Bagi para ibu, kebahagiaan terbesar setelah mampu melahirkan bayi dengan selamat dan sehat adalah sukses menyusui. Setiap ibu yang baru melahirkan, tentu besar harapan mereka untuk dapat segera menyusui buah hatinya. Selain alasan ilmiah bahwa kolostrum dalam ASI kaya akan protein, vitamin A, nitrogen 11, garam, sel darah putih, serta beberapa antibodi tertentu yang sangat dibutuhkan oleh bayi baru lahir, pendekatan Inisiasi Dini diharapkan mampu membantu meningkatkan kualitas bonding antara ibu dan bayi.
Sebagaimana melahirkan, menyusui merupakan fitrah bagi tiap-tiap wanita. Ada kewajiban dan hak dalam prosesnya, yakni:
- KEWAJIBAN ibu memberikan sumber makanan pertama kepada bayinya yaitu ASI yang mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, zat antibodi, dan enzim; sekaligus memperoleh rasa nyaman dan terlindungi dari sosok ibu. Bayi ASI dipercaya memiliki antibodi yang lebih baik dan kedekatan emosi yang lebih intim dengan sang ibu.
- HAK bagi ibu melepaskan hormon prolaktin (yang berperan dalam produksi ASI) berfungsi dalam menjaga kesehatan mental dan penataan emosi. Ibu yang menyusui biasanya terlihat lebih tenang dan santai, tidak mudah marah maupun gelisah. Mereka juga cenderung berpikiran positif dan tidak mudah mengalami baby blues atau bahkan post partum depression syndrom. Selain itu menyusui dapat menekan hormon estrogen (yang dikenal sebagai pemicu penyakit kanker), serta membantu pemulihan kondisi rahim lebih cepat.
Selama 4 tahun menjadi full-timer ibu ASI, alhamdulillah tidak banyak duka yang kualami, karena memang hampir semua diisi bahagia. Setidaknya aku sempat mengalami beberapa kegalauan di antaranya:
- Anak pertama sempat kesulitan menyusu dan harus 'kena' sufor selama seminggu.
- Keharusan memerah dan menyetok ASI jelang habis masa cuti kantor.
- Membagi waktu antara menjadi ibu pekerja dan ibu ASI Ekslusif.
- Anak pertama bingung puting dan enggan menyusu dari dot.
- Bayi hanya mau menyusu sambil tiduran/berbaring.
- Puting digigit atau ditarik-tarik.
- Susahnya menemukan Nursing Room di tempat umum.
kemudian kusadari itu semua normal dan wajar terjadi dalam perjalanan menjadi ibu. Keadaan kurang nyaman tersebut berangsur-angsur berkurang, hingga aku benar-benar rileks dan nyaman menyusui. Justru bila dalam jangka waktu beberapa jam tidak menyusui, aku akan gelisah sendiri. Seperti ada yang kurang. 'Efek samping'nya payudara akan penuh oleh stok ASI (yang tidak segera disusukan), dan itu dapat menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman.
Mungkin sebagian ibu lain mengalami hal yang sama, barangkali juga ada banyak pengalaman berbeda.
Mungkin sebagian ibu lain mengalami hal yang sama, barangkali juga ada banyak pengalaman berbeda.
Yang manapun adalah baik bagi masing-masing, karena tidak ada salah dan benar dalam pengasuhan, yang ada hanyalah pembelajaran. Belajar memilah dan memilih mana yang terbaik untuk diterapkan kepada diri sendiri dan buah hati. Ambil yang baik dan sesuai, singkirkan yang kurang tepat dan tidak relevan bagi kondisi real kita. Karena setiap kita adalah ibu terbaik baik anak-anak kita. :)
Semangat meng-ASI-hi, para ibu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*