Barusan pulang dari closingan bareng sobat Amean, bertepatan dengan syukuran ultah abang ganteng kita, Henry. Barakallah ye, Bang... Tiap tahun bolehlah diadakan kembali acara makan-makannya. Hihihi(ΦωΦ)#timgratisan
Kali ini sekalian incip kuliner baru di Jalan Majapahit (kompleks MIP, ex Nav Karaoke) Panties Pizza, yang konon sudah famous di kota-kota besar dan Mojokerto adalah cabang kesekian. Mumpung masih dalam promo buy 1 get 1 free khusus bagi para follower Instagram @pantiespizzamojokerto sejak tanggal 3 Juni lalu dan berakhir hari ini.
Pizza berukuran medium dipotong 4 dengan beraneka pilihan rasa. Untungnya karena beli banyak, kami berkesempatan mencicipi hampir semua jenis pizza. Sebut saja Pizza Dorman, Pizza President, Pizza Broadway, Pizza Chick O Cheese, Pizza Choco-cheese, serta beberapa yang entah apa nama dan macam isiannya. :P Pokoknya tadi sempat cobain yang isi sosis, keju, jamur, daging cincang, ayam-keju, beef-keju, dan campuran di antaranya. And they were not too bad even quite good untuk jenis pizza berbungkus roti (isian, bukan topping) dengan harga relatif ekonomis dibandingkan pizza sebelah, meski yah, kelas rasanya juga jelas beda lah. :'D Tersedia juga bermacam-macam beverages dan rasanya pun lumayan. Hanya sayang antrian kasirnya benar-benar luar biasa panjang mengular (mungkin karena masih dalam suasana grand opening). Jarak antara satu meja dengan meja lain terkesan sempit dan kurang private. Plus there is no mayonaise and enough tissue for all. (´・ω・`)
Anw, apa itu closingan? Menurut muda-mudi kekinian closingan terdiri dari kata dalam Bahasa Inggris closing(close) dan imbuhan dalam -an dalam Bahasa Indonesia, yang bila digabung maka maksudnya ialah 'penutupan'. Iya, penutupan. Segala yang dilakukan kali terakhir untuk kemudian rehat sejenak menghormati suasana Bulan Ramadhan. Manis, kan?
Pro dan kontra, sih. I mean ada saja yang berpendapat ini semacam pemuasan sesaat demi 'puasa' selama jangka waktu tertentu, dan akan dilakukan kembali bila sudah tiba saatnya. Do you get what I say? It is like useless shit for them. Tapi bagi yang kontra macam diriku, ya ini memang salah satu bentuk pelampiasan. But I know I do it for something bigger. Siapa tahu nggak akan ada 'lain kali' dan aku hanya bisa melakukan apa yang kuinginkan tersebut sekarang. I never wanna miss a thing. Don't wanna regret anything I wouldn't do.
Let's say. Kapan lagi aku bisa kumpul bareng sejawat dalam formasi nyaris lengkap begini? Di usia kehamilanku yang kian matang? Mumpung ada kesempatan. Minggu depan Baby R sudah akan memasuki minggu ke-39, aku (se)harusnya sudah benar-benar off dan fokus pada persiapan persalinan. Nggak akan ada waktu lagi untuk memikirkan yang lain, sesuatu yang sangat sepele seperti sekadar ngopi bareng atau kongkow berlama-lama. And I knew that it's gonna be happen 'till I'd have raised my child and stay at home for couple months without outgoing society.
Kapan lagi aku bisa menghadiri makan-makan gratis? *ehh* Kapan lagi aku bisa bebas pergi ke mana-mana sendiri? Tanpa merasa bersalah makan beberapa potong pizza berlumur saus pedas, tanpa merasa berdosa pulang malam jam berapapun yang kumau? Tidak peduli sudah berapa jam lamanya kuhabiskan waktu di luar rumah tanpa beban?
Adalah kesadaran yang menjadikannya penting. Sangat penting memiliki kesadaran untuk mengontrol diri sendiri melakukan/tidak melakukan sesuatu dan bertanggungjawab atasnya. Rasanya nggak perlu lah berdebat tentang apa yang seharusnya dan nggak harus dilakukan oleh oranglain. Yang penting diri sendiri dulu. Sudah melakukan yang benar, belum? Kenapa harus riweh mengurusi apa yang dilakukan/tidak dilakukan oranglain selama itu nggak mengganggumu? Mau mereka closingan atau tidak, mau mereka memuas-muaskan diri berhore-ria atau menyiapkan diri untuk jamaah sholat tarawih di masjid, itu urusan pribadi masing-masing. Siapa tahu mereka yang melakukan closingan makin mantap dan kusyu' ibadahnya karena sudah merasa puas nggak ada beban. Sementara yang lain--mungkin ya--mungkin di tengah-tengah ibadahnya masih kepikiran sesuatu. Merasa ganjil seperti ada yang kurang dan ingin dilakukan--entah apa. Sekali lagi, mungkin. Nggak semua manusia tingkat keimanannya sama dan bisa dipukul rata. Yang sungguh-sungguh niat ingsun beribadah tanpa ganggu gugat juga banyak, kok. Yang masih 100% istiqomah jamaah tarawih di masjid jelas cukup banyak, meski yang menyempatkan berburu kebutuhan lebaran di toko-toko dengan harus mengorbankan jam maghrib/isya', pun nggak sedikit. Ada.
Ingat, habluminallah-habluminnannaas. Ada hubungan baik dengan Tuhan, dan ada hubungan baik antar manusia. Berusaha memperbaiki diri sendiri dulu baru membantu perbaikan diri oranglain tanpa paksaan. Hidup itu indah selama bisa menghormati dan toleransi terhadap sesama. Jangan suka bikin segala sesuatu yang (sebenarnya) mudah jadi sulit, ahh.
Omongan ngawur penghujung weekend.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*