Lima hari lagi sebelum tanggal dua puluh dua. Hari ulang tahunku dan -Inshaa Allah- bertepatan Kak Anto sekeluarga akan bertemu keluargaku untuk melamar. ^///^
Dari awal aku selalu berniat serius. Karena cinta dan perasaan tidak pernah selucu itu untuk dimainkan. *apasih* Pertengahan tahun lalu, setelah melewati banyak hal, aku sangat bersyukur saat Kak Anto berkata bahwa dia menginginkan kami bersama. Tapi bukan lagi sebagai pasangan kekasih dengan sebutan 'pacar', lebih dari itu, dia ingin menjadi imamku. Nilai plus untuk pertimbangan, dia secara to-the-point melamarku (meski terkesan implisit :P) dan bukannya sekadar ingin mengencaniku saja.
I'll never forget his very first proposal. In our light conversation of dialy-friendzone-chat. Hehehh...
"So, have you found any man to be your future husband?"
"Nope," I answered. "Not yet,"
"Why?"
"Nothing, because someone in the past still so precious and unreplaceable?" I made laugh.
"Really? So, may I get your stuffs and become 'that precious someone' for you"?There were we... And here we are now, and so on... :')
Sementara babak baru kami akan segera dimulai, ada kalanya aku tidak merasa ada progres berarti pada diriku. Aku tetap seperti inilah aku, begitupun dia, dan kami.
It's just like a dream. Such a wonderful dream I've ever had, while too good to be true. Hahaha... Saking bagusnya sampai aku sadar yang sedang kualami hanya mimpi -yang pasti akan menguap begitu aku bangun dari tidur. :/
Jadi berkali-kali kuyakinkan diri bahwa yang kali ini tengah kami jalani (bersama) benar-benar sungguhan, kenyataan. Buah kepercayaan yang selalu kami ikhtiarkan. Kami percaya, usaha keras tidak akan pernah menghianati. Pelangi selalu indah dilihat seusai hujan lebat. :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*