Ya meski materinya nggak penting-penting amat bagi orang lain, but it was a treasure for me~ (ಥ_ಥ) dan sekarang mau nggak mau topik yang kemarin sekalian diulang saja, mumpung cukup nyambung. *maksa*
Uri Aka-chan sudah genap 5 bulan. |
The bumils and the team of puskesmas |
Aku pun meski sudah berniat, tapi tetap saja tiba di kelas hampir jam setengah sepuluh. Untung belum mulai. :P Nggak banyak materi yang disampaikan oleh Bu Indah di hari terakhir ini. Selain mengenai masalah/kesulitan yang mungkin dialami ibu pasca bersalin dan menyusui, kami mengulang beberapa materi lalu dan melakukan tanya jawab serta sharing pengalaman.
Pukul 10 lewat kelas usai. Kami meminum 'jatah' susu terakhir kami sambil menunggu para bidan yang lain. Katanya akan ada sesi foto dan pemberian cinderamata dari puskesmas kepada para bumil peserta. What a great! Kami juga nggak perlu 'berebut' karena pada masing-masing bingkisan sudah tertera nama. Kata Bu Yekti, kado disesuaikan dengan absen dan keaktifan para bumil. :D Aku kan termasuk yang rajin hadir.
Kebetulan usia kehamilan teman-teman bumil berurutan. Dari HPL Maret sampai yang terakhir Agustus. Sampai jumpa saat kontrol bulanan, atau mungkin pasca bersalin sembari menggendong baby masing-masing. Hihihi...
Suasana di kelas |
Gambar di samping menggambarkan suasana kelas TPG kami. Kebetulan foto-foto tersebut diambil ketika kami mengikuti sesi senam hamil (untuk bumil usia kandungan mulai dari 4 bulan) dan makan bersama (padahal nggak ikut makan). Di buku KIA memang sudah tercantum panduan senam hamil yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Tapi bagaimanapun praktik langsung jauh lebih baik daripada hanya sekadar teori, bukan?
Sebenarnya banyak sekali momen-momen berharga yang sayangnya nggak sempat terabadikan. Di antaranya kami pernah melakukan uji yodium pada garam dapur yang kami konsumsi sehari-hari di rumah, praktik menyusui dan menggedong bayi, sampai sesi makan bersama dengan menu makanan sehat berbahan yang pernah dibahas sebelumnya sebagai materi (nuget kelor). Worth lah, pokoknya.
Seperti biasa, begitu kaluar dari ruang kelas untuk pulang--dengan kresek makanan ditambah kado berwarna mencolok--kami pasti menjadi bahan tontonan dan bisik-bisik para pengunjung puskesmas. Pada awalnya memang malu dan risih, tapi lama-kelamaan wes biyasah. Toh, ini memang hak kami. Dan ini hari terakhir. Alhamdulillah...
Aku sengaja meninggalkan bingkisannya di rumah. Menunda membukanya untuk menambah penasaran, sekalian menunggu Ayah Anto untuk menunjukkan dan membukanya bersama. Karena kemasannya yang empuk, kukira itu memang semacam kain, entah itu daster(?) ibu, kerudung (sudah pasti aku penerimanya, kan), selimut/handuk bayi, atau pakaian. Tebakan terakhir ternyata benar. Kak Anto senang sekali saat merobek kertas pembungkus kado sembari mengeluarkan selusin pakaian bayi dari dalamnya. Iya, ½ lusin baju dan ½ lusin celana beraneka warna. Barakallah... Rezeki anak sholeh/sholehah.
Teman-teman Aka-chan yang lain dapat apa saja, ya? (^_−)☆
Aku sengaja meninggalkan bingkisannya di rumah. Menunda membukanya untuk menambah penasaran, sekalian menunggu Ayah Anto untuk menunjukkan dan membukanya bersama. Karena kemasannya yang empuk, kukira itu memang semacam kain, entah itu daster(?) ibu, kerudung (sudah pasti aku penerimanya, kan), selimut/handuk bayi, atau pakaian. Tebakan terakhir ternyata benar. Kak Anto senang sekali saat merobek kertas pembungkus kado sembari mengeluarkan selusin pakaian bayi dari dalamnya. Iya, ½ lusin baju dan ½ lusin celana beraneka warna. Barakallah... Rezeki anak sholeh/sholehah.
Teman-teman Aka-chan yang lain dapat apa saja, ya? (^_−)☆