Sabtu, 26 April 2014

Tentang Sebuah Janji

Haruskah kisah Aryl dan Ays berakhir di sini? Apakah janji persahabatan yang mereka ikrarkan adalah suatu kebohongan belaka? Kalau memang akan jadi begini akhirnya, seharusnya janji itu tidak pernah terucap! Harusnya ikatan persahabatan itu jangan pernah dibiarkan ada.

Rasa kebersamaan yang menjadi impian bersama sudah terlanjur mengalir dalam nadiku. Entah apa yang akan terjadi kelak, jika aku tidak bisa menghilangkannya dari jalan hidupku. 

Sejujurnya, aku merasa sangat kecewa. Kecewa dengan semua mimpi-mimpiku yang mustahil jadi nyata. Padahal sudah sejauh ini. Sudah tidak mungkin lagi aku membencinya. Seseorang yang telah mengorbankan dirinya untuk membangkitkanku, haruskah dilenyapkan? 


jika menengok dan memandang sisiku 
kau selalu ada di sana 
senyuman aneh di wajahmu itu 
membuatku ingin 
jalan di hadapan kita 
takkan pernah terputus 
oleh masa dan waktu 

kalau ditanya perasaanku yang sesungguhnya, 
bagiku 
kau adalah segala-galanya 
aku menganggapmu bagian dariku 
kau, aku, dan tubuh kita 
menghabiskan hari-hari kita bersama 

daripada diam dan menyimpan semua sendiri 
berbagi tentulah lebih baik 
aku benar-benar tidak ingin 
bunga-bunga musim panas itu jatuh berguguran 
menangisi kepergianmu 
perbedaan cara pandang hidup dan prinsip 
mungkin mengjauhkanmu dariku 

tapi, tahukah kau? 
bahwa di sini ada hati 
yang selalu menanti kepulanganmu? 



Mojokerto, 27 Agustus 2006
R.Ch. Auliya Sari


*sudah berapa tahun usia tulisan ini, ya? nulis-nulis sendiri, malu-malu sendiri. aaaaakk~~ /,\

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*