Haruskah kisah Aryl dan Ays berakhir di sini? Apakah janji persahabatan yang mereka ikrarkan adalah suatu kebohongan belaka? Kalau memang akan jadi begini akhirnya, seharusnya janji itu tidak pernah terucap! Harusnya ikatan persahabatan itu jangan pernah dibiarkan ada.
Rasa kebersamaan yang menjadi impian bersama sudah terlanjur mengalir dalam nadiku. Entah apa yang akan terjadi kelak, jika aku tidak bisa menghilangkannya dari jalan hidupku.
Sejujurnya, aku merasa sangat kecewa. Kecewa dengan semua mimpi-mimpiku yang mustahil jadi nyata. Padahal sudah sejauh ini. Sudah tidak mungkin lagi aku membencinya. Seseorang yang telah mengorbankan dirinya untuk membangkitkanku, haruskah dilenyapkan?
jika menengok dan memandang sisiku
kau selalu ada di sana
senyuman aneh di wajahmu itu
membuatku ingin
jalan di hadapan kita
takkan pernah terputus
oleh masa dan waktu
kalau ditanya perasaanku yang sesungguhnya,
bagiku
kau adalah segala-galanya
aku menganggapmu bagian dariku
kau, aku, dan tubuh kita
menghabiskan hari-hari kita bersama
daripada diam dan menyimpan semua sendiri
berbagi tentulah lebih baik
aku benar-benar tidak ingin
bunga-bunga musim panas itu jatuh berguguran
menangisi kepergianmu
perbedaan cara pandang hidup dan prinsip
mungkin mengjauhkanmu dariku
tapi, tahukah kau?
bahwa di sini ada hati
yang selalu menanti kepulanganmu?
Mojokerto, 27 Agustus 2006
R.Ch. Auliya Sari
*sudah berapa tahun usia tulisan ini, ya? nulis-nulis sendiri, malu-malu sendiri. aaaaakk~~ /,\
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*