Dibalik setiap keputusan yang telah diambil, ada akibat yang akan dipertanggungjawabkan.
Judul :
Dilema
Sinopsis : (ringkasan cerita/gambaran inti cerita)
Pemain :
1. Ares
2. Zeus
3. Hera
4. El (Angel)
5. Il (Devil)
Narasi : (memperjelas situasi/kondisi di tempat kejadian/peristiwa dengan disertakan tokoh yang bermasalah dan penjelasan suatu masalah)
Di suatu siang yang terik, trotoar sepanjang SMK Olimpus menuju halte
Ares : (Keluar dari gerbang sekolah. Melepas dasi. Mengeluarkan ujung kemeja seragamnya. Berjalan gontai menyusuri trotoar, sambil sesekali menyeka peluh yang membanjiri dahinya. Melihat halte kosong, lantas duduk di bangku terdekat).
Zeus : (Memesan sebungkus es jus di warung kecil dekat halte. Usai membayar, dimasukkannya dompet ke dalam saku belakang celana. Lalu menunggu pesanan es jus-nya).
Ares : (Memperhatikan Zeus. Entah darimana tiba-tiba muncul niat buruk).
Il : (Di sisi kiri Ares). (Ada secercah harapan pada dompet yang tampak berisi itu).
El : (Merapat ke sebelah kanan Ares).
Ares : (Menimbang-nimbang, bimbang).
Il : (Merayu menggebu-gebu).
Ares : (Bangkit dan berjalan menuju Zeus dengan sebungkus es jus di yang hampir jadi, kelihatannya sangat segar).
Zeus : (Menerima es jus, berjalan ke arah Ares).
Ares : (Beberapa meter di depan Zeus. Terus berjalan sambil memainkan batu kerikil dengan menendang-nendangnya).
Il & El : (Berjalan mengapit Ares. Il tertawa-tawa senang, sementara El sibuk berkomat-komit).
Zeus : (Sibuk dengan es jusnya hingga tidak melihat Ares yang berjalan lurus ke arahnya).
Ares & Zeus : (Bertabrakan bahu sekilas, Zeus tampak terkejut).
Zeus : (Tersedak).
Ares : (Membungkukkan badan, meminta maaf sekilas).
. . .
Beberapa hari kemudian, sepulang sekolah
Ares : (Resah).
Il & El : (Menunjuk ke arah Hera yang saat itu sedang bersama seorang, Zeus).
Ares : (Tidak mengenali Zeus).
Il : (Tertawa mengejek).
El : (Memelototi Il).
Hera & Zeus : (Di kejauhan, sedang seru membicarakan sesuatu sambil sesekali bercanda dan tertawa-tawa bersama. Mereka kelihatan sangat akrab).
Ares : (Memperhatikan dua orang di seberangnya. Tampak tak senang Hera tertawa menanggapi perkataan Zeus yang tak bisa ia dengar dengan jelas. Merasa cemburu).
Ares : (Tidak mempedulikan perkataan El dan langsung menghampiri Hera & Zeus).
Zeus : (Sedang bercanda dengan Hera. Merasa ada yang menepuk bahunya, ia menoleh).
Ares : (Mendaratkan sebuah bogem mentah di wajah Zeus).
Zeus : (Menyeka darah yang keluar dari ujung bibirnya).
Hera : (Menjerit)
Ares : (Kaget, memucat ketika akhirnya mengenal Zeus).
Zeus : (Mengenali wajah Ares lantas menarik kerah kemejanya).
Ares : (Panik. Baru menyadari kalau Zeus adalah mahasiswa pemilik dompet yang sudah dicurinya itu).
Il : (Tertawa).
Zeus : (Memukul Ares).
Ares : (Tidak mampu membalas karena kedoknya sudah terbongkar di depan Hera).
Dialog
Ares : Ya Allah, panasnya! Mana laper dan haus, pula. Duit abis. Padahal akhir bulan masih jauh, tapi jatah uang saku udah sekarat banget! Kalau gini gimana aku nembak Hera dan ngajak dia jalan?
Il : Ini kesempatan, Man.
El : Jangan Boyyy… itu nggak baik, dosa! Kamu tau resikonya, kan?
El : Udahlah, ayo cepet pulang aja…
Il : Res… kesempatan nggak datang 2 kali lho! Kamu bakal menyesal kalau nggak kamu lakukan sekarang. Santai aja, Man… pasti aman! Kamu pengen uang jajan lebih buat ngajak Hera jalan, kan? Sekaranglah saatnya!
Zeus : Hei! Kalau jalan lihat-lihat dong! Dasar, bocah…
Ares : Maaf kak, benar-benar nggak sengaja.
Beberapa hari kemudian, sepulang sekolah.
Ares : Dari kemarin-kemarin pengen banget nembak Hera, tapi belum ada moment yang pas. Kayaknya hari ini aku harus cepet ngomong ke dia. Tapi Hera kemana, ya?
Il & El : Tuh…
Ares : Lho, siapa itu cowok? Kok Hera bisa sama dia, sih?
Il : Cowoknya, kaliii… Wah… Keduluan nih.
El : Kan belum tentu juga, Res. Tanyain dulu aja, gih. Siapa tau mereka cuma teman.
Ares : Sialan, itu cowok! Bisa-bisanya dia godain Hera kayak gitu. Baru kali ini aku lihat Hera bisa tertawa kayak gitu terhadap seorang cowok, bahkan dia nggak pernah bersikap seperti itu saat bersamaku.
Il : Dasar cewek itu… Padahal kamu sudah bela-belain, tapi dia malah deket sama cowok lain.
El : Kita nggak boleh negative thinking, belum tentu juga itu cowoknya. Disamperin aja dulu Res, tanya baik-baik. Hei, hei…
Ares : Heh! Anak mana lo? Jangan beraninya godain cewek sekolah gue, yah!
Hera : Ares! Kamu itu apa-apaan sih? Ngapain pukul-pukul dia, segala?
Ares : Tolong minggir, Ra. Cowok mata keranjang ini tadi godain kamu, kan? Kamu nggak diapa-apain sama dia?
Hera : Omong kosong apa ini?! Res, kenapa kamu mukulin kakakku, sih?
Ares : Kakak? Maksud kamu? Jadi, cowok ini kakak kamu?
Hera : Ya, cowok “mata keranjang” ini kakakku. Dan kamu sudah seenaknya mukul dia sembarangan.
Zeus : Kamu bocah yang udah nyolong dompetku waktu itu, kan?!
El : Aduh… gawat! Il, kita harus bantu Ares!
Il : Kenapa harus? Dia yang menebar benih, jadi biarkan Ares sendiri yang menuai hasil dari perbuatannya. Sudah El, kita nonton saja.
Hera : Kakak kenal sama Ares?
Zeus : Nggak, tapi aku yakin dia yang udah nyolong dompetku. Dasar kurang ajar! Balikin dompetku, bocah!
Hera : Apa itu bener, Res? Kamu yang nyopet kakak aku?
Akhirnya Ares dilaporkan kepada pihak sekolah atas kejadian ini. Orang tuanya pun dipanggil dan ia mendapat skors selama beberapa hari.
. . .