Jumat, 28 November 2014

Happy Chairul's Day... :*

Selamat ulang tahun, Sayang...
Happy 26 y.o~~ *^_^*

Semoga selalu dijaga kesehatannya, panjang umur, dan dikaruniai usia yang bermanfaat. Getting joss-er(?) ibadahnya biar makin dekat dan disayang Allah; selalu sayang dan makin sayang sama aku, orang rumah(-ku dan -mu); be a great boy of your fams, especially for your parents; juga selalu rajin dan semangat mengusahakan masa depan kita *Inshaa Allah*.

I'm hoping that all your wishes be granted by Allah SWT in very soon, aamiiin...

Actually you never ask me a favor for your birthday, but since it's the first birthday of yours in our (newest)relationship, I'd like to share my happiness of having you, to you, by giving some presents you'd never thought. Will you? ;)

Aku amat sangat bersyukur karena masih bisa bertemu dengan tanggal penting ini, hari di mana kamu dilahirkan 26 tahun silam. Terima kasih sudah terlahir dengan apa adanya dirimu. It's like I love you more than I've thought. :))

Selamat menempuh usia baru, Sayang. Jadi teman (hidup)ku selamanya, ya? 💑

Rabu, 12 November 2014

Selamat Hari Ayah Sedunia, Yah...


Selamat Hari Ayah Sedunia, Yah...

Dear, Ayah...
Pagi ini begitu aku memulai hari dengan mengecek semua akun jejaring sosialku mulai dari BBM, Path, Twitter, Facebook, aku mendapati semua temanku menuliskan 'Selamat Hari Ayah' pada status mereka. Barangkali berkesempatan mengucapkannya langsung untuk ayah mereka masing-masing. Aku... Aku belum menuliskan status apapun, Yah. Bolehkah aku mengucapkan "Selamat Hari Ayah" padamu? Bisakah?

Benci sekali mengatakan ini, tapi kukira aku memang iri. Kecemburuan yang kurasakan pada mereka yang bisa melewatkan waktu bersama ayah mereka. Bahkan tidak sedikit yang mengupload foto bersama di Instagram, lengkap dengan tagar #SelamatHariAyah atau #LoveDad.

Aku membayangkan. Jika masih bisa memilikimu sampai saat ini, apa aku bisa tertawa selebar itu, ketika Ayah merengkuh pundakku dan melakukan 'peace' untuk selfie kita? Apakah aku bisa tersenyum sebahagia itu kala Ayah mengajakku jalan-jalan di akhir pekan? Entah berwisata ke luar kota dengan bus atau kereta. Mungkin juga sebatas jalan kaki ke alun-alun kota, atau mengayuh sepeda bersama...

Apa Ayah juga akan mendukung tim sepakbola yang kudukung, Liverpool? Apa aku bisa memboncengmu untuk pergi nobar bola, Yah? Bolehkah aku pulang malam seperti beberapa teman Kopites Angel-ku yang lain? Menurut Ayah sebaiknya aku beli buku di toko buku dekat rumah, atau online saja?

Sial, kuharap aku tahu apa jawaban Ayah.

Anak-anak lain mungkin bisa mendapatkan hadiah yang spesial dari orangtua mereka saat berulang tahun atau naik kelas atau setelah dapat nilai baik di sekolah. Betapa mudahnya anak-anak 'sekarang' memperoleh barang-barang mewah seperti gadget, perhiasan, pakaian dan asesoris mahal, bahkan motor atau mobil. Barang-barang yang sayangnya belum pernah Ayah berikan padaku. Dan aku juga tidak menginginkannya.

The whole thing that I always want is you, Dad. Really do. So much. It would be better if I don't have all those things but you. I wouldn't care about anything else since I have you by my side. I know that you wouldn't give me what I wanted, but you always gave me what you think I needed the most. And I do want you to watch me grown up, make sure that your little girl has been becoming a nice young woman. As you will. Haven't I grow up according your plan?

Ibu menyayangiku sebanyak bagian Ayah juga. Tapi kami sama-sama tahu bahwa hal itu tidak akan pernah sama. Aku bersyukur dan sangat menghargai Ibu yang sudah berusaha untukku, untuk keluarga kecil kita yang Ayah tinggalkan. Tapi Yah, cinta Ayah adalah bagian yang sudah lama hilang dariku, yang tidak akan pernah ada gantinya lagi. Dan aku memang akan tetap membiarkannya saja seperti itu. Dengan begitu aku akan selalu mengingat dan merindukanmu, Yah...

Bilangan ini nyaris sampai pada tahun kesepuluh sejak terakhir kali aku melihatmu. Satu hal yang selalu kusesali saat Ayah pergi adalah aku yang belum cukup baik sebagai anak gadis Ayah. Aku lemah dan belum cukup kuat untuk menjaga keluarga kecil kita. Belum sempat memberikan prestasi terbaikku dan membuat Ayah bangga. Aku minta maaf, Yah...

Bisakah aku tahu kalau-kalau Ayah sudah memaafkanku? Bisakah aku -sekali lagi saja- berdiri memeluk lehermu, di atas boncengan sepeda seperti dulu?

Karena aku rindu Ayah. Sungguh. Sangat...

I love you not only at this Father's Day, but every single day of my whole life...


Daddy's little girl,


Liya