Gomen kudasai...
For tonight, please let me hate you once, dear Mario Teguh, Sir. Only for the rest of this poorly night, just let it be somehow... :'(
'Cause tonight i'm having so much terrible feeling. My Liverpool got its first lose after 11 wins in home against Chelsea. 0-2 for God's sake!
And it was almost half to eleven when I arrived home. My mum got very angry to me, 'cause it was very late from my night-hour. How pity... >_<
I believe those suck'in sms was inspirited from MTGW this night, yang tayang tepat saat aku berpamitan keluar untuk nobar. Ibuku bilang, "Nggak usah nunggu sampe terakhir, kalau sekiranya sudah kelihatan mau kalah atau menang, cepet pulang!" What the hell was that?! There was no way i would do that. -_-
Tapi sekalipun diancam ini akan menjadi kali terakhir aku nobar di atas jam malam(hell), aku tidak yakin akan memenuhi ancaman itu. Hell No! Final BPL hanya tinggal beberapa laga lagi. Mana mungkin aku melewatkannya, kan? :(
Jujur, aku sudah menaruh harapan besar untuk kemenangan The Reds malam ini menjamu pasukan The Blues di Anfield. Laga kandang dengan hampir 90% suporter yang hadir memenuhi stadion berkostum merah, dengan sepenuh hati siap mendukung kesebelasan tuan rumah.
Di mana salahnya? Sejak awal ball position menunjukkan betapa Liverpool menguasai pertandingan. 75%-25%, bayangkan! Sayang sekali, sejumlah shoots ke gawang Chelsea belum mampu mencetakkan angka untuk menambah total poin pada papan klasemen, yang akan mengukuhkan The Reds di puncak.
Memang harus kuakui, pertandingan malam ini benar-benar menguras emosi, dalam beberapa arti: marah, kesal, kecewa, penuh harap, deg-degan, sudah pasti mewarnai jalannya pertandingan, apalagi dilihat dari sudut pandang penonton, lebih-lebih aku sendiri sebagai pendukung Liverpool yang menonton live dari markas nobar kami.
Ya, malam ini aku nobar bersama rekan-rekan Kopites Mojokerto di markas kami seperti biasa. Yang membedakan, kawan-kawan Blue Troops Mojokerto juga hadir memenuhi undangan nobar Kopites Mojokerto. Serunya ada di tengah-tengah dua kubu pendukung dengan dua warna berbeda ini, saling adu chants.
Babak pertama ditutup oleh gol yang dilesakkan ke gawang Mignolet oleh BA dari skuat Chelsea. Sangat disayangkan, tapi gol itu memang benar demikian. Barangkali ini sekaligus instropeksi, pertahanan Liverpool seharusnya tidak dibebankan pada peranan Simon Mignolet sebagai kiper saja. Terlihat Steven Gerrard, sang kapten, berulang kali menampakkan ekspresi kecewa saat lini belakangnya dibobol musuh.
Gol kedua The Blues terjadi bahkan pada menit-menit terakhir menjelang peluit panjang dibunyikan. Seharusnya kan itu giliran Liverpool yang mengerahkan sekuat tenaga membalikkan keadaan, minimal draw lah. Tapi apa?! Begitu babak kedua, semua pemain Chelsea mendadak jadi hobi berkerumun di depan gawang mereka. Parkir bus! Meminjam istilah Brendan Rogers. Bah, biru-biru itu jadi luar biasa kampretnya! Serius! Mereka sudah mengoleksi 3 buah kartu kuning untuk masing-masing pelanggaran terhadap The Reds, tapi yah, kami memang belum beruntung saja tadi. :(
0-2 sama sekali bukan hasil yang baik. Liverpool kehilangan kesempatan untuk meraih 3 point-nya demi menjauhkan kompetitor dari perebutan kursi juara BPL. Kini Chelsea yang memiliki 3 poin itu hanya terpaut 2 angka saja dari Liverpool yang alhamdulillah, masih bertahan di posisi pertama klasemen. Itupun sifatnya juga sementara...
Masih ada beberapa laga tersisa, yang sama sekali tidak bisa diremehkan. Salah perhitungan sedikit saja, bisa-bisa kebalikanlah yang terjadi. Sisa waktunya tidak banyak, lads! Bertahanlah! You guys know that you'll never walk alone. #MakeUsDream
Di luar hujan? Mari kuseduhkan secangkir kopi panas untukmu. Tentu kita bisa saling bertukar cerita sembari menikmati pelangi dan senja, kan? *^_^*
Minggu, 27 April 2014
Sabtu, 26 April 2014
Singgah Pada Senja
Selamat sore!
Mojokerto lagi-lagi dirundung hujan. Terlebih ini hanya beberapa saat saja sebelum jam kerjaku berakhir. Selalu begini. Tahu kan, aku membenci jas hujan? Lebih baik aku menunggu hingga hujan mereda, lalu bolehlah, bergerimis kecil menikmati senja dalam perjalanan pulang ke rumah.
Adakah yang berbeda? Iya, judul blog ini seharusnya 'Rumah Singgah Kucing Hitam' adaptasi dari blog gagalku sebelumnya 'Tempat Singgah Kucing Hitam'. Lalu belakangan kusadari, kenapa harus 'singgah'? Filosofi-nya akan jadi: "suatu kedatangan yang mungkin akan berpamitan kembali", bukan begitu? Dan aku sama bencinya dengan segala hal bernuansa perpisahan. No! :(
Maka aku berpikir untuk mencari padanan kata lain menggantikan 'singgah' itu. Kemudian terlintas, kenapa tidak 'senja' saja? Toh, aku sangat menyukai senja. Dan jadilah, saat ini yang terbaca olehmu pasti judul blog-ku yang berubah menjadi 'Rumah Senja Kucing Hitam'. Bagaimana menurutmu?
Pertimbanganku menggunakan istilah 'senja' salah satunya adalah karena senja sering diibaratkan sebagai "tujuan kepulangan terakhir seseorang". Seperti aku yang selalu berpulang ke rumah selesai bekerja tepat ketika senja datang. Dan bagiku senja selalu indah dan damai sekali rasanya. Tidakkah kau juga berpikir begitu?
Tapi, memang sedang kupikir-pikir lagi bagaimana baiknya. Apakah sudah pas dengan 'Rumah Senja Kucing Hitam' yang sekarang ini, atau aku harus mengembalikannya menjadi 'Rumah Singgah Kucing Hitam' seperti semula? Karena bagaimanapun 'Rumah Singgah' lebih enak dibaca daripada 'Rumah Senja', sih. :| Ahh... aku jadi bingung sendiri. Mungkin sementara begini dulu saja lah.
Selamat menikmati senja(dan hujanmu)!
Mojokerto lagi-lagi dirundung hujan. Terlebih ini hanya beberapa saat saja sebelum jam kerjaku berakhir. Selalu begini. Tahu kan, aku membenci jas hujan? Lebih baik aku menunggu hingga hujan mereda, lalu bolehlah, bergerimis kecil menikmati senja dalam perjalanan pulang ke rumah.
Adakah yang berbeda? Iya, judul blog ini seharusnya 'Rumah Singgah Kucing Hitam' adaptasi dari blog gagalku sebelumnya 'Tempat Singgah Kucing Hitam'. Lalu belakangan kusadari, kenapa harus 'singgah'? Filosofi-nya akan jadi: "suatu kedatangan yang mungkin akan berpamitan kembali", bukan begitu? Dan aku sama bencinya dengan segala hal bernuansa perpisahan. No! :(
Maka aku berpikir untuk mencari padanan kata lain menggantikan 'singgah' itu. Kemudian terlintas, kenapa tidak 'senja' saja? Toh, aku sangat menyukai senja. Dan jadilah, saat ini yang terbaca olehmu pasti judul blog-ku yang berubah menjadi 'Rumah Senja Kucing Hitam'. Bagaimana menurutmu?
Pertimbanganku menggunakan istilah 'senja' salah satunya adalah karena senja sering diibaratkan sebagai "tujuan kepulangan terakhir seseorang". Seperti aku yang selalu berpulang ke rumah selesai bekerja tepat ketika senja datang. Dan bagiku senja selalu indah dan damai sekali rasanya. Tidakkah kau juga berpikir begitu?
Tapi, memang sedang kupikir-pikir lagi bagaimana baiknya. Apakah sudah pas dengan 'Rumah Senja Kucing Hitam' yang sekarang ini, atau aku harus mengembalikannya menjadi 'Rumah Singgah Kucing Hitam' seperti semula? Karena bagaimanapun 'Rumah Singgah' lebih enak dibaca daripada 'Rumah Senja', sih. :| Ahh... aku jadi bingung sendiri. Mungkin sementara begini dulu saja lah.
Selamat menikmati senja(dan hujanmu)!
Tentang Sebuah Janji
Haruskah kisah Aryl dan Ays berakhir di sini? Apakah janji persahabatan yang mereka ikrarkan adalah suatu kebohongan belaka? Kalau memang akan jadi begini akhirnya, seharusnya janji itu tidak pernah terucap! Harusnya ikatan persahabatan itu jangan pernah dibiarkan ada.
Rasa kebersamaan yang menjadi impian bersama sudah terlanjur mengalir dalam nadiku. Entah apa yang akan terjadi kelak, jika aku tidak bisa menghilangkannya dari jalan hidupku.
Sejujurnya, aku merasa sangat kecewa. Kecewa dengan semua mimpi-mimpiku yang mustahil jadi nyata. Padahal sudah sejauh ini. Sudah tidak mungkin lagi aku membencinya. Seseorang yang telah mengorbankan dirinya untuk membangkitkanku, haruskah dilenyapkan?
jika menengok dan memandang sisiku
kau selalu ada di sana
senyuman aneh di wajahmu itu
membuatku ingin
jalan di hadapan kita
takkan pernah terputus
oleh masa dan waktu
kalau ditanya perasaanku yang sesungguhnya,
bagiku
kau adalah segala-galanya
aku menganggapmu bagian dariku
kau, aku, dan tubuh kita
menghabiskan hari-hari kita bersama
daripada diam dan menyimpan semua sendiri
berbagi tentulah lebih baik
aku benar-benar tidak ingin
bunga-bunga musim panas itu jatuh berguguran
menangisi kepergianmu
perbedaan cara pandang hidup dan prinsip
mungkin mengjauhkanmu dariku
tapi, tahukah kau?
bahwa di sini ada hati
yang selalu menanti kepulanganmu?
Mojokerto, 27 Agustus 2006
R.Ch. Auliya Sari
*sudah berapa tahun usia tulisan ini, ya? nulis-nulis sendiri, malu-malu sendiri. aaaaakk~~ /,\
SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA, AY-CHAN...!!
To: Ay-chan
Met tiga harinya ne, Ay-chan... *^_^*
Aku bukannya melupakan hari jadimu, kok. Sengaja saja, supaya ucapanku ada di urutan paling atas di antara ucapan-ucapan lain yang semua orang kirim padamu tanggal 24 April lalu. "Selamat Ulang Tahun" ini dariku. :)
Doaku untukmu: semoga panjang umur, sehat selalu, dilancarkan segala urusan, dimudahkan pencapaian cita-citanya, serta senantiasa dilimpahi rahmat oleh Allah SWT, Allahumma aamiin...
Dan yang tak kalah penting, semoga setiap perhitungan angka usia yang selalu berganti ini tidak sia-sia. Bahwa waktu manusia di dunia sebenarnya bukan bertambah banyak, tapi justru makin berkurang. Lakukan apapun yang kamu sukai dan bermanfaat bagi dirimu dan orang lain, selagi tidak bertentangan dengan norma hukum dan agama tentunya. ;)
Aku sudah mencicipi usia baruku sebulan lebih dua hari lebih dulu darimu. Ini baru hari ketigamu, kan? Bagaimana rasanya? Sensasinya? Adakah perbedaan yang kamu temukan pada usia baru ini dibandingkan dengan usiamu sebelumnya? Apapun itu semoga lebih baik dan selalu baik saja yang ada di depan setelah ini. Aamiin...
Aku bingung mau memberimu apa. Menyempatkan diri main ke rumahmu saja belum bisa-bisa. Why don't you stay in your Pulo house? It is nearest from here. :(
Well, I don't have any goods to give you as a birthday present, so these pictures of 23rd birthday cake are for you. The look very delicious. :9 I was goggling them. x))
Btw, kamu sudah pernah kuberitahu tentang ini (judul: Tentang Sebuah Janji) atau belum, ya? Salah satu tulisanku yang kukumpulkan untuk tugas buku harian, mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X dulu.
Lumayan, 'buku harian' alias binder bergambar Naruto yang sudah kumanipulasi jadi buku harian itu, secara keseluruhan mendapat nilai A. Tapi, untuk tulisan yang kumaksud tadi cuma dihargai 85 plus komen dari Ibu Guru, "Tulisanmu sudah bagus, tapi masih terkesan abu-abu,"
Aku selalu penasaran apa maksudnya, tapi beliau tidak mau menjawab... -_-
Silakan baca kalau kamu berkenan. Tapi, untukku yang sekarang itu benar-benar memalukan. Boleh kok, kalau kamu mau menertawakannya juga. xD
Oiya, masih ingat 'Get The Wings Back'? Beberapa hari lalu versi cerpennya sudah kukirimkan ke pihak penerbit, sebagai teaser sekaligus audisi untuk masuk pelatihan menulis. Kalau lolos bakalan dapat bimbingan untuk dinovelkan. Kalau belum berhasil akan kujadikan novel dulu, baru setelah itu kukirimkan lagi. ^^ Doakan, ya...
Jadi, postingan ini sebenarnya maksudnya apa? Hahahaha... Ide spontan nih, ya begini ini hasilnya. Gomen ne, tidak bisa memberimu hadiah ulang tahun yang layak.
Once again, happy birthday, my dearest friend... you have to know that I always love you... :*
From: me
Selasa, 22 April 2014
Rain of 22nd
Saat aku menuliskan ini, aku tahu aku sedang tidak baik-baik saja. Semalam entah karena apa, tenggorokanku tiba-tiba sakit sekali dan aku batuk hingga sore ini. Lebih-lebih pening di kepala yang sejak Hari Minggu belum juga sirna. Apalagi luka menganga di hati ini. The worst thing.
Di luar sana hujan sedang lebat-lebatnya, saat jemariku mengetikkan ini secara live, jarang-jarang. Hari ini semuanya begitu kacau balau, kecuali satu hal: sesore ini, saat senja belum memerah pun, aku sudah rindu rumah. Ingin secepatnya bertemu bantal-guling-selimut, bermalas-malasan melanjutkan episode anime 'Ao No Exorcist' dan 'Soul Eater' yang sejak beberapa hari lalu langsung kugemari.
Aku seharusnya beranjak matang dan masih menggantungkan mood pada film anime? Yes, I am. You don't want to know how suck my real life is. Everything just doesn't work as it should be. So annoying!
Katakan ini curahan hatiku, sampah segala unek-unekku. Whatever! Aku benar-benar muak pada kehidupanku belakangan. Well, not really, karena bagaimanapun aku selalu bisa menghibur diriku seperti yang selama ini selalu kulakukan. Aku memang hidup untuk diriku sendiri, melakukan apapun yang kusuka.
This recent days, I spent my whole times by preparing my short-stories for #KampusFiksi, maybe I'll tell you the details on next posting (remind me). I wrote, wrote, and wrote. Read, read, and read some other novels for references also. Haunted by deadlines. That was crap! I know that I always want to be a writer, a novelist. But these weekdays of work and so many duties made me didn't have much time for doing my favor. Writing, nor reading.
Aku sangat kesulitan membagi waktu. Bekerja untuk hidup, atau hidup untuk bekerja? Aku tahu ini bukan bidangku. Hanya saja, aku ingin menyeriusi dan lebih bertanggung jawab, meski sampai kapanpun aku yakin tidak akan pernah 100% menyukainya, apalagi sampai mengabdikan diri di dalamnya. HELL NO!!
But somehow, speaking is easier than doing. It is for me. The practice is I can't even dump this job even it couldn't give me much effort as compensation. Ironic? Most parts of my life consists of tragedies and curses, some of them are unforgivable mistakes.
Kuberitahu (profesi)cita-cita lamaku: seorang dubber, penulis, penyanyi. Yang mana di antara mereka yang mungkin bisa benar-benar terwujud? Sedemikian absurd-nya kah? Setidak-pantas aku untuk bermimpi? Orang-orang sering sekali mengataiku, "Kamu terlalu hidup di dalam mimpimu sendiri," "Oh, bangun! Ini kenyataan yang tidak seperti mimpimu!" "Ini dunia nyata, bukan dunia mimpi semau-maumu!" "Jangan mimpi! Ini jelas-jelas siang bolong!"
Nah?
Siapa yang salah? Ahh... andai saja kau tahu apa yang terjadi padaku yang kala itu 15 tahun. Yang dihujat habis-habisan impiannya, karena terlalu tidak biasa. Tidak lazim. Karena yang di luar 'biasa' itu tidak pernah baik, tidak pernah ada harganya.
"Kenapa tidak bisa seperti si A?"
"Lihat, si B itu juga seorang anak, pelajar, dan dia tidak sepertimu,"
"Cobalah kau teladani si C itu!"
Apakah aku bukan anak baik karena menolak untuk sama dengan A, B, atau C? Karena aku adalah aku. Aku bukan mereka.
Mungkin juga ini tentang beberapa oknum akun Facebook super-duper-amat-sangat-sungguh-menyebalkan-sekali, yang keberadaan mereka saja sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku, apalagi kuharapkan kemunculannya.
But they really are... Sucking my days more and more... As I've said many times before, I don't know you, don't even want to know who the hell you are, I just dislike you for any reason. Would you like to piss-off, please? Before this 'dislike' turns into 'hate'. For God's sake!! That's why I've been starting to hate Facebook after all. Because of those persons' appearance. What a jerk!
Rasanya hujan seringkali turun seiring perasaanku yang buruk, memburuk. Seperti senja ini saat aku tidak tahu harus menuliskan apa karena yang ada dalam pikiranku hanyalah umpatan, celaan, protes...
I just wanna live my life in my own way. And I do know it wouldn't easy as it's heard. Life must going on, I should be moving on.
Karena hujan tidak akan menderas selamanya. Hujan lebat nyaman sekali untuk bergelung di tempat tidur. Gerimis bisa membangkitkan perasaan menyenangkan jika disandingkan dengan kopi panas di tengah-tengah perbincangan dengan seseorang. Pelangi itu pasti ada. Entah merah-kuning-hijau, atau mejikuhibiniu betulan, pelangi pasti untuk mengindahkan hari sisa hujan.
Kapan hujan ini akan berhenti? Kapan hujan deras dalam hatiku akan mereda, lalu muncul pelangi? It will...
Di luar sana hujan sedang lebat-lebatnya, saat jemariku mengetikkan ini secara live, jarang-jarang. Hari ini semuanya begitu kacau balau, kecuali satu hal: sesore ini, saat senja belum memerah pun, aku sudah rindu rumah. Ingin secepatnya bertemu bantal-guling-selimut, bermalas-malasan melanjutkan episode anime 'Ao No Exorcist' dan 'Soul Eater' yang sejak beberapa hari lalu langsung kugemari.
Aku seharusnya beranjak matang dan masih menggantungkan mood pada film anime? Yes, I am. You don't want to know how suck my real life is. Everything just doesn't work as it should be. So annoying!
Katakan ini curahan hatiku, sampah segala unek-unekku. Whatever! Aku benar-benar muak pada kehidupanku belakangan. Well, not really, karena bagaimanapun aku selalu bisa menghibur diriku seperti yang selama ini selalu kulakukan. Aku memang hidup untuk diriku sendiri, melakukan apapun yang kusuka.
This recent days, I spent my whole times by preparing my short-stories for #KampusFiksi, maybe I'll tell you the details on next posting (remind me). I wrote, wrote, and wrote. Read, read, and read some other novels for references also. Haunted by deadlines. That was crap! I know that I always want to be a writer, a novelist. But these weekdays of work and so many duties made me didn't have much time for doing my favor. Writing, nor reading.
Aku sangat kesulitan membagi waktu. Bekerja untuk hidup, atau hidup untuk bekerja? Aku tahu ini bukan bidangku. Hanya saja, aku ingin menyeriusi dan lebih bertanggung jawab, meski sampai kapanpun aku yakin tidak akan pernah 100% menyukainya, apalagi sampai mengabdikan diri di dalamnya. HELL NO!!
But somehow, speaking is easier than doing. It is for me. The practice is I can't even dump this job even it couldn't give me much effort as compensation. Ironic? Most parts of my life consists of tragedies and curses, some of them are unforgivable mistakes.
Kuberitahu (profesi)cita-cita lamaku: seorang dubber, penulis, penyanyi. Yang mana di antara mereka yang mungkin bisa benar-benar terwujud? Sedemikian absurd-nya kah? Setidak-pantas aku untuk bermimpi? Orang-orang sering sekali mengataiku, "Kamu terlalu hidup di dalam mimpimu sendiri," "Oh, bangun! Ini kenyataan yang tidak seperti mimpimu!" "Ini dunia nyata, bukan dunia mimpi semau-maumu!" "Jangan mimpi! Ini jelas-jelas siang bolong!"
Nah?
Siapa yang salah? Ahh... andai saja kau tahu apa yang terjadi padaku yang kala itu 15 tahun. Yang dihujat habis-habisan impiannya, karena terlalu tidak biasa. Tidak lazim. Karena yang di luar 'biasa' itu tidak pernah baik, tidak pernah ada harganya.
"Kenapa tidak bisa seperti si A?"
"Lihat, si B itu juga seorang anak, pelajar, dan dia tidak sepertimu,"
"Cobalah kau teladani si C itu!"
Apakah aku bukan anak baik karena menolak untuk sama dengan A, B, atau C? Karena aku adalah aku. Aku bukan mereka.
Mungkin juga ini tentang beberapa oknum akun Facebook super-duper-amat-sangat-sungguh-menyebalkan-sekali, yang keberadaan mereka saja sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku, apalagi kuharapkan kemunculannya.
But they really are... Sucking my days more and more... As I've said many times before, I don't know you, don't even want to know who the hell you are, I just dislike you for any reason. Would you like to piss-off, please? Before this 'dislike' turns into 'hate'. For God's sake!! That's why I've been starting to hate Facebook after all. Because of those persons' appearance. What a jerk!
Rasanya hujan seringkali turun seiring perasaanku yang buruk, memburuk. Seperti senja ini saat aku tidak tahu harus menuliskan apa karena yang ada dalam pikiranku hanyalah umpatan, celaan, protes...
I just wanna live my life in my own way. And I do know it wouldn't easy as it's heard. Life must going on, I should be moving on.
Karena hujan tidak akan menderas selamanya. Hujan lebat nyaman sekali untuk bergelung di tempat tidur. Gerimis bisa membangkitkan perasaan menyenangkan jika disandingkan dengan kopi panas di tengah-tengah perbincangan dengan seseorang. Pelangi itu pasti ada. Entah merah-kuning-hijau, atau mejikuhibiniu betulan, pelangi pasti untuk mengindahkan hari sisa hujan.
Kapan hujan ini akan berhenti? Kapan hujan deras dalam hatiku akan mereda, lalu muncul pelangi? It will...
Kamis, 10 April 2014
Mau Kamu Yang Itu
Posted!
Alhamdulillah... akhirnya~~ April 10th 2014, almost 10 PM but we're still in my office, finishing our deadline(again). Hahaha...
Pengerjaan proyek seluruhnya dikerjakan hari ini sampai rampung, what a night! Sama sekali nggak segampang pas kita masih mengobrol-isengkan rencana keikutsertaan kami dalam lomba ini. It wasn't a easy work to do, trust me.
Kali ini lomba menyanyi/karaoke yang diadain sama Gagas Media membawakan lagu yang jadi soundtrack salah satu novel terbaru keluaran penerbit tersebut oleh Clara Canceriana.
Lepas dari lolos atau tidaknya usaha keras kami ini, we did very enjoy every single step of it. So as I always believe, "a win is a bonus, just enjoy the progress no matter what." *^_^*
My sister and I have recorded our voice twice. Nyehehehe~~
This is mine and here is our duet. Happy Listening! :D
Alhamdulillah... akhirnya~~ April 10th 2014, almost 10 PM but we're still in my office, finishing our deadline(again). Hahaha...
Pengerjaan proyek seluruhnya dikerjakan hari ini sampai rampung, what a night! Sama sekali nggak segampang pas kita masih mengobrol-isengkan rencana keikutsertaan kami dalam lomba ini. It wasn't a easy work to do, trust me.
Kali ini lomba menyanyi/karaoke yang diadain sama Gagas Media membawakan lagu yang jadi soundtrack salah satu novel terbaru keluaran penerbit tersebut oleh Clara Canceriana.
Lepas dari lolos atau tidaknya usaha keras kami ini, we did very enjoy every single step of it. So as I always believe, "a win is a bonus, just enjoy the progress no matter what." *^_^*
My sister and I have recorded our voice twice. Nyehehehe~~
This is mine and here is our duet. Happy Listening! :D
Kamis, 03 April 2014
Selamat ber-HUT (segera), April.
Well, sayang sekali dugaan kalian belum benar. Helm INK pink seri teranyar lengkap dengan kunci rahasia pada gambar bukan milikku. :P
Semalam aku menemani seorang kawan membelinya. Ya, aku sudah berjanji untuk membantu kawanku ini memilih sebuah helm untuk dihadiahkan kepada gadisnya yang akan berulang tahun bulan ini, dan kemarin akhirnya hutang janjiku terlunaskan. Aku lumayan puas dengan pilihanku. Bagaimana menurutmu? Sebuah helm standar bermerek khas anak muda masakini dengan warna pink cerah yang manis sekali, untuk seorang gadis manis kecintaan. Tidak buruk, kan? ^^
Si Boy kawanku seorang lelaki baik hati. Ia ikhlas merogoh koceknya cukup dalam untuk membeli bakal hadiah tersebut demi tidak melewatkan hari istimewa si gadis manis kecintaan, yang sayang sekali bukan kekasihnya.
Kalian bingung? Kisah ini memang tidak sesederhana kicauan jemariku pada lembar postingan ini, tapi lebih dalam, jauh lebih dalam lagi. Boy bersikeras memintaku menemaninya mencari hadiah ulang tahun bagi Gadis, perempuan yang terhitung sejak akhir tahun lalu tidak lagi menjadi kekasihnya lantaran memiliki seorang tambatan hati baru, sesosok lelaki idaman selain Boy.
Boy, sekalipun sudah tidak berstatus kekasih Gadis, ia masih sangat memedulikannya. Masih sangat menyayangi dan mencintai Gadis, yang sayangnya aku sendiri tidak tahu bagaimana perasaan Gadis sesungguhnya terhadap Boy. Karena meski mereka hanya sebagai teman sekarang, namun sama sekali tidak ada yang berubah dari sikap dan perlakuan Gadis kepada Boy. Gadis masih menginginkan Boy ada di sisinya, mendukung apapun yang ia lakukan, dan menyenangkan hatinya. Mereka masih sering pergi ke mana-mana bersama. Ya, Boy dan Gadis, dan aku, dan lelaki idaman Gadis selain Boy. Kami berempat. :3
Jengjeeeengg~~ ironis, sangat ironis. :(
Tapi aku tidak akan memperpanjang postingan ini dengan menceritakan apa yang terjadi di antara kami. Tidak. Saat ini aku hanya ingin berkomentar mengenai foto di awal tadi. Helm pink-bakal-kado-ultah-buat-Gadis ada di rumahku sejak semalam. Boy meminta tolong ekstra dengan menitipkannya padaku untuk beberapa hari sampai hari H, sampai ia mengambilnya, dan aku mengiyakan saja. Itulah mengapa aku berkesempatan untuk mengabadikannya di sini. Ehehehehehe...
Kembali pada Boy, menurut kalian apa motif yang dimaksudkan oleh Boy dengan melakukan semua tetek-bengek ini untuk Gadis yang sudah jelas tidak akan mengkontribusikan apapun pada hidup Boy selanjutnya selain rindu, galau, cemburu, keputusasaan, dan sakit hati? Tidakkah sia-sia dan sangat tidak menguntungkan bagi pihak Boy? Err~~ -___-"
Ketika tidak sedang merasakan cinta, jatuh cinta, atau lain-lain semacamnya kita memang cenderung berpendapat bahwa apa-apa yang orang lain lakukan dengan mengatasnamakan cinta adalah sesuatu yang bodoh, idiot, absurd, dan serba tidak masuk akal. Tapi memang demikian, sekalipun faktanya aku sendiri adalah pelaku. Ya, rela berbuat apapun demi orang tersayang, apapun (bisa jadi seaneh-anehnya sesuatu), dengan label: Demi Cinta.
Semalam aku menemani seorang kawan membelinya. Ya, aku sudah berjanji untuk membantu kawanku ini memilih sebuah helm untuk dihadiahkan kepada gadisnya yang akan berulang tahun bulan ini, dan kemarin akhirnya hutang janjiku terlunaskan. Aku lumayan puas dengan pilihanku. Bagaimana menurutmu? Sebuah helm standar bermerek khas anak muda masakini dengan warna pink cerah yang manis sekali, untuk seorang gadis manis kecintaan. Tidak buruk, kan? ^^
Si Boy kawanku seorang lelaki baik hati. Ia ikhlas merogoh koceknya cukup dalam untuk membeli bakal hadiah tersebut demi tidak melewatkan hari istimewa si gadis manis kecintaan, yang sayang sekali bukan kekasihnya.
Kalian bingung? Kisah ini memang tidak sesederhana kicauan jemariku pada lembar postingan ini, tapi lebih dalam, jauh lebih dalam lagi. Boy bersikeras memintaku menemaninya mencari hadiah ulang tahun bagi Gadis, perempuan yang terhitung sejak akhir tahun lalu tidak lagi menjadi kekasihnya lantaran memiliki seorang tambatan hati baru, sesosok lelaki idaman selain Boy.
Boy, sekalipun sudah tidak berstatus kekasih Gadis, ia masih sangat memedulikannya. Masih sangat menyayangi dan mencintai Gadis, yang sayangnya aku sendiri tidak tahu bagaimana perasaan Gadis sesungguhnya terhadap Boy. Karena meski mereka hanya sebagai teman sekarang, namun sama sekali tidak ada yang berubah dari sikap dan perlakuan Gadis kepada Boy. Gadis masih menginginkan Boy ada di sisinya, mendukung apapun yang ia lakukan, dan menyenangkan hatinya. Mereka masih sering pergi ke mana-mana bersama. Ya, Boy dan Gadis, dan aku, dan lelaki idaman Gadis selain Boy. Kami berempat. :3
Jengjeeeengg~~ ironis, sangat ironis. :(
Tapi aku tidak akan memperpanjang postingan ini dengan menceritakan apa yang terjadi di antara kami. Tidak. Saat ini aku hanya ingin berkomentar mengenai foto di awal tadi. Helm pink-bakal-kado-ultah-buat-Gadis ada di rumahku sejak semalam. Boy meminta tolong ekstra dengan menitipkannya padaku untuk beberapa hari sampai hari H, sampai ia mengambilnya, dan aku mengiyakan saja. Itulah mengapa aku berkesempatan untuk mengabadikannya di sini. Ehehehehehe...
Kembali pada Boy, menurut kalian apa motif yang dimaksudkan oleh Boy dengan melakukan semua tetek-bengek ini untuk Gadis yang sudah jelas tidak akan mengkontribusikan apapun pada hidup Boy selanjutnya selain rindu, galau, cemburu, keputusasaan, dan sakit hati? Tidakkah sia-sia dan sangat tidak menguntungkan bagi pihak Boy? Err~~ -___-"
Ketika tidak sedang merasakan cinta, jatuh cinta, atau lain-lain semacamnya kita memang cenderung berpendapat bahwa apa-apa yang orang lain lakukan dengan mengatasnamakan cinta adalah sesuatu yang bodoh, idiot, absurd, dan serba tidak masuk akal. Tapi memang demikian, sekalipun faktanya aku sendiri adalah pelaku. Ya, rela berbuat apapun demi orang tersayang, apapun (bisa jadi seaneh-anehnya sesuatu), dengan label: Demi Cinta.
Langganan:
Postingan (Atom)