Sabtu, 31 Januari 2015

Sayonara

Kepada Januari,

Tahun ini pun, terima kasih sudah datang. Meski bukan dirimu yang sebenarnya ingin kutemui, aku tidak pernah menyesal. Tiga puluh hari yang kita lalui, sudah memberiku lebih dari cukup. Well, bohong jika kubilang setiap hari merasa senang. Tapi sungguh, banyak hal berharga sekalipun berasal dari luka yang kuterima dari hampir sebulan kebersamaan kita.

Ingatkah saat kita akhirnya bertemu kembali? Ya, seseorang yang waktu itu bersamaku adalah kekasihku. Ikut menunggu demi terus menemaniku yang sudah tidak sabar untuk segera mengenalkannya padamu. Kala itu kukatakan padanya, bahwa kehadiranmu akan sangat penting dan berpengaruh pada hari-hari kami selanjutnya. Atas keputusan-keputusan yang kiranya akan kami ambil tatkala kau sudah akan pergi lagi dan kami akan bertemu penerusmu sebagai gantinya. 

Tak kutemukan ia ragu pada kepercayaanku padamu. Kusadari ada haru menyusup dalam hati begitu tangan kalian saling menjabat lalu bertukar sapa. Ia sama senangnya denganku, yang diam-diam menaruh harap dan membisik doa, "semoga Januari akan bisa mengantarkan kami pada kebahagiaan yang kami cari."

Dan itulah kenapa aku ingin meminta maaf. Maaf karena sudah seenaknya menggantungkan harapan-harapan besar kami padamu, tanpa peduli hal itu mungkin memberatkan. Harusnya aku tahu, kami bukan satu-satunya pasangan di dunia ini yang menginginkan kebaikan darimu. Jadi apabila kami masih belum menemukan kebahagiaan yang kami sangka berada dekat denganmu, adalah tanggung jawab sekaligus kewajiban kami untuk tidak merasa kecewa, pun menolak menyalahkanmu.

Jika bukan karena kau yang terus menyemangati kami hingga tiga puluh hari kami berlalu bagai mimpi bisakah kau bayangkan semenyedihkan apa kami yang mengira telah kehilangan harapan? 

Kau pasti akan pergi dalam beberapa jam lagi. Maka bersamaan dengan surat ini, biarlah kukubur sedihku di penghujungmu. Agar kelak tidak ada penyesalan dalam kegagalan. Agar tidak pernah muncul sebersit prasangka dalam buket tawa bahagia yang barangkali belum kudapat darimu yang mampu disuguhkan oleh bulan-bulan lain setelahmu. 

Bila kita memang diizinkan bersua kembali tahun depan, kuharap itu adalah giliranku membawakanmu setangkai senyuman. 
Di bawah naungan hujan, akhir Januari 2015, 


Liya anak Maret
Surat Ke-2 #30HariMenulisSuratCinta

Jumat, 30 Januari 2015

Selamat Ber-#30HariMenulisSuratCinta!

Dear para Abang ketjeh, @catatansiDoy dan @zarryhendrik,

Selamat sore! *salaman*
Salam kenal dariku, seorang newbie di proyek #30HariMenulisSuratCinta. Sudah dua tahun belakangan aku tahu tentang hajatan ini, dan pada 2014 lalu sudah sangat ingin berpartisipasi tapi sayangnya terlanjur ketinggalan start, jadi aku baru bisa mewujudkannya sekarang.
Hajimemashite, yoroshiku onegaishimasu! *bungkuk badan*

Aku cukup senang menulis, dan tentu saja (yang mungkin sedang kalian baca) ini adalah surat perdanaku, yang dengan senang hati kutujukan pada kalian berdua. Jika tersampaikan ya syukur alhamdulillah, tidakpun, hehehe... Anggap saja aku ikhlas bertepuk sebelah follow(?).

Bang @catatansiDoy dan Bang @zarryhendrik, aku memang tidak mengenal kalian berdua secara personal. Bahkan baru saja mem-follow akun twitter Bang @catatansiDoy hari ini, begitu tahu bahwa Abang @catatansiDoy-lah yang menjadi tukang posku. xP Doakan agar aku tetap istiqomah menulis surat setiap hari ya, jadi Abang akan sering-sering melihat (akun)ku yang kian aktif dan produktif. Jangan lupa di-RT juga, ya. *dilempar keyboard*

Tapi aku memang followermu, Bang @zarryhendrik, meski sampai sekarang aku belum paham benar, Abang ini 'cuma' selebtwit atau memang selebriti layar kaca juga, sih? Sepertinya tenar sekali. Huahahaha... xD *follower durhaka* But since we are in the same red Merseyside, I'll always walk with you. \m/ #YNWA

Bang Z tadi sempat mention @PosCinta minta dikirimi surat, kan? Nih, sudah dapat. ;)

Sejujurnya, proyek #30HariMenulisSuratCinta ini baru kutahu saat scrolling timeline-nya Bang Z, dengan sedikit mencuri waktu luang di sela-sela jam kerja yang untungnya bisa diajak kompromi di Hari Jumat. Tak ingin membuang kesempatan dan terlambat seperti tahun lalu, segera kuyakinkan diri untuk ambil bagian tahun ini, cepat-cepat menulis surat sebelum batas waktu ditutup. Jadi mohon maklum ya, jika menurut kalian isi suratku demikian randomnya. Semoga besok aku bisa menulis surat yang lebih baik lagi. >_<

Akhir kata, senang bisa menulis sebuah surat untuk kalian. Jyaaa ne! *bungkuk* *tabur kissbye*



Mojokerto, 30 Januari 2015
Surat Ke-1,


Liya dari @ercehauliyasari

Rabu, 21 Januari 2015

8elonging Each Other

21 Januari! *tepuk tangan*

Rasanya baru kemarin bertahun baru, dan semingguan lagi sudah akan berjumpa Februari. Time flies surely fast!

2015 kami dimulai dengan segala yang baik. Berharap ke depannya pun, kami akan tetap seirama dengan kebaikan-kebaikan yang membaikkan diri dan masa depan kami. Perlahan tapi pasti, kami sudah memiliki peta masa depan kami sendiri. Diam-diam tapi pasti, sedikit demi sedikit kami pasti akan bisa mewujudkannya. Inshaa Allah, aamiiin...

Aku tahu aku sudah mengacaukan malam ini. Entah kapan tertidur, begitu kubuka mata, Chagiya sudah berkacak pinggang tepat di depan pintu kamarku yang terbuka lebar. Ia nyengir, memamerkan deretan gigi-giginya yang asimetris tapi super-manis.
"Baru bangun? Cuci muka dulu sana, Yank," ia beranjak ke ruang tamu, dengan masih memperdengarkan suara tawanya yang khas. 
Aku mencelat ke kamar mandi, mencuci muka dan bersiap seadanya. Tidak ada orang yang senang menunggu terlalu lama, kan. Aisshh... Bisa-bisanya aku tertidur menjelang jam janjian! *mianhae Chagi* T__T

Lapak crepes yang dimaksud Chagiya terletak di perempatan jalan raya Ijen-Semeru, semerk dengan crepes yang pernah kubeli di daerah perumahan Gatul. Varian rasanya banyak! xD Kami membeli 5 rasa berbeda: chocoberry, chocochips-cheese, chococheese, keju-mesis, dan sosis-keju-pedas. *nomnom*

Gerimis mulai turun saat kami memesan terangbulan rasa chocoberrycheese dan ketan hitam recomended by Chagiya. Saat akan pulang, langit tahu-tahu cerah kembali, sehingga alih-alih pulang, kami bertolak ke arah kota.

There are some stuffs in our checklist that haven't completed yet, like: baju manset (putih dan hitam), jilbab (putih dan merah), towel, and underwear. I had no idea of the white manset and the veils. We didn't find anything at the first shop, but alhamdulillah we got the black manset and a set of cutie underwear in our second stop.  Sebenarnya Chagiya ingin membelikanku handuk model baju, tapi urung karena kubilang aku sudah punya yang model biasa tapi bermotif lucu, so we don't need to buy it again. :3

Chagiya teringat wacana kami soal membuat kemeja untuknya sebagai couple dari dress milikku. Lantas kami masuk ke sebuah toko kain dan membeli 2 meteran kain berwarna biru dan marun dengan efek glitter, sesuai keinginannya. Done! Tinggal dijahitkan saja. :)

Keluar-masuk tempat perbelanjaan membuat Chagiya-ku lelah dan haus (karena terus mengekoriku memindai rak-rak baju, hehe), maka aku setuju untuk mampir ke kedai es putar di daerah Benpas sebelum pulang.

Begitu melihat menu es krim aku langsung bersemangat. Memesan paket es krim dengan 3 scoop varian rasa. Komposisi stroberi-vanila-greentea menarik minatku, sedangkan Chagiya mencoba perpaduan rasa stroberi-cokelat-nangka untuk es krimnya, plus memesan 2 apem-londo dibawa pulang. Belum habis es krim, Chagiya dan aku sepakat akan porsi es krim yang di luar perkiraan.
"Kelihatannya aja scoop-nya kecil ya Yank, tapi pas dimakan kok kayaknya nggak habis-habis?" selorohnya lugu yang segera kuiyakan. Kalau saja sudah makan malam, aku pasti tidak akan bisa menghabiskannya.
Dalam hati aku sangat bersyukur sudah berhasil membujuknya agar tidak membeli kue putu, 'cause as you know, makanan yang kami beli tadi sudah cukup banyak tanpa harus membeli lagi, kue putu yang bahkan kami tidak tahu harus beli di mana.

Sesampainya di rumah kami sama-sama terkapar. Chagiya sempat makan malam sebentar sebelum pulang. Kami mengevaluasi perjalanan kami malam ini. Chagiya tampak sangat puas dengan hasil wisata kuliner dan keluar-masuk kami ke toko pakaian. xD

What a wonderful night! *hug*

Well, selamat tanggal 21 kita yang kedelapan, Sayang...
Tetap jadi dirimu yang selalu kusayangi, ya... :*

Minggu, 11 Januari 2015

January no SadTjur-day

Saat memosting ini, aku tengah galau lantaran sudah hampir semalaman koneksi internet Akaharu ngehek. Padahal banyak yang ingin ku-share, but, yaah... I can't help buy keep patient. :(

Sabtu pagiku terlanjur berantakan ketika semua jadwal molor karena harus mengantar Si Tengah kuliah. Dalam perjalanan pulang melewati Bypass, aku sempat terhempas kendaraan besar roda empat yang dengan ngawurnya melanggar marka jalan dari arah berlawanan. Aku 'terlempar' ke jalan tanah dengan Hojo masih pada kecepatan statis.

Hojo melonjak-lonjak pada permukaan tanah yang lebih mengerikan dari sekadar 'buruk'. Bebatuan, pasir, hingga lubang-lubang menganga terpaksa diterjang, dengan aku yang setengah mati berusaha tetap pada kesadaran dan kendali kemudi, merapal doa-doa keselamatan.

I had no ide about what was happening to me, but it was an ekstrem experience for real. Taruhannya nyawa! Seharusnya aku menghentikan laju Hojo daripada terus menerjang 'track' setan tadi. But I just couldn't do what I was supposed to do. Masih diberi kesempatan untuk tetap selamat saja, itu sudah lebih dari cukup. >_<

Ini memberiku pelajaran: manusia seringkali merasa sombong terhadap apa yang sudah berhasil didapat tanpa memahami sesungguhnya kemampuan yang dibanggakan itu bukan miliknya, melainkan pemberian Tuhan yang tidak mustahil akan Diambil kembali sewaktu-waktu.
"Aku kan pembalap!"
See? Pembalap arena profesional saja sangat mungkin mengalami kecelakaan bahkan kematian dalam melakukan aksinya, apalagi aku yang amatiir~~ *mewek*

Ke-tidak-terlalu-beruntung-anku berlanjut hingga di kantor. Ada saja kendala terjadi –yang sekalipun sepele tetap bikin pusing. Evaluasi akhir tahun yang diagendakan juga batal, diganti dengan meeting di kantor berhadiah makan siang. Hehe... :P

Urung merasakan bersantai sambil menikmati pemandangan dan masakan khas rumah makan dataran tinggi, aku justru senang karena tidak perlu galau akan pulang terlambat sekaligus menghapus kemungkinan mangkir dari jadwal nobar. Barakallah! xD *sujud syukur*

Sebelum pulang Ibuk menelepon, memintaku mengantarkan oleh-oleh untuk Memes (calon ibu mertua xP) ke 'rumah timur'. Aku merasa salah dengar. Namun ketika di rumah sudah disiapkan beberapa macam kue dan penganan dalam kardus dengan tas pembungkus cantik, aku nerveous seketika. Kapan kali terakhir aku menampakkan diri di rumah Oppa? 

Sesuai perkiraan, belum separuh perjalanan aku sudah mulas. Gugup. Tiba-tiba merasa tidak percaya diri. *iya lebeh, biarkan* Sengaja kupilih rute luar, berharap bisa sedikit mengurangi ketegangan. Andai aku lupa lokasi pasti rumah Oppa, tapi ternyata otakku memang cerdas di saat-saat yang aneh. 

Buk Mudah tampak baru selesai menyapu halaman saat Hojo tiba di depan rumah yang bagiku begitu familiar dibandingkan rumah lain di daerah itu. Usai menyilakanku di teras seperti biasanya, wanita itu masuk, katanya akan memanggilkan Memes. Aigooo~ makin lama perutku makin mulas! 

Memes (maaf jika kurang sopan, karena Oppa menggunakan kata ganti tsb saat membicarakan beliau denganku dan untuk menghindari rancu dengan panggilan untuk ibuku sendiri. Prakteknya aku, tetap menyebut beliau dengan 'Ibu') muncul beberapa saat kemudian. Syukurlah beliau sudah ada di rumah. 

Aku sama sekali tidak punya persiapan akan mengobrolkan apa. But since Memes and Buk Mudah are so kind, alhamdulilah... pembicaraan kami lancar, terkesan cukup akrab, dan menyenangkan. Sampai-sampai adzan maghrib sudah terdengar dan kami harus pulang meski Memes menyarankanku dan Iis untuk ikut sholat di sana saja. *kan malu, Meeeess... xD

Begitu urusan dengan keluarga Oppa beres, aku amat sangat lega dan bahagia. Ehehehe... Hanya bisa mengucap syukur alhamdulillah, semoga setelah ini pun tetap dimudahkan dan dilancarkan. Aamiiin...

Next: konsentrasi untuk siap-siap nobar! Sunderland vs Liverpool!! Wohhooo~~

Kali kedua nobar di K-ng Ucup pasca cafe tersebut direnovasi. Sayangnya, tidak seperti pada nobar awal tahun lalu, it was messed! :( I hate to say but suasana nobar kali ini jauh dari kata 'hore'. Pasalnya selain peniadaan HTM membuat venue tidak eksklusif, K-ng Ucup serasa bukan markas anak KM lagi, saking banyaknya komunitas gaje yang ikut-ikutan nongkrong. :'( Mana bisa nobar dan ngechant dengan kusyu', kan? >_<
We are Kopites Mojokerto!
Gol tunggal Markovic sukses memenangkan Liverpool atas tuan rumah. Sekalipun permainan The Reds terlihat membaik, tidak ada lagi gol tambahan hingga peluit panjang berbunyi, padahal Sunderland hanya bermain dengan sepuluh orang saja, usai seorang pemain terpaksa diberi kartu merah sebagai kompensasi pelanggaran terhadap tim tamu.
Selebrasi kemenangan kami lakukan dengan berfoto-foto. :D Rasanya sudah sangat lama sejak terakhir kali kami guyub seperti ini (biasanya sih, akunya yang ketinggalan karena tidak bisa nobar malam). Alhamdulillah, alhamdulillah~~ :))

Kesimpulan weekend kali ini : "Stay calm and keep (try to always) in positive thinking about everything, though you don't deserve to."

Aku meyakini karena ini memang benar terjadi padaku; jika kita berpikir bahwa hari yang dimulai dengan ketidakberuntungan tidak akan ada kebaikan di dalamnya (sama sekali), memercayainya –yang mana secara tidak langsung akan menjadi doa–, maka kebaikan yang seharusnya bisa datang pada kita pun meski kecil/sesekali– benar-benar tidak akan menghampiri. 
Percayalah terhadap yang baik, maka kamu akan mendapatkannya. Begitupun berlaku sebaliknya. 
Manusia selalu hidup dalam pemikiran dan prasangka. Jadi bahagiamu akan sangat mudah ketika kamu mensyukuri apa yang hidup telah beri padamu dan berbaik sangka bahwa kamu beruntung dengan keadaanmu saat ini, bagaimanapun itu. Maka tidak akan ada istilah 'kurang', melainkan 'lebih baik lagi'. :))

Anw, ini postingan orang ngelantur. Happy weekend, Lads! #YNWA

Rabu, 07 Januari 2015

B(e)tter-Sweet You

Sudah bukan mungkin lagi jika bertemu dan melewatkan waktu bersamamu adalah satu dari beberapa hal yang mustahil membuatku bosan.

Seperti halnya rutinitas pasangan kekasih lain: mengobrol seru via chat, tertawa, berbeda pendapat, berselisih, saling diam dan merajuk, merindukan satu sama lain, lalu berbaikan, dan makin bersahabat erat dari sebelumnya.

Kamu dan aku juga mengalaminya. Hari-hari dengan kegiatan masing-masing yang tidak mudah, tema obrolan yang kadang tidak nyambung, tidak jarang menyulut ketegangan di antara kita. Namun sebagaimana aku memercayaimu, seyakin itulah aku bahwa kita berdua akan selalu baik-baik saja.
"Kamu rese' kalau lagi kangen!"
Maka aku mengajakmu bertemu. Sudah tidak kaget lagi dengan kelakuanmu yang merindukanku tapi tidak mudah bagimu untuk segera menemuiku, lalu merajuk sebagai gantinya. ;) Besok hingga weekend kamu mungkin belum berkesempatan menemuiku, jadi malam ini aku sangat bersyukur berhasil 'memaksa'mu berkeliling kota bersama, hingga pulang larut karena keasyikan ngopi dan mengobrol dengan kawan-kawan kita. ^_^

Untung ibuk tidak (terlalu) marah, ya. Hehehe...

Semoga kamu sesenang aku sekarang. :))

Ummm... have been missing you already. See you soon, Darl. :*

Kamis, 01 Januari 2015

Hey, Future!

2014 terlalu membahagiakan untuk buru-buru dibukukan. Begitu berarti untuk lekas diakhiri. Tersimpan 365 hari sarat kesan di dalamnya. Menyaksikanku bertahan dan berharap. Menumbuhkan kedewasaan, pun mimpi-mimpiku.

Tidak bisa kukatakan bahwa dalam setahun ini aku berkembang dengan sempurna tanpa cela, tapi bisa kupastikan aku sudah tumbuh mendewasa sebaik yang aku bisa. ;) Sungguh, pembelajaran oleh hari-hari di 2014 penuh berkat mana yang tidak penting hingga layak untuk kuabaikan?

Bicara tentang akhir tahun, bicara tentang napak tilas peristiwa 'ter' dalam setahun. Ummm... kaleidoskop?

Terlalu banyak cerita di setiap harinya, dan hampir semuanya bermakna. Jika aku boleh membilang beberapa tanggal, yang paling tidak (akan) bisa kulupakan; 21 Mei, 3 Agustus, 28 November, 6 Desember, lalu 31 Desember adalah beberapa yang kusebut tanpa ragu. :*

31 Desember adalah hitungan terakhir di 2014 ini. Ia bahkan selalu ada di sudut bawah kalender di tiap tahunnya. Tapi yang membuat 31 Desember 2014 berbeda dengan 31 Desember lain sepanjang hidupku adalah seseorang kecintaan tengah bersamaku. Bersama kami menyaksikan detik-detik penghabisan tahun yang kemudian disusul dengan pembukaan tahun baru. Penuh syukur atas segala yang telah kami lalui dan dapatkan di 2014, serta tak lupa menyematkan barisan doa agar apa-apa yang kami rencanakan di 2015 ini berjalan sesuai keinginan dan harapan kami. Aamiiin... :'))

Meski roti bakar dan gelas-gelas teh kami sudah lama mendingin, adik dan para sepupu mudaku masih betah begadang, bermain monopoli, sementara aku dan Chagiya menghabiskan banyak pembicaraan di teras depan sambil sesekali mengawasi mereka yang ribut tentang aturan game. What a joyful midnight! :*

Chagiya pamit pulang menjelang pukul dua dini hari. Usai melihat kembang api yang menyala begitu masuk 1 Januari 2015, 00:00 WIB, kami masih belum puas mengobrolkan apa saja, seolah mengganti waktu selama kami tidak bertemu pada beberapa hari sebelumnya. Hehehe...

Dan sesuai dugaan, karena tidur sangat larut, kami akhirnya melewatkan agenda jalan-jalan dan memilih bergelung di ruang tv sambil menonton. Sebagai gantinya aku mengajak saudara-saudaraku itu membuat es krim bersama dan ikut bermain monopoli.

Hampir lupa kalau malam ini Liverpool akan bertanding kontra Leicester. Kick off jam setengah 9 malam, kira-kira akan berakhir tidak kurang dari jam 11. Pikirku mustahil aku bisa ikut nobar match tersebut.

Kemudian aku baru ingat saat menemukan Rizky bergelung dalam selimut memainkan hp. Hari minggu lalu aku sempat mengajaknya datang ke acara futsal-nya dulur abang, dan dia tampak  cukup tertarik. Kenapa tidak minta ditemani nobar dia saja? :P

Kami menang saat Hojo meluncur di jalanan menuju venue nobar. Alhamdulillah, meski mengomel ini-itu ibuk akhirnya mengizinkan kami pergi. Yang membuatku lebih exited, ini perdana bagiku untuk nobar midnight, dan Chagiya yang sudah bilang akan terlambat nobar, tidak tahu kalau sudah duduk manis di K-ng Ucup lebih dulu.

Dia cuma tertawa sambil mencibir ringan, "Yo ngunu, wes nd TKP nobar nggak bilang-bilang!" dengan aksen bawaannya yang khas. "Penasaran, bilang apa ke ibuk kok boleh keluar malam?" Hahaha... Dasar kurang ajaaarr... xP

Sempat unggul 2-0 lewat tendangan penalti oleh kapten, dan game berlangsung seru, hasil akhir imbang membuat kami sedikit kecewa. Sekalipun tidak melunturkan cinta kami pada Liverpool dan tim, tapi ketidakbisamenangan di kandang menghadapi tim medioker sekelas Leicester juga tidak mudah bagi kami yang selalu menganggap The Reds adalah satu dari tidak banyak tim papan atas Liga Inggris.

Tapi bisa pulang bersama Chagiya cukup untuk meredakan galau sesaatku. ;)

Bagaimana tidak senang, bisa membuka dan menutup hari baru bersama Sang Kecintaan?

Happy 2015! :*