Maka aku katakan padanya, “Kenapa nggak sekalian Oppa aja nyalonin juga ?” Dan itulah tadi jawaban-jawaban nyata darinya. Hahaha... xD
Dan Oppa benar-benar muncul saat aku sedang heboh memvisualisasikan mainan plants vs zombies yang fotonya ku-tag-kan ke rekan-rekan sanggar. Mencoba mencari sekutu untuk diajak berburu mainan-mainan tersebut, dan Miss Ntant adalah salah seorang korban yang beruntung. Sedangkan Oppa senyum-senyum aja menanggapi tingkah kekanakanku yang kumat. (Mianhae, Oppa... ><)
Maka usai kelas kami bertiga: Oppachagi, aku, dan Miss Ntant segera meluncur ke TKP (baca: KFC) bermaksud menebus mainan-mainan lucu itu bersama. Dadah Junior yang dikunciin di sanggar... :D Aku membonceng Oppa dengan Bebe duluan biar cepat. Lucu rasanya. ;)
KFC sedang ramai, tapi beruntung ketika kami datang, 1 kasir lagi baru dibuka. Aaaaakk... Bingung ! xD Dari sekian banyak pengunjung lain, cuma kami bertiga ‘orang besar’ yang memesan paket Happy Kids Meal. Kebal malu, Oppa menyebutkan masing-masing pesanan kami beserta mainan bonus yang dikehendaki, sementara aku dan Miss Ntant tak henti cekikian.
“Itu mau diapain ?” Aku sudah akan meraih gelas-gelas milo dari atas nampan, bermaksud membantu Oppa yang membawakan makanan kami, namun ditolaknya. “Taruh aja, biar aku yang bawa semua. Sayang sama Miss Ntant nyari tempat duduk dulu aja.” Rasanya tuh pengen aku pelukin aja dia. Dasar ! Jadi cowok kok ya kebangetan manisnya. Oppa-ku Oppa-ku... :*
Aku dan Miss Ntant setuju untuk memilih meja di lantai dua, kebetulan kami dapat tempat yang cukup pewe dipojokan sampig jendela kaca. Kesannya jadi gimanaa.. gitu. :) Nggak lama Oppa datang dengan dua tangan yang membawa nampan full makanan kami. Jadi paket Happy Kids Meal itu terdiri dari: 1 ayam+1 nasi+segelas milo dingin+puding ! Bayangin sebanyak apa porsi itu buatku. Sebelum mulai makan, aku menata makanan dan mainan kami di atas meja lalu mengambil gambarnya beberapa kali lagi. Ya ampun, kebiasaanku. :P
Kusadari cara makan Oppa agak lucu. Nggak sepertiku yang membuka langsung pembungkus nasi dan meletakkan nasinya di piring bersama lauk ayamnya, Oppa nggak memerlukan piringnya sama sekali (karena sebenarnya emang nggak ada piring tersisa: 1 untukku, 1 untuk Miss Ntant, dan yang 1 lagi sudah digunakan untuk tempat saus dan sambal) tapi bukan karena itu. Dia membuka sedikit pembungkus nasi lalu menggigit nasinya sedikit demi sedikit kayak sedang melahap roti atau burger. Lauknya emang ‘dititipkan’ di piringku sih, Oppa mencuilnya kecil-kecil juga sebelum kemudian mencocolkannya ke sambal dan memakannya. :9
Makan malam kami bertiga benar-benar menyenangkan. Oppa-ku yang awesome dengan segala tingkah dan pembicaraannya. Miss Ntant yang kayaknya agak sungkan sama aku dan Oppa. Aku yang makannya nggak kelar-kelar. Yaaah... Very interesting moment. Mutual moment. Oppa memakan pudingnya usai nasinya habis. Dan dia memaksa menyuapkannya padaku juga. >_< Dia bilang aku harus makan banyak. Nggak ngaca badannya sendiri kayak apa.
Jam 9 lewat dan kami harus segera pulang. Aku jadi minta dibungkuskan kentucky dan pudingku yang belum tersentuh sama sekali. Buat orang rumah aja lah, aku sudah benar-benar kenyang, sudah benar-benar senang. :)
Miss Ntant pamit dan aku baru sadar kalau kartu parkir yang tadinya kubawa nggak ada di mana-mana. Terpaksa Oppa masuk lagi ke dalam untuk mencarinya. Baboya ! :( Aku ini ngerepotin aja. Sebentar aja Oppa sudah balik, katanya pegawai yang beresin meja kami menemukan kartu parkir itu dan nututi kami. Syukurlah. Oppa sempat mengetuk kepalaku pelan, dan bilang agar aku lebih hati-hati lagi kalau naruh sesuatu yang penting. Nggeh, sayang... :*
Di atas motor aku dan Oppa masih ngobrol. Kami sempat muter-muter sebentar sih, sebelum benar-benar pulang. Padahal masih harus jemput Junior di sanggar ya. Sama dia itu waktu kayak nggak ada artinya. Cepat ! sama dia rasanya nggak pengen pulang aja.


9:30 PM
Nntn tv ja sayang.hayo sayang lg mainin plantnya td ya?
Fiuuuuhh... Dia menebak tepat apa yang kulakukan setibanya di rumah. Apa aku orang yang bisa dibaca segampang itu, ya ? Atau emang dianya yang kelewat perhatian sama aku ? Hehehehe... Duuuhh Sayangku... *^_^*

Jumat, 14 Juni 2013

14 Mei 2013

SECRET ADMIRER

Cahya-oppa datang lagi. Dia tidak mau jadi L lagi, setelah kemarin Sari meneriakinya heboh demikian rupa. Tapi malam ini dia masih manis, dan memang selalu seperti itu. Di mata hati Sari, Cahya memang selalu sempurna.
Malam ini hangat. Akan sangat sayang jika mereka langsung pulang. “Emang bisa ketemu Oppa itu gampang !” Sari pasti akan merajuk jika Cahya menolak menemani lebih lama. Cahya yang masih dengan flu dan sariawannya, tapi mengiyakan ajakan Sari untuk mampir ke Green Cafe sejenak.
Beriringan mereka memasuki tempat minum yang juga lokasi nongkrong berbagai kalangan itu. Cahya mengedarkan pandangannya sejenak. Suasana cafe sedang cukup ramai. “Mau duduk di mana, Yang ?” Tanyanya pada Sari yang masih memindai beberapa meja kosong tersisa. Mencari posisi paling pewe.
“Di meja situ aja, Oppa.” Jawabnya menunjuk meja untuk dua orang yang dekat dengan pintu. Cahya mengangguk. Berjalan santai meraih salah satu kursi lalu mendudukkan tubuhnya di sana. Sari menarik kursi yang lain, namun tiba-tiba teringat mereka belum memesan minuman.
“Akhirnya kita ke sini juga, ya.” Sari tersenyum saat duduk menghadapi wajah Cahya yang berjarak tak sampai semeter di depannya. Serasa gadis itu bisa memetakan setiap lekuk mahakarya Tuhan pada wajah kekasihnya itu. Sudah dipesannya jus nangka untuk Cahya, jus stoberi bagiannya, dan seporsi kentang goreng kress yang ceria.
Ingatan Sari melayang ke beberapa waktu silam. Ketika dia dan Cahya berselisih hebat, mereka pernah memilih untuk ‘membahas rapat’ mereka di tempat itu. Di beranda luar cafe tepatnya. Tapi itu sudah berlalu. Waktu dan situasinya sudah jauh berbeda. Kini mereka berdua tengah berbahagia.
Sari mendesah jengah saat yukime memunculkan beberapa sms dari penggemar rahasia yang tidak diharapkan. Tipe cowok galau yang meski sudah jelas-jelas tidak pernah ditanggapi tapi masih saja memburunya. Tanpa minat ia sudah akan menghapus langsung sms-sms naas itu namun tiba-tiba Cahya merebut yukime begitu saja.
“Sms dari siapa ?” Tanya Cahya sambil mengecek inbox satu per satu.
Sari yakin ia memutar bola matanya barusan. “Penggemar alay. Sudah jelas-jelas dicuekin masih aja ngganggu. Oppa liat aja sms-smsnya. ” Tukasnya kesal.
“Eh, dia ngajakin Sayang ketemuan loh.” Cahya terkikik geli. Menatap wajah Sari yang menampilkan ekspresi muak pada yang sedang mereka bicarakan. “Nih, Sayang balas gih.”
“Males ahh, Oppa.” Sari langsung menolak. “Ngapain juga diladenin. Oppa mau aku ketemuan sama orang kayak gitu ?”
Cahya masih dengan sisa-sisa tawanya. “Suruh aja dia nyamperin Sayang ke sini. Aku pengen tau manusianya kayak gimana.” Oh oh, Sari segera mengenali, ‘Evil Cahya’ mode: ON. “Cepet dibalas. Kalau dia emang laki, suruh ketemu ke sini.”
“Andwae Oppa... Shirreo...” Sari merajuk. Oppa-nya ini juga ada-ada saja. Masa’ mau memaksanya ketemuan dengan makhluk asing yang ia tidak minat sama sekali, demi iseng ? Sungguh tidak masuk akal.
“Udah, balas aja kok. Kalau nggak gini dia pasti bakal gangguin Sayang terus.” Cahya bersikukuh tak mau kalah. “Emang Sayang mau dismsin terus ?” Senyumnya mengembang saat Sari menggeleng pasrah. “Nah, gitu pinter. Sekarang panggil dia ke sini. Biar kapok dia, sudah berani gangguin pacar orang.”
Mau tak mau Sari mengikuti saja alur permainan Cahya yang tampak menikmati setiap kemajuan dari sms-sms yang diterima Sari kemudian. Tanpa sadar Sari tersenyum. Ditemukannya lagi satu nilai lebih dari kekasihnya itu. Perhatian tidak langsung yang diberikan Cahya padanya. Kelembutan hati di balik tutur katanya yang kadang sembarangan, namun memesona.
Sembari menunggu si penggemar-korban-iseng itu muncul keduanya segera terlibat dalam percakapan ringan yang intim. Ditemani gelas-gelas tinggi jus masing-masing, Cahya dan Sari membicarakan apa saja. Mereka mengobrol seru dan tertawa. Saling mendengarkan saat yang lain bicara. Malam yang membuat Sari merasa begitu bahagia, lebih-lebih karena bisa bersama Cahya.
Namun tak pelak, Cahya masih berambisi meneruskan keisengannya. Memonitori yukime dan meminta Sari cepat membalas jika ada sms baru masuk dari si penggemar. Tapi sayang, beberapa saat berlalu tidak ada sms lagi. Sari mendapati yukimenya yang ganti merajuk. “Sial.”
Sigap gadis itu merestart ponsel tunggalnya. Berharap tidak ada masalah, sementara Cahya yang tak mengerti cara kerja yukime hanya bisa memerhatikan dengan tak sabar. “Hapenya Sayang sering gitu ya ?” Selorohnya membuat Sari menatapnya sok galak. “Sini sini, aku bantu betulin case-nya.”
Tak yakin Sari mengangsurkan yukime pada Cahya. Namun dalam sekali sentakan ujung tepi silicon case ponsel itu langsung sobek. Cahya buru-buru meletakkan benda malang itu begitu saja sambil nyengir bersalah.
“Yak ! Oppa ! Malah sobek...” Sari mengamuk. “Yaaah... Harus ganti dong nih.” Dengan teliti dikembalikannya case itu seperti semula walau bekas sobekannya jelas terlihat.
“Maaf ya, Sayang. Habisnya...”
“Lho !?” Pekik Sari mengejutkan Cahya. “Sms-smsku nggak ada semua, Oppa... Gimana nih ?” Buru-buru Sari mengecek ulang data-data dalam ponselnya. “Iyaa... Smsku hilang semuaa...”
Kening Cahya berkerut. “Kok bisa ?”
“Gara-gara Oppa ini kan. Smsku jadi hilang. Sms-sms dari Oppa hilang semua. Tanggung jawab ! Kirimin ulang semua smsnya.”
Cahya terkekeh. “Mana bisa ? Aku nggak pernah nyimpan sms kok. Ya nanti kan aku sms Sayang lagi.” Sari akan membuka mulut untuk protes namun jari telunjuk Cahya sudah menyentuh bibirya. “Biar aja sms-sms itu hilang. Yang penting aku nggak hilang dari Sayang, kan ?”
Cesss... Dan Sari merasakan amarahnya menguap seketika. Berganti dengan senyum salah tingkah untuk menutupi rona memerah wajahnya atas apa yang baru saja diperbuat oleh Cahya.
“Hemm... Sudah jam 9 ini, penggemarmu nggak jadi datang ya ? Ahh, dasar pengecut.” Ujar Cahya sembari menyeruput sisa jus terakhirnya. “Ayo cepat dihabisin, Yang. Aku antar Sayang pulang.”
Sari mengangguk. Senang menerima uluran tangan Cahya yang menariknya berdiri. Berdua mereka berlalu meninggalkan cafe itu. Meninggalkan si penggemar rahasia yang rupanya sudah diam-diam menunggu. Biar saja, jangan mengganggu. Biar saja tetap seperti itu. Selalu...

***

Kamis, 13 Juni 2013

Secangkir Hujan

nyata kutemui rasa sakit
kala dingin merengkuhku dalam dekapnya
kurasakan perih ini kian mengiris
mengiringi serpihan hujan 
yang membaurkan kenangan 

aku telah melihat sepi yang kau nikmati

tak dapatkah kau percaya ?
sekali saja...
sungguh,
alih-alih aroma kopi hitam yang mengepul 
memburamkan ingatan,
yang ku hidu setiap rindu 
adalah wangi lembut tubuhmu 
serta harum nafasmu 

seharusnya hujan ini 

mampu menyampaikan semuanya 
segala rasa 
tentang rindu 
tentang dinginku tanpamu 
dan harapku akan cinta hangat darimu 
tapi sayangnya ia bisu 

dan langit boleh saja menangis semaunya 

asal kau membagi suhu tubuhmu 
aku tidak akan apa-apa 
kita akan segera melihat pelangi bersama 
membagi warna-warninya 
meleburnya dalam cangkir-cangkir kopi kita



13 Mei 2013

OPPACHAGI as RYUUZAKI

Nggak mungkin nggak tau Ryuuzaki, kan ? a.k.a Lawliet a.k.a L (baca: eru/el) ! xD Karakter penting anime/manga Death Note, one of my most favorite title ever. Cowok usia dua puluhan kurus tinggi agak sangkuk. Suka makan makanan manis, insomnia akut, cerdas cadas! Emotionless, bossy, cuek, king of his own world. Ketceh badai lah, pokoknya. 
Ngosplay-in dia? Gampang. Outfitnya pasti: kaus putih lengan panjang loose, jeans biru tua yang loose juga tentu. Rambut diberantakin dikit, lalu ngejongkok di atas kursi sambil gigit-gigitin ibu jari. Jadi L sudah! *plokplokplok*
And that what nae oppachagi did tonite...
Pagi ini masih sedikit lemas, meski rasa lega sudah kuusahakan terisi ke mana-mana di seluruh penjuru hatiku. Kejadian kemarin sore, remember? Aku masih cukup terpukul, jelas. Tapi mengingat dia sudah membaik semalam then i got an amazing one thing, mungkin oppa sengaja diam karena nggak ingin melimpahkan kemarahannya yang berlebih padaku. Dia tahu aku paling takut dia marah. And his ‘magic world’ aku hampir lupa saking tidak pernah lagi menjumpai kata-kata bengal itu dalam sms-smsnya belakangan ini. Lagi-lagi, mungkin, dia nggak ingin sampai berkata seperti padaku. Alhamdulillah... Akhirnya... :’)
Aku benar-benar bersyukur. Tapi untuk kenyataan bahwa aku masih sering kesepian menghadapi yukime yang sunyi akan dentingan tone sms darinya, memang seperti itu, nggak bisa diapa-apakan lagi.
Maka siang itu aku coba peruntungan untuk meng-sms-i-nya sebuah kabar: nae eomma wanted him to come to our house. Jederrr!! Cetarr membahenol sekali pakai ‘sungguh’ kan? *okeh, saya lebeh*
Jadi bahas ke mana-mana kan, nih... >_<

Tanpa disangka-sangka oppa datang. Setelah sebelumnya memberi ucapan “selamat berbuka puasa” yang sukses bikin aku senyum-senyum sesorean. Dia benar-benar sudah nggak marah lagi rupanya. Syukurlah. Syukurlah.
Then there he was. Came for me. Bawain aku makanan pula. Dia pikir aku belum makan, padahal tadi aku sudah bawa bekal. Aiiihh... Sayangku. :*
Jam mengajar sudah selesai dan kami akan mulai main monopoli ketika dia memutuskan untuk ikut bergabung. Betapa lucunya ! Kami main monopoli berlima sampai tahu-tahu tepat jam delapan malam dan hanya tinggal kami berdua di sana.
Malam itu dia berubah menjadi seorang anak laki-laki besar yang manja. Dia memelukku erat, membenamkan dirinya lama di sana. Aku membiarkannya saja. Tidak ada keberatan, malah aku suka. Aku suka oppa yang seperti itu. Yang sudah mau jujur bahwa dia sedang membutuhkan aku.
Oppa menemaniku makan, i told u i have done my diner. Tapi untuknya aku akan makan lagi dan lagi sebanyak yang dia mau aku untuk makan. Dia menemaniku sambil bermanja-manja, sambil bertanya. Perihal undangan dari nae eomma untuknya. I told him what i knew, what i wanted him to do for this. Dan alhamdulillah responnya sangat baik. Hatiku hampir saja menari jika nggak tahu diri. Rasanya semua beban di hatiku sudah terbebas. :)
Tahu-tahu dia bangkit, sedikit merajuk saat aku iseng mengacak-acak rambutnya yang malam itu memang terlihat sangat bagus padanya. Tepat ketika dia akan kembali, and he did it ! xD Berjalan sangkuk ke arahku dengan dua tangan tenggelam dalam kiri-kanan saku depan celana jins belelnya.
“Eh, aku kayak L, ya?” Ujarnya polos sementara aku melongo parah. Atau terpesona lebih tepatnya. *blushed*
Tapi detik berikunya.. Omaigat !! Aku berlari memeluknya. “Oppaaa... Tega sekali kamu menirukannya.” Aku masih heboh dalam peluknya, oppa balas memelukku. “Kamu-kamu kenapa mirip sekaliii... Huaaaa... Kamu mirip, iya kamu L !” Kembali histeris, aku memeluknya lebih erat. Merasakan oppa tertawa-tawa sambil mendekapku dalam-dalam.
Tuhan, bagaimana mungkin Kau menghadiahiku kekasih yang sesempurna ini ? Aku benar-benar sangat beruntung memilikinya, Tuhan. Aku beruntung bisa mencintai dan dicintai olehnya.
But unfortunately, oppa got cough and flu. He said that he shouldn’t *iss me for a moment. Hehehe... Dan harusnya aku nekat maksa memotretnya saja. Ahh... Aku sangat suka dia, lebih dari apapun di dunia.
Jeongmal neomu neomu saranghae oppachagiya - nae ryuuzaki - nae eru... :*

Rabu, 12 Juni 2013

21 Maret 2013

“Aku sudah benar-benar nggak bisa, Kak...” Sari menemukan suaranya bergetar hebat. Tangannya menggenggam ponsel kuat-kuat seolah benda mungil itu adalah tumpuan satu-satunya, dan akan limbung dirinya jika genggaman itu dilepaskan.
Dengan bibir yang tampak sudah tidak berdaya untuk digerakkan ia berucap lagi, “Aku sudah nyaris gila. Aku nggak akan bisa bertahan dengannya lagi. Aku nggak sanggup, Kak. Kakak harus menolongku...” Sangat lirih, tapi Sari yakin segenap energinya sudah habis untuk itu.
“Andai aku bisa menolongmu, Sayang...” Suara rendah di seberang telepon itu menyahut. Sama lirih dan sarat pilu dengan milik Sari yang didengarnya sejak tadi. Dihelanya napas panjang. Ia tahu hal seperti ini akan segera terjadi. Tapi secepat ini, adalah yang ia harap tidak pernah mau tahu.
“Bawa aku, Kak. Bawa aku pergi bersamamu, atau aku bisa mati di sini...”
Suara gadis itu kian melemah. Timbul tenggelam diantara isak tangis dan pengaturan nafas yang tak sempurna. Cahya tahu kekasihnya itu benar-benar menderita saat ini. Dan ia sangat membenci dirinya yang bahkan tidak mampu berbuat apa-apa untuk Sari.
“Sayang nggak boleh ngomong gitu.” Ucapnya pada akhirnya. “Badai ini akan segera berlalu dan kamu menghadapinya bersamaku.” Berharap kalimatnya dapat sedikit menenangkan gadis itu, dan juga hatinya yang tak henti bergemuruh. Ingin sekali Cahya mendatangi Sari untuk memeluknya. Memberitahu gadis itu bahwa Cahya bersamanya. Tapi ia tidak bisa. Semuanya tidak sesederhana itu. Tidak sesederhana impiannya dan Sari untuk bisa bersatu.
Sari kembali terisak. Bersusah payah menyusun kata. “Me-mereka semua jahat padaku. Mereka yang sangat kusayangi tega melakukan hal ini padaku.” Dan tangisnya kembali pecah.
Cahya sudah akan mengucapkan sesuatu. Bibirnya sudah terbuka namun diurungkan niatnya. Ia mendesah lagi. “Aku tahu Sayang kuat. Sayang pasti bisa melewati malam ini. Dan berjanjilah akan tetap bertahan hidup untuk bersamaku nanti.”
“Sayang masih nggak mau makan?” Pertanyaan Cahya menguap. Hanya isak tangis Sari yang bisa ia dengar, lain tidak. Terakhir kali diingatnya Sari sempat mengabarinya sudah makan siang tadi. Setelah itu Cahya yakin tidak ada apapun yang masuk dalam tubuh lemah gadis itu hingga kini. Kecemasan kembali menyusup dalam celah-celah hatinya. “Aku sama tersiksanya sepertimu, Sayang.”
Dihelanya nafas panjang. Berat sekali. “Yakin mau pergi bersamaku? Kita lihat bagaimana perkembangannya dulu. Kalau memang tidak ada pilihan untuk kita, aku akan membawamu pergi.” Janji Cahya. “Makan atau minumlah sesuatu, lalu tidur. Ini sudah hampir subuh. Dan Sayang sudah menangis sejak jam sembilan malam tadi.”
“I-iya, Kak...” Sari bersuara akhirnya. “Tapi aku tetap belum bisa tenang.”
“Kamu percaya aku, kan?” Cahya yakin Sari mengangguk pelan di seberang sana. “Berdoalah, semua akan baik-baik saja. I love you, Sayang...”
“Love you too, Kak Cahya...”

***

Senin, 10 Juni 2013

060713 (6:36 PM)

Tahu kenapa aku sangat senang sudah 'bisa' sholat lagi? Agar aku bisa banyak2 berdoa setiap kali selesai sholat. Mendoakanmu lekas sembuh, mendoakan kita baik2 saja dan makin kuat tiap harinya.

Kamu harus tahu bahwa aku benar2 menyesal. Selalu bermimpi bisa mengulang lagi hari kemarin, hari di mana kamu terluka olehku. Memang selalu seperti ini, aku selalu terlambat menyadari. Mohon kamu tetap memberitahuku apa yang sebaiknya aku lakukan, dan apa yang tidak seharusnya ku lakukan.

Aku mohon, Chagi, aku mohon untuk entah yang ke berapa kali. Apapun. Apapun asal jangan pergi. Apapun asal kamu tetap di sini. Tetaplah di sisiku seperti ini. :'( I beg you not to leave me, please...

Aku sangat sayang kamu, Chagiya. Mohon maafkan aku... (╥﹏╥)

060713 (9:22 AM)

Then you've been killing me first. :')

Once again i see this nightmare while my eyes wide open, always the same. What was i afraid of; you, your heart, your feeling, and your thinking of me. But as always, we had passed those nightmares away. And met the sunshine, together.


Sekali lagi dicaci-maki seperti itu, seperti aku tidak ada harganya sama sekali untukmu. Memang mungkin, karena nyatanya kamu mampu memuntahkan segalanya padaku. Dan sekali lagi pula aku ikhlas menelannya karena memang aku yang bersalah. Mungkin bagimu aku selalu salah.


Kamu pun sudah bosan dengan berbagai macam permintaan maafku. Lalu bagaimana inginmu sebenarnya? Haruskah aku mengizinkanmu menamparku? Memukulku? Untuk melampiaskan semuanya tanpa sisa? Silakan. Tidak masalah. Siapa tahu itu bisa membayar sakit hatimu. Melunasi ketidakpuasanmu. Aku sungguh-sungguh serius, tanpa bermaksud kurang ajar dan dengan tidak mengurangi rasa hormat dan sayangku padamu.


'Cause as always, anything you've said, you are still and always be mine. My everything. 

Maka sampai mati pun aku tidak akan berhenti berusaha, entah bagaimana pun caranya, agar kamu bisa memaafkan aku dan kita kembali berbaikan lagi.

I'm so sorry, love. I do love you so much. :*

Minggu, 09 Juni 2013

'oppachagi' CDC

aku mengenal genggaman tangan itu
mengingat betul setiap lekuk jemari
merekam jelas hangat yang tercipta
dalam sudut kecil hatiku

aku mengenal bayangan itu
bayangan sosok yang selalu kurindu
bayangan yang melahirkan haru 
satu-satunya di dunia ini
yang melenyapkan raguku

aku jatuh cinta
pada tawa lepas dari sudut bibirmu
bibir yang membuatku candu
aku jatuh cinta 
pada setiap kebersamaan kita
pada perbincangan kala senja 
pada kelakar-kelakar 
pada dentingan gitar 
pada besarnya mimpi yang kau perlihatkan 
tanpa syarat 
tanpa terikat

aku mencintaimu begitu saja
begitu membuka mata dan 
dirimu lah segalanya
aku merindukanmu tak peduli waktu
persetan yang lain meragu
yang ku tahu 
aku hanya menginginkanmu
di sini
di sisiku...