Beberapa hari (atau bulan?) terakhir suhu udara meningkat kejam. Nggak ada satu siangku terlewat tanpa es--baik di kantor atau di rumah--malam hari pun sama saja, bahkan kian menjadi sumuknya. Apalagi kipas angin butut kami akhirnya wassalam, dan mau nggak mau harus membeli yang baru, karena kipas angin yang satunya--yang juga sudah nggak bisa tolah-toleh--kami usung ke atas. Aku dan Oppa bahkan sudah beberapa minggu ini nggak tidur di kamar--ngungsi ke dipan sebelah, bahkan ngleset di mushollah--sekadar mengharap tambahan angin dingin.
Mungkin akibat cuaca yang ekstrem--pancaroba--atau efek hormonal, aku yang sebelumnya nggak pernah over kepanasan jadi sering tiba-tiba terjaga dalam kondisi gobyos, dan beberapa minggu terakhir menemukan 'area gatal' di punggung--yang luar biasa minta digaruk. Aku memberitahu Oppa, dan berkat ketelatenan dia membantu membedaki 'area gatal' yang sulit kujangkau sendiri itu, setelah 2 mingguan, insyaallah aku sembuh--sebelum kuserahkan diri pada klinik langganan.
Siang yang teramat terik digeser awan mendung. Angin berembus dramatis, seperti mengabarkan kepastian curahan air langit yang segera tumpah. 8 November lalu aku memberitahu ibuk tentang lubang di atap kamarku akibat fibernya terbang dan beliau langsung syok. Entah mengapa aku woles saja. Meski dalam hati terselip harap-harap cemas, semoga mendung kali itu pun cuma gertak sambal.
Gelap menyergap cepat menggelayuti langit sampai-sampai senja nggak dapat giliran. Usai maghrib hujan benar-benar mengguyur atap Ume-chan yang bolong tepat di atas tangga dan kamarku, disusul blackout nggak lama kemudian. *plokplokplok* Kami panik dan segera melakukan penyelamatan darurat tanpa Oppa, diiringi omelan ibuk karena pas sebelum hujan kami nggak segera berbuat apa-apa. :P
Bolong... x( |
Benar sudah masuk musim hujan? Pasca hujan perdana 8 November malam itu, Mojokerto tetap sekering semula. Seperti nggak pernah tersentuh hujan sebelumnya. Bersyukur sih, kami jadi punya kesempatan untuk mengganti fiber yang bolong sekalian memperbaiki beberapa titik rawan bocor dan rembesan air hujan. Sebagai manusia biasa, tentu nggak bisa kupungkiri betapa menyebalkan dan mengganggunya suhu udara yang bisa melebihi 38° itu, belum lagi terik matahari siang yang membuat enggan beranjak ke mana-mana, walau sangat butuh es. Resah, kan?
Namun akhirnya dalam seminggu ini, beberapa kali hujan rutin turun. Alhamdulillah, berhasil mengurangi suhu udara meski nggak terlalu drastis. Bertahap. Paling nggak aku dan Oppa sesekali sudah kembali tidur dalam kamar walau tetap nggak bisa lepas dari kipas angin.
What a terrifying dry-season ever! Benar-benar kemarau yang panjang sekali. *kipas-kipas*
Bad news are: sudah dua hari ini Oppa sakit. Pertama ada yang nggak beres dengan perutnya--ia tampak sangat kesakitan dan susah tidur--dan kemarin berkembang menjadi sakit kepala. :( kawaiso~~; karena sebelumnya terhadang hujan, lalu tanggal 25 kemarin praktik Dr. Anas S.pog tahu-tahu tutup--ada juga faktor kantong akhir bulan--kami terpaksa menunda jadwal bertemu Aka-chan. :'(
Minggu ini seharusnya kehamilanku sudah memasuki 11 minggu, dengan usia Aka-chan sekitar 9 mingguan. So next week is my last first-trimester(?), sekaligus menandakan aku sudah hamil 3 bulan. Alhamdulillah...
Banyak suka-duka dan pengalaman dalam 11 minggu kehamilanku: ucapan selamat dan turut berbahagia, juga doa-doa baik dari keluarga, teman, rekan-rekan dekat; testimoni dan tips serta saran-saran seputar kehamilan; aku belajar tentang bagaimana mengatur emosi dan mental selama hamil, mengatur pola makan, sampai meminimalisir morning sickness hingga bisa tetap fit. Bersyukur sekali karena suami, keluarga, bahkan rekan kerja sangat kondusif dengan situasiku yang 'agak rawan' ini.
(●´∀`●)
Siap-siap jaket yang lebih hangat, ya, Minna! Happy raining!