apakah kau mengenal kupu2 hitam itu?
yang dulu sering kukisahkan padamu
ia tercantik yang pernah kusaksikan
seumur hidupku
yang paling ingin kulindungi
senyum dan bahagianya
sekaligus menjadi yang paling fana
percayakah kau, dia kembali?
rupanya masih mengingatku di sini
dia ingat hari-hari hujan kami dulu
dan dia menginginkan aku
menurutmu aku harus bagaimana?
ini mengingatkanku pada
penantian indah Sleeping Beauty
ketika sang pangeran ramalan
datang untuk menjemputnya
apakah dia kembali untuk mengajakku
bertualang bersamanya?
senang sekali kalau memang begitu
karena aku bersumpah
menukarkan sisa hidupku
agar bisa melihatnya kembali
akan kulakukan apapun
agar aku bisa berada
di sisinya lagi
apapun!
sekalipun itu berarti aku harus
kehilangan matahari
bukan masalah
aku bahkan tidak peduli
sembilan atau sepuluh matahari pun
sanggup aku beri
tapi jangan bohong bahwa dia pulang
hanya untuk bermain api
kau boleh bilang hatiku buta
tentu saja, cintaku untuknya
membuat dunia murka
tapi aku tanpanya tak lain hanya
seonggok bunga kristal retak
yang sepi
yang sekilas tampak hidup
namun jiwanya mati
aku rela menggadaikan semuanya
pada setan, pada iblis
pada neraka yang terus menawar
harga hatiku
jika mereka bisa membantuku
memberinya bahagia
aku akan sepenuhnya percaya
pada hades, pada ursula,
pada medusa
yang berani menjanjikanku hatinya
aku bersedia jadi debu,
jadi buih,
jadi apapun
asal aku bisa memiliki sakitnya,
lukanya,
sedihnya,
marahnya,
dendamnya,
kecewanya,
putus-asanya,
kecul-hatinya,
semua yang mungkin merenggut
senyum indah dari pribadi
penuh pesona itu
aku sungguh cinta kamu, kupu-kupu...
Di luar hujan? Mari kuseduhkan secangkir kopi panas untukmu. Tentu kita bisa saling bertukar cerita sembari menikmati pelangi dan senja, kan? *^_^*
Kamis, 27 Juni 2013
22 Mei 2013
7:13 AM
Sayangq cintaq istriq
:* Ayo sarapan dlu.q lg sarapan lo ni
7:17 AM
Cip pinter sayangq ni
kok :*
7:20 AM
Iya,sayang jg met
maem ya :*
Can
you feel my feeling? Pagiku dibuka dengan perasaan yang luar biasa istimewa. Do
you know what day is it today? 22nd of May, our 2nd month anniversary. xD Ya
Allah... Sudah dua bulan tepat 61 hari rupanya. Dan aku merasa perasaanku
selalu baru setiap harinya. Sayangku makin besar saja untuk Oppa. Seperti aku
selalu excited of everything about him. Sumpah. Nggak ada bosen-bosennya aku berbicara
tentang lelaki kecintaanku itu. :*
Dan
hari ini aku sudah berniat akan memakai baju putih, terinspirasi ide Oppa yang
bilang ‘setiap tanggal 22 pake baju putih-putih’. Aku tidak memfavoritkan warna
putih, as you know, apalagi untuk outfit keseharian. Maka jadilah aku berkemeja
putih untuk ngantor, karena selain merah-hitam yang memenuhi lemari pakaian,
cuma kemeja itulah yang warnanya putih.
Aku
benar-benar bersemangat. Mood booster di pagi hari itu sungguh bekerja dengan
baik. Apalagi Oppa yang menciptakan alasan tersebut. Aku sudah tidak sabar
untuk bertemu dia nanti malam. Apa kita akan diner di Hachiku lagi seperti
bulan lalu? Atau menghabiskan malam bersama saja? Hihihihii... Yang manapun
sama-sama menyenangkan. Bersamanya tidak ada yang lebih bisa menawarkan
kebahagiaan. Oppa itu sumber bahagiaku. :) Alasan dari setiap
perubahan mood dan emosiku. Bahagia, senang, bersemangat, cemas, ragu, sedih,
depresi, susah tidur, melamun, etc. Apapun yang berkenaan dengannya akan bisa
sangat memengaruhiku juga.
6:52 PM
Q brusan hbs
maem.umm….q td bkin something.mau gak yank?
6:54 PM
Y dah nnt tak bwain k
sanggar yank.ni lg ngopy guminhonya sayang dlu q
Aku
akan makan malam masakannya lagi. xD Tidakkah terasa aneh? Bukan aku yang
menyiapkan sesuatu untuknya, tapi sebaliknya malah dia yang sering membawakanku
hasil masakannya. Cewek macam apa aku ini. (-- ”) Yang harus kau tahu juga,
dibandingkan denganku, Oppaku jauh lebih cakap dalam melakukan pekerjaan utama
yang seharusnya semua cewek bisa: memasak dan menjahit. Nilaiku nol besar.
Belum lagi pekerjaan berat yang memang menjadi tugas cowok. See? Aku
betul-betul kosong. :P
Oppa
datang ketika yang lain sudah bersiap akan pulang. Dan dia menepati janjinya
membawakanku seporsi makan malam dan seri drakor ‘My Girlfriend is Gumiho’ yang
hari Minggu lalu kuminta. Oppa
menyadari aku memakai kemeja putih. J Hahahaha…
Mr
Dafis masih bersama kami saat aku menyantap makan malamku: nasi+ayam bumbu
kecap+sesuatu yang agak mirip entah tahu/tempe yang terasa seperti ‘gimbal
urang’ kata lidahku. Asin-asin enak sih. Aku suka apapun itu. Aku selalu suka
semua yang dibawakannya untukku. Suka semua yang dilakukannya untukku. Aku lebih suka dia lagi. xD
Haruskah
kuceritakan juga? Apa yang kami berdua lakukan setelah itu? Hehehehe...
Kegiatan malam kesukaan kami berdua pokoknya. :D Dan seperti yang selalu kubilang, saat bersamanya aku seperti tak punya cukup
waktu. Waktu bagaikan musuh. Adalah sang waktu itulah yang selalu memaksaku
menyudahi kebersamaanku dengan Oppa. Sial. L Aku selalu tidak ingin pulang. Selalu ingin
tinggal di sisinya saja seterusnya. For our next anniversaries… Please always
be mine. I love you with all my whole heart. :*
Jumat, 21 Juni 2013
21 Mei 2013
Selasa, jadwalnya aku ketemu Oppa. Tapi dari
seharian tadi sih, belum ada tanda-tanda Oppa bakal mengiyakan untuk muncul di
sanggar nanti malam. L And I was right anyway. Sampai menjelang
maghrib pun sms2nya biasa aja. Entah dia tau atau enggak kalau aku menunggunya.
5:56 PM
Loh sayang sndrian ta
ni?kciane rek :(
“Lah kan
daritadi aku sudah bilang? Masa nggak paham.” Pengen banget aku jawab gitu
sebenernya, tapi lagi males cari masalah aja. Nggak ngefek juga lah, kadung
galau daritadi kan .
Dan mendadak si rasa bete kemudian malah nyamperin. Dasar.
7:35 PM
Mf yank g dgr
td.memesq k tmpt mbah q d rmh ja ni.q lg nntn narnia 3
Rupanya
gitu. Motornya dibawa sama memes, Oppa jadi nggak bisa ke mana-mana termasuk
nyamperin aku ke sanggar. Aku baru ngabarin Oppa lagi sehabis kelas. Aku
bener-bener kesepian. Jengkel banget sebenernya, tapi aku nggak mau makin
merusak suasana yang sudah kayak gini. Dan alhamdulillah, ternyata Oppa juga
sudah nggak sebete tadi. Hmmm... Gimana cara baiknya ngilangin rasa kecewa ini?
8:14 PM
Sayangq blm plg ta?
8:18
PM
Oalah y dah q khwtir
ja.blm sayangq
Di
luar dugaan. Awalnya aku emang sempat kepikiran nggak langsung pulang dulu
karena ya itulah, aku nggak mau bawa-bawa bete ke rumah. And luckyly Mr Dafis
said that he had something to discuss about with me. So we stayed at sanggar
for a while. He told me his problems, about our sanggar. Then asked me about my
relationship with Oppa, how’s the progress. Aku cukup terhibur sih. Sampai
kelupaan belum ngabarin Oppa lagi, terus dia sms kayak gitu deh, jadinya. :)
Aku
agak ngerasa bersalah. Kok kayaknya aku lagi nguji dia gitu. Apa kalau aku
nggak sms, dia bakal nyariin aku apa enggak. Dan ternyata iya. Oppa khawatir
sama aku, padahal akunya sengaja ya. Jeongmal mianhae Oppa.
Sebenernya
aku tahu, tapi mungkin lebih menolak untuk ngerti situasinya. Oppa juga mungkin
bete karena dia sebenernya juga pengen ketemu aku, pengen nemenin aku tapi
nggak bisa. Juga karena akunya sering lemot untuk langsung ngerti apa maksud
kata-kata Oppa. Aku selalu nanya ulang, konfirmasi, jangan-jangan malah aku
salah nanggapin. Tapi ya itu, nggak semua orang bisa selalu maklumin
kelemotanku. Mungkin Oppa juga udah bosen saking seringnya.
Dan
karena gimanapun aku ini cewek (masih egonya dibawa-bawa juga), aku merasa
berhak dapat perhatian dan kasih sayang yang lebih, seharusnya. Dan Oppa
sendiri bilang, ‘hari genap’ itu berarti dia punyaku. PHP gini kan jadinya.
Justru karena aku terlalu sayang, aku selalu nomorsatu-in Oppa di atas
segalanya. Namun sebaliknya, aku bisa jadi ngambek berat kalau sesuatu yang
seharusnya terjadi nggak jadi kejadian. T_T
8:25 PM
Mf yank g bs
nemenin.itu jg mknya q td blg mf tp sayang g ngeh trnyta :( I love u so much pkknya sayang
Rabu, 19 Juni 2013
19 Mei 2013
Latrior
and I would play basketball at Smansasoo basketball field. I was late, very
late. So was Chagiya. Last nite he said that we would spent our Sunday morning
by take a walk together and jogging, but I knew he just fell a sleep on 6 Am. How
could we go then ? He asked me to leave. So I went alone without him. What the
hell was that ! :(
And
that was why he didn’t join with me, but then we met at Srikaya. I was very on
time. He has stood right in front the gate, seemed like he arrived just now. He
looked so awesome, you know. Wearing a white square pattern shirt and khaki
loose trouser as usual. His blue parasite jacket was with him. And surprised,
he brought his notebook this time, so we could watch some movies.
You
don’t know how much I thanked God. He didn’t angry to me at all. Even when we
tried to open the office’s door, you know the key was crazy, but he did it with
smile and joking. What a good boy of mine! :*
He offered
me to watch Harry Potter(and the Deathly Hallows First) and there were we,
watched movie with just two of us a whole day. The fact was he accompanied me
to watch the movie. I lied down on his chest, felt so comfort while he was
hugging me. There were snacks and softdrinsk, and our love absolutely. On
dzuhur time, he lead me pray. We had dzuhur pray together. :D Aaaaaaakk... What
a very lovely day ! Seriously.
Once suddenly Chagiya
asked, “I wonder, how could you love me ? I’m even
not handsome or good.” A very naive question.
“Hey,
must I have any reason? For loving you?” I asked him back. “There is no reason,
i just love you this way. I love you, yourself just the way you are. Don’t you
know how much I love you, Chagiya?”
“Yes,
sure I know,” He hugged me then, very tightly. “And that’s why I love you too,
very much, Sweetheart.” I always fall in love with his kiss.
“Promise
me not to leave me, please.” I whispered right on his ear. I haven’t released my
arms from his neck. Never want to, actually.
He
kept silent for a second. “I can’t promise you for that. But it must be so
silly if i leave someone like you, who truly love me.”
I
always love him. So with his everything. His face, his voice, his smiles, his
kisses, his hugs, his touches, the way he looks at me, hugs me tightly, kisses
me, everything on him i love them so much.
Selasa, 18 Juni 2013
18 Mei 2013
It
was Saturday. The day i’ve been waiting for all of this whole week. But this
afternoon about 3 PM, the sky seemed like it was gonna rain. And yes it was,
the big hard rain with such lightnings and thunders. If it wasn’t enough, the power
outages, too. Damn. The rain – the cold – the dark. What a such teribble combination.
I was
hoping that i would be able to see Oppa early, since my work finished at 4 PM. We
had planned so many things to do for our date, but it was hopeless anymore. And
Oppa made it sure by his sms. He told how cruely the rain had been messing his must-dryable-clothes,
so he didn’t have any outfit to wear on. How ridiculus !
03:00 PM
“Sayang nnt lgsg plg ja gpp.kyknya btal smua rncna ntar mlm”
03:02 PM
“Bjuq basah smua T_T Hujane g pake pmberitahuan e :(”
03:07 PM
“Ya kan bju yg d cuci yank bsah smua.g jd kering gr2 tau2 ujan.g tanggap
sayang ah :(”
See
? I was very upset. I didn’t want to go home, but didn’t know where should i to
go either. I was keep hoping, that rain would be stop and i could meet him
soon. And thanks God, around 5 PM the sky just began to clear. So the
electricity had been on again. :’)
Then
i was alone on sanggar. Waiting for Oppa who came not much longer after that. He
kept his promise. Met me in the middle of the bad weather, with no shirts or
anything on his upper body. He just wore his jacket. Poor Oppachagi... :(
But
I really appreciated his efforts, his attention, affection toward for me. I
made tea to warm our bodies. Rain fell again suddenly. Locked both of us there
with all its sweetness. We spent our saturday night together. Just the two of
us. We talked about everything. About eomma’s invitation. What I wanted him to
do with eomma's requirements. And luckyly i’ve heard all the things that i
really wanted to know.
Then
he told me about himself. About his family. About his very big house in
Kalimantan. About his childhood. About his desire to got back there again one
day, with me. He even drew a plan of their stately home on a piece of scrap
paper that i’ve prepared. I was always happy to listen to his story. I liked
the way he expressed his feeling. Shared them all to me, like i would be a main
part of his future life.
If
it wouldn’t 9 PM, i didn’t want to go home yet. wish i could stay with him. Belong
to him forever. Accompany him wherever he goes. Together, i will always by his
side. I do love Oppachagi very very much. :*
Senin, 17 Juni 2013
17 Mei 2013
2:46 PM
“Bdanq panas e rasanya yank”
3:24 PM
“Q kangen sayang ni mknya panas
bdanq”
Oppachagi sakit. That was why he didn’t send me any sms in the
morning. Hope he would better soon, aamiin… Kuatir banget gitu aku sama dia. Akhir-akhir
ini suka keluar malem dan pulang pagi, sih… :P
Dia cukup makan nggak ya ? Sudah minum obat
belum ? Diperhatiin sama orang rumahnya kan
? Pengen aku samperin ke rumah dia aja deh. But fortunately he still able to
said such that joke to me. Aaaaaakk… Oppa… :*
5:18 PM
“Hayo sayang sibuk rek smp lupa g
update e :D”
5:23 PM
“Brusan q sms hehe…”
5:23 PM
“Update status posisi ke q hehe…q
tak mandi dlu yank”
Hehehe… What a nice message of ma man ! :D Yang
jam 5:18 itu sms kami barengan. Aku smsnya pas lagi omw ke sanggar, dan oppa
juga sms aku. Begitulah, lucuk ! :D
Alhamdulillah, means he was okay. Mungkin bakal
nyamperin aku ke sanggar lagi, tapi ternyata enggak. Malah gantian aku yang
nemenin dia main sampe jam 9an, baru aku balik.
Dan begonya, begitu aku pulang dengan perut
lapar di rumah malah nggak ada makanan sama sekali. Katanya gara-gara
belakangan aku sering makan malam di luar, jadi kali ini aku nggak dijatah.
Fak.
I had no choice. Keluar lagi deh aku, hunting
nasgor ato krengsengan. Kepikiran mau beli yang di dekat gelora, tapi sudah
habis. Fak (lagi). Aku langsung sms oppa. He said not far from his place there
was nasgor seller. But fak (lagi lagi) habis juga. Padahal kan asik gitu kalau nunggu nasgor sambil
nemenin oppa main lagi. Ehehehe… *modus*
Dengan berat hati aku pamitan, mau nyari-nyari
lagi di dekat rumah. Dan akhirnya malah beli di tempat konsumenku sendiri depan
indomaret penanggungan. :P Krengsengan, dimurahin sih… Hehehe.
9:46 PM
“Hehehe sayang
masio laper g blh gtu ah masak rombonge org mau d makan jg :D”
Minggu, 16 Juni 2013
16 Mei 2013
2:10 AM
“Q sayang bgt sm cayankq ni. Q g mau khlngan sayang. Q mau ksh liat ke
sayang smua tmpt2 hebat n bgus yg prnh q dtgin. Q pgen kta sm2 nikmatin hr2 kt
nnt. Pkkny cm sayang yg q mau. Cm sayang yg bs hdpin q. Sayang tu yg plg hebat
pkknya. I love u so much :*:*:*”
Aku baru membacanya beberapa saat setelah terbangun untuk sholat subuh.
Sayang sekali, pikirku saat menatap lagi jam terkirim sms itu. Padahal jam
setengah dua aku baru saja naik ke kamar. :( Tahu begitu akan kutahan kantukku
sebentar dan menemaninya sms-an.
Reflek
sudah akan kubalas sms itu. Penuh percaya diri sambl senyum-senyum senang
jariku menuju draft untuk memilih sms
paling tepat yang akan kukirimkan untuk Oppa. Namun detik berikutnya aku sadar.
Bukankah dua hari lalu kotak perpesanan-ku tandas sudah isinya? Gara-gara
Yukime yang mendadak hang. Sial.
Akhirnya aku hanya mengingatkannya untuk sholat subuh. :’(
9:10 AM
“Cintaq :*”
Kapan
aku tidak senang mendapat sms darinya? Apalagi yang seperti itu. Senyumku pun
terbit lagi. Dia terjaga lebih pagi dari biasanya. ^^ Dan aku belum
meng-sms-inya bahwa aku sudah di tempat kerja! Juga belum merancang sms balasan
untuk smsnya dini hari tadi. Hmmm…
Gomen ne. ><
5:23 PM
“Q kudu minggat ae rasane iki”
7:10 PM
“Q gpp g sah khwtr,lg mangkel ja q”
Aku memang sempat khawatir saat sore tadi Oppa sms
seperti itu, padahal sebelumnya kami masih ngobrol santai. Lama nggak ada
balasan, akhirnya 1 sms yang bawah itu cukup melegakanku.
Oppa lalu datang, dan menceritakan kejadian
yang membuatnya mengamuk tadi. Rupanya ini soal eomma-nya. Saat pergantian hari
dari sore ke malam selalu menjadi masa-masa yang sulit untuk oppa, berkenaan
dengan kondisi fisik serta emosionalnya. And unfortunatelly perselisihan mereka
terjadi juga di dalam waktu-waktu rawan tersebut. Oppa-ku memang idealis
terhadap apapun yang menyangkut dirinya. Tapi bukan berarti dia tidak pernah
menyampaikan hal itu sebelumnya lalu uring-uringan, bukan. Dia cuma ingin
dimengerti. Cuma itu.
Aku berusaha menghiburnya. Mengatakan semua akan
baik-baik saja. Dan syukurlah dia mulai tenang. Seandainya aku bisa bersamanya
lebih lama. Seandainya aku bisa mendengarkan setiap keluh kesahnya, protesnya. Bantu
aku menjaganya, Tuhan… Aku sayang dia. :’)
Langit Mendung
kecil
rapuh
tak berdaya
tak bisa hidup tanpanya
itu aku
selalu berpura-pura kuat
pura-pura hebat
karena airmata ini
ku tak ingin seorang pun melihat
dan mengira dia jahat
dia tidak jahat
dia hanya berusaha kuat
berusaha agar dimengerti
berusaha menyimpan perihnya sendiri
akulah yang bodoh
akulah yang tidak peka
akulah yang mungkin tidak pantas
mendapat cintanya
tapi cintaku masih di sini
cintaku tidak akan pernah bisa pergi
darinya
dari airmatanya
dari lara hatinya
menangislah sayang,
tapi aku ingin kita bersama
aku ingin untuk tetap percaya
bahwa langit mendung kita
Sabtu, 15 Juni 2013
15 Mei 2013
4:48 AM
“Sayang, nek kt ktmu ingatin q ya.q mau coba ingat2 lg hapalan surat2
pendek.q ada be2rapa yg kyknya bcaane "kecampur" sama surat lain e :D”
Ya
ampun, Oppa... Aku membatin terharu. Gimana nggak, Oppa rupanya benar-benar
memikirkan tentang apa yang beberapa hari lalu aku sampaikan perihal
‘syarat-syarat’ eomma untuknya. Ini kemajuan yang indah banget. Dia menunjukkan
antusiasmenya secara pribadi, tanpa aku harus maksa dia berlebihan.
Oppa
bangun pagi dan shalat subuh duluan daripada aku. ‘Maka nikmat Tuhan
manakah yang kamu dustakan ?” Aku sungguh-sungguh bersyukur. Allah memberiku
kekasih kayak dia, yang nggak akan pernah ada gantinya lagi di dunia.
Alhamdulillah... Terima kasih banyak, Gustiku... :’)
Aku
emang nggak langsung membalasnya. Malu aja kalau sampai Oppa tahu aku masih
molor pas smsnya terkirim padaku. Maka sebagai ‘kamuflase’ aku merampungkan shalat
subuhku dulu, yang kulanjutkan dengan mengaji. Tanpa sadar aku juga akhirnya ikut menghafal surat-surat pendek yang mulai sudah mulai terlupa.
Barulah
kemudian aku membalasi smsnya. Kami sempat ngobrol singkat, lalu mengakhirinya dengan
saling mengucap selamat tidur. Aduuuh... Aku sayang banget sama dia. :*
4:32 PM
“Sayang,maaf ya tp q g jd ikt k bromo.td mlm ktmu yopi n smpt ngbrl2
akhrnya hasil rapat adalah menolak ikut :D”
Itu
bukan kabar yang nyenengin. T_T You know, i’ve wondered and was so excited for
have a travelling experience with him. I even booked my free day for the holiday already, but ‘shikatanai’ sensei said. :( Suda begitu,
apa itu ? “hasil rapat adalah menolak ikut :D” lengkap dengan emoticon ketawa
lebar. Dasar Oppa ! >_<
Tapi
biar gimanapun juga aku tetap menghargai keputusannya atasku, atas
rencana-rencana kami. Dia pasti punya alasan sendiri untuk penolakannya itu.
Jadi okelah, mungkin kami bisa pergi bersama lain kali.
Lalu,
ahhh... Mainan-mainan baru Anggun bikin aku sedikit terhibur. Nope. Sangat
terhibur ! :D Toys dari seri plants vs zombies yang unyu munyu-able banget itu
keluaran KFC untuk paket Happy Kids Meal. Gyaa gyaaa... xD Aku bahkan mengambil
gambar dan menguploadnya ke facebook. Menandai yang lain dengan maruknya. Aku
benar-benar mupeng sama mainan-mainan itu. :|
5:40 PM
“Nek q jd presiden sabtu minggu libur, tiap bulan ada lomba PS trus tiap
tgl 22 pake putih2 :D”
5:45 PM
“Kan tgl jdian kita :P Nek pas maret jd hri libur nasional. :D Q tak mandi
dlu ya sayang”
Setuju
kan, kalau aku bilang Oppachagi-ku itu luar biasa menakjubkan ? :Dv Sore hari
sms-sms itu masuk. Oppa kayaknya sedang nonton acara tv tentang Eyang Subur yang
kabarnya akan mencalonkan diri jadi presiden, lalu mungkin spontan dia mengsmsiku.
(Belakangan dia jadi suka sms tentang hal-hal sepele, tapi itu membuatku
senang. Dia mau berbagi denganku bahkan untuk detil terkecil. ^^) Setelah
pedangdut Rhoma Irama kemudian paranormal. Maka aku katakan padanya, “Kenapa
nggak sekalian Oppa aja nyalonin juga ?” Dan itulah tadi jawaban-jawaban nyata
darinya. Hahaha... xD
Dan
Oppa benar-benar muncul saat aku sedang heboh memvisualisasikan mainan plants
vs zombies yang fotonya ku-tag-kan ke rekan-rekan sanggar. Mencoba mencari
sekutu untuk diajak berburu mainan-mainan tersebut, dan Miss Ntant adalah salah
seorang korban yang beruntung. Sedangkan Oppa senyum-senyum aja menanggapi
tingkah kekanakanku yang kumat. (Mianhae, Oppa... ><)
Maka
usai kelas kami bertiga: Oppachagi, aku, dan Miss Ntant segera meluncur ke TKP
(baca: KFC) bermaksud menebus mainan-mainan lucu itu bersama. Dadah Junior yang
dikunciin di sanggar... :D Aku membonceng Oppa dengan Bebe duluan biar cepat. Lucu
rasanya. ;)
KFC
sedang ramai, tapi beruntung ketika kami datang, 1 kasir lagi baru dibuka.
Aaaaakk... Bingung ! xD Dari sekian banyak pengunjung lain, cuma kami bertiga
‘orang besar’ yang memesan paket Happy Kids Meal. Kebal malu, Oppa menyebutkan
masing-masing pesanan kami beserta mainan bonus yang dikehendaki, sementara aku
dan Miss Ntant tak henti cekikian.
“Itu
mau diapain ?” Aku sudah akan meraih gelas-gelas milo dari atas nampan,
bermaksud membantu Oppa yang membawakan makanan kami, namun ditolaknya. “Taruh
aja, biar aku yang bawa semua. Sayang sama Miss Ntant nyari tempat duduk dulu
aja.” Rasanya tuh pengen aku pelukin aja dia. Dasar ! Jadi cowok kok ya
kebangetan manisnya. Oppa-ku Oppa-ku... :*
Aku
dan Miss Ntant setuju untuk memilih meja di lantai dua, kebetulan kami dapat
tempat yang cukup pewe dipojokan sampig jendela kaca. Kesannya jadi gimanaa..
gitu. :) Nggak lama Oppa datang dengan dua tangan yang membawa nampan full
makanan kami. Jadi paket Happy Kids Meal itu terdiri dari: 1 ayam+1
nasi+segelas milo dingin+puding ! Bayangin sebanyak apa porsi itu buatku.
Sebelum mulai makan, aku menata makanan dan mainan kami di atas meja lalu
mengambil gambarnya beberapa kali lagi. Ya ampun, kebiasaanku. :P
Kusadari
cara makan Oppa agak lucu. Nggak sepertiku yang membuka langsung pembungkus
nasi dan meletakkan nasinya di piring bersama lauk ayamnya, Oppa nggak
memerlukan piringnya sama sekali (karena sebenarnya emang nggak ada piring
tersisa: 1 untukku, 1 untuk Miss Ntant, dan yang 1 lagi sudah digunakan untuk
tempat saus dan sambal) tapi bukan karena itu. Dia membuka sedikit pembungkus
nasi lalu menggigit nasinya sedikit demi sedikit kayak sedang melahap roti atau
burger. Lauknya emang ‘dititipkan’ di piringku sih, Oppa mencuilnya kecil-kecil
juga sebelum kemudian mencocolkannya ke sambal dan memakannya. :9
Makan
malam kami bertiga benar-benar menyenangkan. Oppa-ku yang awesome dengan segala
tingkah dan pembicaraannya. Miss Ntant yang kayaknya agak sungkan sama aku dan
Oppa. Aku yang makannya nggak kelar-kelar. Yaaah... Very interesting moment.
Mutual moment. Oppa memakan pudingnya usai nasinya habis. Dan dia memaksa
menyuapkannya padaku juga. >_< Dia bilang aku harus makan banyak. Nggak
ngaca badannya sendiri kayak apa.
Jam
9 lewat dan kami harus segera pulang. Aku jadi minta dibungkuskan kentucky dan
pudingku yang belum tersentuh sama sekali. Buat orang rumah aja lah, aku sudah
benar-benar kenyang, sudah benar-benar senang. :)
Miss
Ntant pamit dan aku baru sadar kalau kartu parkir yang tadinya kubawa nggak ada
di mana-mana. Terpaksa Oppa masuk lagi ke dalam untuk mencarinya. Baboya ! :( Aku
ini ngerepotin aja. Sebentar aja Oppa sudah balik, katanya pegawai yang beresin
meja kami menemukan kartu parkir itu dan nututi kami. Syukurlah. Oppa sempat
mengetuk kepalaku pelan, dan bilang agar aku lebih hati-hati lagi kalau naruh
sesuatu yang penting. Nggeh, sayang... :*
Di
atas motor aku dan Oppa masih ngobrol. Kami sempat muter-muter sebentar sih,
sebelum benar-benar pulang. Padahal masih harus jemput Junior di sanggar ya. Sama
dia itu waktu kayak nggak ada artinya. Cepat ! sama dia rasanya nggak pengen
pulang aja.
9:30 PM
“Nntn tv ja sayang.hayo sayang lg mainin plantnya td ya?”
Fiuuuuhh... Dia menebak tepat apa yang kulakukan
setibanya di rumah. Apa aku orang yang bisa dibaca segampang itu, ya ? Atau emang
dianya yang kelewat perhatian sama aku ? Hehehehe... Duuuhh Sayangku... *^_^*
Jumat, 14 Juni 2013
14 Mei 2013
SECRET ADMIRER
Cahya-oppa
datang lagi. Dia tidak mau jadi L lagi, setelah kemarin Sari meneriakinya heboh
demikian rupa. Tapi malam ini dia masih manis, dan memang selalu seperti itu.
Di mata hati Sari, Cahya memang selalu sempurna.
Malam
ini hangat. Akan sangat sayang jika mereka langsung pulang. “Emang bisa ketemu
Oppa itu gampang !” Sari pasti akan merajuk jika Cahya menolak menemani lebih
lama. Cahya yang masih dengan flu dan sariawannya, tapi mengiyakan ajakan Sari
untuk mampir ke Green Cafe sejenak.
Beriringan
mereka memasuki tempat minum yang juga lokasi nongkrong berbagai kalangan itu. Cahya
mengedarkan pandangannya sejenak. Suasana cafe sedang cukup ramai. “Mau duduk
di mana, Yang ?” Tanyanya pada Sari yang masih memindai beberapa meja kosong
tersisa. Mencari posisi paling pewe.
“Di
meja situ aja, Oppa.” Jawabnya menunjuk meja untuk dua orang yang dekat dengan
pintu. Cahya mengangguk. Berjalan santai meraih salah satu kursi lalu
mendudukkan tubuhnya di sana. Sari menarik kursi yang lain, namun tiba-tiba
teringat mereka belum memesan minuman.
“Akhirnya
kita ke sini juga, ya.” Sari tersenyum saat duduk menghadapi wajah Cahya yang
berjarak tak sampai semeter di depannya. Serasa gadis itu bisa memetakan setiap
lekuk mahakarya Tuhan pada wajah kekasihnya itu. Sudah dipesannya jus nangka
untuk Cahya, jus stoberi bagiannya, dan seporsi kentang goreng kress yang ceria.
Ingatan
Sari melayang ke beberapa waktu silam. Ketika dia dan Cahya berselisih hebat,
mereka pernah memilih untuk ‘membahas rapat’ mereka di tempat itu. Di beranda
luar cafe tepatnya. Tapi itu sudah berlalu. Waktu dan situasinya sudah jauh
berbeda. Kini mereka berdua tengah berbahagia.
Sari
mendesah jengah saat yukime memunculkan beberapa sms dari penggemar rahasia
yang tidak diharapkan. Tipe cowok galau yang meski sudah jelas-jelas tidak
pernah ditanggapi tapi masih saja memburunya. Tanpa minat ia sudah akan
menghapus langsung sms-sms naas itu namun tiba-tiba Cahya merebut yukime begitu
saja.
“Sms
dari siapa ?” Tanya Cahya sambil mengecek inbox satu per satu.
Sari
yakin ia memutar bola matanya barusan. “Penggemar alay. Sudah jelas-jelas
dicuekin masih aja ngganggu. Oppa liat aja sms-smsnya. ” Tukasnya kesal.
“Eh,
dia ngajakin Sayang ketemuan loh.” Cahya terkikik geli. Menatap wajah Sari yang
menampilkan ekspresi muak pada yang sedang mereka bicarakan. “Nih, Sayang balas
gih.”
“Males
ahh, Oppa.” Sari langsung menolak. “Ngapain juga diladenin. Oppa mau aku
ketemuan sama orang kayak gitu ?”
Cahya
masih dengan sisa-sisa tawanya. “Suruh aja dia nyamperin Sayang ke sini. Aku
pengen tau manusianya kayak gimana.” Oh oh, Sari segera mengenali, ‘Evil Cahya’
mode: ON. “Cepet dibalas. Kalau dia emang laki, suruh ketemu ke sini.”
“Andwae
Oppa... Shirreo...” Sari merajuk. Oppa-nya ini juga ada-ada saja. Masa’ mau
memaksanya ketemuan dengan makhluk asing yang ia tidak minat sama sekali, demi
iseng ? Sungguh tidak masuk akal.
“Udah,
balas aja kok. Kalau nggak gini dia pasti bakal gangguin Sayang terus.” Cahya
bersikukuh tak mau kalah. “Emang Sayang mau dismsin terus ?” Senyumnya
mengembang saat Sari menggeleng pasrah. “Nah, gitu pinter. Sekarang panggil dia
ke sini. Biar kapok dia, sudah berani gangguin pacar orang.”
Mau
tak mau Sari mengikuti saja alur permainan Cahya yang tampak menikmati setiap
kemajuan dari sms-sms yang diterima Sari kemudian. Tanpa sadar Sari tersenyum.
Ditemukannya lagi satu nilai lebih dari kekasihnya itu. Perhatian tidak
langsung yang diberikan Cahya padanya. Kelembutan hati di balik tutur katanya
yang kadang sembarangan, namun memesona.
Sembari
menunggu si penggemar-korban-iseng itu muncul keduanya segera terlibat dalam
percakapan ringan yang intim. Ditemani gelas-gelas tinggi jus masing-masing, Cahya
dan Sari membicarakan apa saja. Mereka mengobrol seru dan tertawa. Saling
mendengarkan saat yang lain bicara. Malam yang membuat Sari merasa begitu bahagia,
lebih-lebih karena bisa bersama Cahya.
Namun
tak pelak, Cahya masih berambisi meneruskan keisengannya. Memonitori yukime dan
meminta Sari cepat membalas jika ada sms baru masuk dari si penggemar. Tapi
sayang, beberapa saat berlalu tidak ada sms lagi. Sari mendapati yukimenya yang
ganti merajuk. “Sial.”
Sigap
gadis itu merestart ponsel tunggalnya. Berharap tidak ada masalah, sementara
Cahya yang tak mengerti cara kerja yukime hanya bisa memerhatikan dengan tak
sabar. “Hapenya Sayang sering gitu ya ?” Selorohnya membuat Sari menatapnya sok
galak. “Sini sini, aku bantu betulin case-nya.”
Tak
yakin Sari mengangsurkan yukime pada Cahya. Namun dalam sekali sentakan ujung
tepi silicon case ponsel itu langsung sobek. Cahya buru-buru meletakkan benda
malang itu begitu saja sambil nyengir bersalah.
“Yak
! Oppa ! Malah sobek...” Sari mengamuk. “Yaaah... Harus ganti dong nih.” Dengan
teliti dikembalikannya case itu seperti semula walau bekas sobekannya jelas
terlihat.
“Maaf
ya, Sayang. Habisnya...”
“Lho
!?” Pekik Sari mengejutkan Cahya. “Sms-smsku nggak ada semua, Oppa... Gimana
nih ?” Buru-buru Sari mengecek ulang data-data dalam ponselnya. “Iyaa... Smsku
hilang semuaa...”
Kening
Cahya berkerut. “Kok bisa ?”
“Gara-gara
Oppa ini kan. Smsku jadi hilang. Sms-sms dari Oppa hilang semua. Tanggung jawab
! Kirimin ulang semua smsnya.”
Cahya
terkekeh. “Mana bisa ? Aku nggak pernah nyimpan sms kok. Ya nanti kan aku sms Sayang
lagi.” Sari akan membuka mulut untuk protes namun jari telunjuk Cahya sudah
menyentuh bibirya. “Biar aja sms-sms itu hilang. Yang penting aku nggak hilang
dari Sayang, kan ?”
Cesss...
Dan Sari merasakan amarahnya menguap seketika. Berganti dengan senyum salah
tingkah untuk menutupi rona memerah wajahnya atas apa yang baru saja diperbuat
oleh Cahya.
“Hemm...
Sudah jam 9 ini, penggemarmu nggak jadi datang ya ? Ahh, dasar pengecut.” Ujar
Cahya sembari menyeruput sisa jus terakhirnya. “Ayo cepat dihabisin, Yang. Aku
antar Sayang pulang.”
Sari mengangguk. Senang menerima uluran tangan Cahya yang menariknya
berdiri. Berdua mereka berlalu meninggalkan cafe itu. Meninggalkan si penggemar
rahasia yang rupanya sudah diam-diam menunggu. Biar saja, jangan mengganggu. Biar
saja tetap seperti itu. Selalu...
***
Kamis, 13 Juni 2013
Secangkir Hujan
nyata kutemui rasa sakit
kala dingin merengkuhku dalam dekapnya
kurasakan perih ini kian mengiris
mengiringi serpihan hujan
yang membaurkan kenangan
aku telah melihat sepi yang kau nikmati
tak dapatkah kau percaya ?
sekali saja...
sungguh,
alih-alih aroma kopi hitam yang mengepul
memburamkan ingatan,
yang ku hidu setiap rindu
adalah wangi lembut tubuhmu
serta harum nafasmu
seharusnya hujan ini
mampu menyampaikan semuanya
segala rasa
tentang rindu
tentang dinginku tanpamu
dan harapku akan cinta hangat darimu
tapi sayangnya ia bisu
dan langit boleh saja menangis semaunya
asal kau membagi suhu tubuhmu
aku tidak akan apa-apa
kita akan segera melihat pelangi bersama
membagi warna-warninya
meleburnya dalam cangkir-cangkir kopi kita
kala dingin merengkuhku dalam dekapnya
kurasakan perih ini kian mengiris
mengiringi serpihan hujan
yang membaurkan kenangan
aku telah melihat sepi yang kau nikmati
tak dapatkah kau percaya ?
sekali saja...
sungguh,
alih-alih aroma kopi hitam yang mengepul
memburamkan ingatan,
yang ku hidu setiap rindu
adalah wangi lembut tubuhmu
serta harum nafasmu
seharusnya hujan ini
mampu menyampaikan semuanya
segala rasa
tentang rindu
tentang dinginku tanpamu
dan harapku akan cinta hangat darimu
tapi sayangnya ia bisu
dan langit boleh saja menangis semaunya
asal kau membagi suhu tubuhmu
aku tidak akan apa-apa
kita akan segera melihat pelangi bersama
membagi warna-warninya
meleburnya dalam cangkir-cangkir kopi kita
13 Mei 2013
OPPACHAGI as RYUUZAKI
Nggak
mungkin nggak tau Ryuuzaki, kan ? a.k.a Lawliet a.k.a L (baca: eru/el) ! xD
Karakter penting anime/manga Death Note, one of my most favorite title ever.
Cowok usia dua puluhan kurus tinggi agak sangkuk. Suka makan makanan manis,
insomnia akut, cerdas cadas! Emotionless, bossy, cuek, king of his own world.
Ketceh badai lah, pokoknya.
Ngosplay-in dia? Gampang. Outfitnya pasti: kaus putih lengan panjang loose, jeans biru tua yang loose juga tentu. Rambut diberantakin dikit, lalu ngejongkok di atas kursi sambil gigit-gigitin ibu jari. Jadi L sudah! *plokplokplok*
Ngosplay-in dia? Gampang. Outfitnya pasti: kaus putih lengan panjang loose, jeans biru tua yang loose juga tentu. Rambut diberantakin dikit, lalu ngejongkok di atas kursi sambil gigit-gigitin ibu jari. Jadi L sudah! *plokplokplok*
And
that what nae oppachagi did tonite...
Pagi
ini masih sedikit lemas, meski rasa lega sudah kuusahakan terisi ke mana-mana
di seluruh penjuru hatiku. Kejadian kemarin sore, remember? Aku masih cukup
terpukul, jelas. Tapi mengingat dia sudah membaik semalam then i got an amazing
one thing, mungkin oppa sengaja diam karena nggak ingin melimpahkan
kemarahannya yang berlebih padaku. Dia tahu aku paling takut dia marah. And his
‘magic world’ aku hampir lupa saking tidak pernah lagi menjumpai kata-kata
bengal itu dalam sms-smsnya belakangan ini. Lagi-lagi, mungkin, dia nggak ingin
sampai berkata seperti padaku. Alhamdulillah... Akhirnya... :’)
Aku
benar-benar bersyukur. Tapi untuk kenyataan bahwa aku masih sering kesepian
menghadapi yukime yang sunyi akan dentingan tone sms darinya, memang seperti
itu, nggak bisa diapa-apakan lagi.
Maka
siang itu aku coba peruntungan untuk meng-sms-i-nya sebuah kabar: nae eomma
wanted him to come to our house. Jederrr!! Cetarr membahenol sekali pakai
‘sungguh’ kan? *okeh, saya lebeh*
Jadi
bahas ke mana-mana kan, nih... >_<
Tanpa
disangka-sangka oppa datang. Setelah sebelumnya memberi ucapan “selamat berbuka
puasa” yang sukses bikin aku senyum-senyum sesorean. Dia benar-benar sudah
nggak marah lagi rupanya. Syukurlah. Syukurlah.
Then
there he was. Came for me. Bawain aku makanan pula. Dia pikir aku belum makan,
padahal tadi aku sudah bawa bekal. Aiiihh... Sayangku. :*
Jam
mengajar sudah selesai dan kami akan mulai main monopoli ketika dia memutuskan
untuk ikut bergabung. Betapa lucunya ! Kami main monopoli berlima sampai
tahu-tahu tepat jam delapan malam dan hanya tinggal kami berdua di sana.
Malam
itu dia berubah menjadi seorang anak laki-laki besar yang manja. Dia memelukku
erat, membenamkan dirinya lama di sana. Aku membiarkannya saja. Tidak ada
keberatan, malah aku suka. Aku suka oppa yang seperti itu. Yang sudah mau jujur
bahwa dia sedang membutuhkan aku.
Oppa
menemaniku makan, i told u i have done my diner. Tapi untuknya aku akan makan
lagi dan lagi sebanyak yang dia mau aku untuk makan. Dia menemaniku sambil
bermanja-manja, sambil bertanya. Perihal undangan dari nae eomma untuknya. I
told him what i knew, what i wanted him to do for this. Dan alhamdulillah
responnya sangat baik. Hatiku hampir saja menari jika nggak tahu diri. Rasanya
semua beban di hatiku sudah terbebas. :)
Tahu-tahu
dia bangkit, sedikit merajuk saat aku iseng mengacak-acak rambutnya yang malam
itu memang terlihat sangat bagus padanya. Tepat ketika dia akan kembali, and he
did it ! xD Berjalan sangkuk ke arahku dengan dua tangan tenggelam dalam
kiri-kanan saku depan celana jins belelnya.
“Eh,
aku kayak L, ya?” Ujarnya polos sementara aku melongo parah. Atau terpesona
lebih tepatnya. *blushed*
Tapi
detik berikunya.. Omaigat !! Aku berlari memeluknya. “Oppaaa... Tega sekali kamu
menirukannya.” Aku masih heboh dalam peluknya, oppa balas memelukku. “Kamu-kamu
kenapa mirip sekaliii... Huaaaa... Kamu mirip, iya kamu L !” Kembali histeris,
aku memeluknya lebih erat. Merasakan oppa tertawa-tawa sambil mendekapku
dalam-dalam.
Tuhan,
bagaimana mungkin Kau menghadiahiku kekasih yang sesempurna ini ? Aku
benar-benar sangat beruntung memilikinya, Tuhan. Aku beruntung bisa mencintai
dan dicintai olehnya.
But
unfortunately, oppa got cough and flu. He said that he shouldn’t *iss me for a
moment. Hehehe... Dan harusnya aku nekat maksa memotretnya saja. Ahh... Aku
sangat suka dia, lebih dari apapun di dunia.
Jeongmal neomu neomu saranghae oppachagiya - nae ryuuzaki - nae eru... :*Rabu, 12 Juni 2013
21 Maret 2013
“Aku
sudah benar-benar nggak bisa, Kak...” Sari menemukan suaranya bergetar hebat.
Tangannya menggenggam ponsel kuat-kuat seolah benda mungil itu adalah tumpuan
satu-satunya, dan akan limbung dirinya jika genggaman itu dilepaskan.
Dengan
bibir yang tampak sudah tidak berdaya untuk digerakkan ia berucap lagi, “Aku sudah
nyaris gila. Aku nggak akan bisa bertahan dengannya lagi. Aku nggak sanggup,
Kak. Kakak harus menolongku...” Sangat lirih, tapi Sari yakin segenap energinya
sudah habis untuk itu.
“Andai
aku bisa menolongmu, Sayang...” Suara rendah di seberang telepon itu menyahut.
Sama lirih dan sarat pilu dengan milik Sari yang didengarnya sejak tadi.
Dihelanya napas panjang. Ia tahu hal seperti ini akan segera terjadi. Tapi
secepat ini, adalah yang ia harap tidak pernah mau tahu.
“Bawa
aku, Kak. Bawa aku pergi bersamamu, atau aku bisa mati di sini...”
Suara
gadis itu kian melemah. Timbul tenggelam diantara isak tangis dan pengaturan
nafas yang tak sempurna. Cahya tahu kekasihnya itu benar-benar menderita saat
ini. Dan ia sangat membenci dirinya yang bahkan tidak mampu berbuat apa-apa
untuk Sari.
“Sayang
nggak boleh ngomong gitu.” Ucapnya pada akhirnya. “Badai ini akan segera
berlalu dan kamu menghadapinya bersamaku.” Berharap kalimatnya dapat sedikit
menenangkan gadis itu, dan juga hatinya yang tak henti bergemuruh. Ingin sekali
Cahya mendatangi Sari untuk memeluknya. Memberitahu gadis itu bahwa Cahya
bersamanya. Tapi ia tidak bisa. Semuanya tidak sesederhana itu. Tidak
sesederhana impiannya dan Sari untuk bisa bersatu.
Sari
kembali terisak. Bersusah payah menyusun kata. “Me-mereka semua jahat padaku.
Mereka yang sangat kusayangi tega melakukan hal ini padaku.” Dan tangisnya
kembali pecah.
Cahya
sudah akan mengucapkan sesuatu. Bibirnya sudah terbuka namun diurungkan
niatnya. Ia mendesah lagi. “Aku tahu Sayang kuat. Sayang pasti bisa melewati
malam ini. Dan berjanjilah akan tetap bertahan hidup untuk bersamaku nanti.”
“Sayang
masih nggak mau makan?” Pertanyaan Cahya menguap. Hanya isak tangis Sari yang
bisa ia dengar, lain tidak. Terakhir kali diingatnya Sari sempat mengabarinya
sudah makan siang tadi. Setelah itu Cahya yakin tidak ada apapun yang masuk
dalam tubuh lemah gadis itu hingga kini. Kecemasan kembali menyusup dalam
celah-celah hatinya. “Aku sama tersiksanya sepertimu, Sayang.”
Dihelanya
nafas panjang. Berat sekali. “Yakin mau pergi bersamaku? Kita lihat bagaimana
perkembangannya dulu. Kalau memang tidak ada pilihan untuk kita, aku akan
membawamu pergi.” Janji Cahya. “Makan atau minumlah sesuatu, lalu tidur. Ini
sudah hampir subuh. Dan Sayang sudah menangis sejak jam sembilan malam tadi.”
“I-iya,
Kak...” Sari bersuara akhirnya. “Tapi aku tetap belum bisa tenang.”
“Kamu
percaya aku, kan?” Cahya yakin Sari mengangguk pelan di seberang sana.
“Berdoalah, semua akan baik-baik saja. I love you, Sayang...”
“Love you too, Kak Cahya...”
Senin, 10 Juni 2013
060713 (6:36 PM)
Tahu kenapa aku sangat senang sudah 'bisa' sholat lagi? Agar aku bisa banyak2 berdoa setiap kali selesai sholat. Mendoakanmu lekas sembuh, mendoakan kita baik2 saja dan makin kuat tiap harinya.
Kamu harus tahu bahwa aku benar2 menyesal. Selalu bermimpi bisa mengulang lagi hari kemarin, hari di mana kamu terluka olehku. Memang selalu seperti ini, aku selalu terlambat menyadari. Mohon kamu tetap memberitahuku apa yang sebaiknya aku lakukan, dan apa yang tidak seharusnya ku lakukan.
Aku mohon, Chagi, aku mohon untuk entah yang ke berapa kali. Apapun. Apapun asal jangan pergi. Apapun asal kamu tetap di sini. Tetaplah di sisiku seperti ini. :'( I beg you not to leave me, please...
Aku sangat sayang kamu, Chagiya. Mohon maafkan aku... (╥﹏╥)
Kamu harus tahu bahwa aku benar2 menyesal. Selalu bermimpi bisa mengulang lagi hari kemarin, hari di mana kamu terluka olehku. Memang selalu seperti ini, aku selalu terlambat menyadari. Mohon kamu tetap memberitahuku apa yang sebaiknya aku lakukan, dan apa yang tidak seharusnya ku lakukan.
Aku mohon, Chagi, aku mohon untuk entah yang ke berapa kali. Apapun. Apapun asal jangan pergi. Apapun asal kamu tetap di sini. Tetaplah di sisiku seperti ini. :'( I beg you not to leave me, please...
Aku sangat sayang kamu, Chagiya. Mohon maafkan aku... (╥﹏╥)
060713 (9:22 AM)
Then you've been killing me first. :')
Once again i see this nightmare while my eyes wide open, always the same. What was i afraid of; you, your heart, your feeling, and your thinking of me. But as always, we had passed those nightmares away. And met the sunshine, together.
Sekali lagi dicaci-maki seperti itu, seperti aku tidak ada harganya sama sekali untukmu. Memang mungkin, karena nyatanya kamu mampu memuntahkan segalanya padaku. Dan sekali lagi pula aku ikhlas menelannya karena memang aku yang bersalah. Mungkin bagimu aku selalu salah.
Kamu pun sudah bosan dengan berbagai macam permintaan maafku. Lalu bagaimana inginmu sebenarnya? Haruskah aku mengizinkanmu menamparku? Memukulku? Untuk melampiaskan semuanya tanpa sisa? Silakan. Tidak masalah. Siapa tahu itu bisa membayar sakit hatimu. Melunasi ketidakpuasanmu. Aku sungguh-sungguh serius, tanpa bermaksud kurang ajar dan dengan tidak mengurangi rasa hormat dan sayangku padamu.
'Cause as always, anything you've said, you are still and always be mine. My everything.
Maka sampai mati pun aku tidak akan berhenti berusaha, entah bagaimana pun caranya, agar kamu bisa memaafkan aku dan kita kembali berbaikan lagi.
I'm so sorry, love. I do love you so much. :*
Once again i see this nightmare while my eyes wide open, always the same. What was i afraid of; you, your heart, your feeling, and your thinking of me. But as always, we had passed those nightmares away. And met the sunshine, together.
Sekali lagi dicaci-maki seperti itu, seperti aku tidak ada harganya sama sekali untukmu. Memang mungkin, karena nyatanya kamu mampu memuntahkan segalanya padaku. Dan sekali lagi pula aku ikhlas menelannya karena memang aku yang bersalah. Mungkin bagimu aku selalu salah.
Kamu pun sudah bosan dengan berbagai macam permintaan maafku. Lalu bagaimana inginmu sebenarnya? Haruskah aku mengizinkanmu menamparku? Memukulku? Untuk melampiaskan semuanya tanpa sisa? Silakan. Tidak masalah. Siapa tahu itu bisa membayar sakit hatimu. Melunasi ketidakpuasanmu. Aku sungguh-sungguh serius, tanpa bermaksud kurang ajar dan dengan tidak mengurangi rasa hormat dan sayangku padamu.
'Cause as always, anything you've said, you are still and always be mine. My everything.
Maka sampai mati pun aku tidak akan berhenti berusaha, entah bagaimana pun caranya, agar kamu bisa memaafkan aku dan kita kembali berbaikan lagi.
I'm so sorry, love. I do love you so much. :*
Minggu, 09 Juni 2013
'oppachagi' CDC
aku mengenal genggaman tangan itu
mengingat betul setiap lekuk jemari
merekam jelas hangat yang tercipta
dalam sudut kecil hatiku
aku mengenal bayangan itu
bayangan sosok yang selalu kurindu
bayangan yang melahirkan haru
satu-satunya di dunia ini
yang melenyapkan raguku
aku jatuh cinta
pada tawa lepas dari sudut bibirmu
bibir yang membuatku candu
aku jatuh cinta
pada setiap kebersamaan kita
pada perbincangan kala senja
pada kelakar-kelakar
pada dentingan gitar
pada besarnya mimpi yang kau perlihatkan
tanpa syarat
tanpa terikat
aku mencintaimu begitu saja
begitu membuka mata dan
dirimu lah segalanya
aku merindukanmu tak peduli waktu
persetan yang lain meragu
yang ku tahu
aku hanya menginginkanmu
di sini
Langganan:
Postingan (Atom)