“Q sayang bgt sm cayankq ni. Q g mau khlngan sayang. Q mau ksh liat ke
sayang smua tmpt2 hebat n bgus yg prnh q dtgin. Q pgen kta sm2 nikmatin hr2 kt
nnt. Pkkny cm sayang yg q mau. Cm sayang yg bs hdpin q. Sayang tu yg plg hebat
pkknya. I love u so much :*:*:*”
Aku baru membacanya beberapa saat setelah terbangun untuk sholat subuh.
Sayang sekali, pikirku saat menatap lagi jam terkirim sms itu. Padahal jam
setengah dua aku baru saja naik ke kamar. :( Tahu begitu akan kutahan kantukku
sebentar dan menemaninya sms-an.
Reflek
sudah akan kubalas sms itu. Penuh percaya diri sambl senyum-senyum senang
jariku menuju draft untuk memilih sms
paling tepat yang akan kukirimkan untuk Oppa. Namun detik berikutnya aku sadar.
Bukankah dua hari lalu kotak perpesanan-ku tandas sudah isinya? Gara-gara
Yukime yang mendadak hang. Sial.
Akhirnya aku hanya mengingatkannya untuk sholat subuh. :’(
9:10 AM
“Cintaq :*”
Kapan
aku tidak senang mendapat sms darinya? Apalagi yang seperti itu. Senyumku pun
terbit lagi. Dia terjaga lebih pagi dari biasanya. ^^ Dan aku belum
meng-sms-inya bahwa aku sudah di tempat kerja! Juga belum merancang sms balasan
untuk smsnya dini hari tadi. Hmmm…
Gomen ne. ><
5:23 PM
“Q kudu minggat ae rasane iki”
7:10 PM
“Q gpp g sah khwtr,lg mangkel ja q”
Aku memang sempat khawatir saat sore tadi Oppa sms
seperti itu, padahal sebelumnya kami masih ngobrol santai. Lama nggak ada
balasan, akhirnya 1 sms yang bawah itu cukup melegakanku.
Oppa lalu datang, dan menceritakan kejadian
yang membuatnya mengamuk tadi. Rupanya ini soal eomma-nya. Saat pergantian hari
dari sore ke malam selalu menjadi masa-masa yang sulit untuk oppa, berkenaan
dengan kondisi fisik serta emosionalnya. And unfortunatelly perselisihan mereka
terjadi juga di dalam waktu-waktu rawan tersebut. Oppa-ku memang idealis
terhadap apapun yang menyangkut dirinya. Tapi bukan berarti dia tidak pernah
menyampaikan hal itu sebelumnya lalu uring-uringan, bukan. Dia cuma ingin
dimengerti. Cuma itu.
Aku berusaha menghiburnya. Mengatakan semua akan
baik-baik saja. Dan syukurlah dia mulai tenang. Seandainya aku bisa bersamanya
lebih lama. Seandainya aku bisa mendengarkan setiap keluh kesahnya, protesnya. Bantu
aku menjaganya, Tuhan… Aku sayang dia. :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*