Senin, 28 Desember 2015

Injury Time

Nite! I wrote this when I was watching "Another" and "Sherlock Holmes" yang sayangnya macet di tengah jalan lantaran para peserta nobar berguguran oleh kantuk yang menumpuk.

Busy Monday as it had to be, setelah Golden Week yang hanya dihabiskan di rumah saja, menemani suami. Pas adek lanang datang Hari Kamis sore dan balik Malang tadi pagi. Harus kuakui, liburan kali ini dananya nyaris zero. Jatahnya sudah all out untuk plesir kami sekeluarga ke Jember dua minggu lalu. Belum lagi tagihan belanja online yang totalnya hampir 1.000k! T__T Kelak harus bisa lebih me-manage porsi keuangan lebih baik lagi nih, kalau nggak pengin liburannya stuck di tempat kayak gini.

Tapi tetap bersyukur. Even wasn't a great holiday, but we had a quite good time together. Namanya 'Rizky' ada saja peluang rezeki untuknya selama pulang. Alhamdulillah...

Di sore kepulangannya aku sengaja membeli sekotak es krim Magnum mini edisi Honeycomb Crunch untuk dimakan serumah ramai-ramai. Di waktu luang Oppa mengajak cowok Malang itu main PS dan ngenet bareng tanpa melupakan kewajiban ibadah dan istirahat. Kami menghabiskan banyak waktu untuk nonton dan ber-quality time di rumah.
Nggak kerasa banget si bungsu sudah kelas akhir SMA, sebentar lagi UAN, kelulusan, dan akan jadi mahasiswa. Alhamdulillah, dia bilang pengin lanjut studi di Malang, perkara mau di universitas mana dan jurusan apa terserah, pokok kalau bisa negeri--bukan swasta. Kepulangan kali ini pun sambil mempersiapkan berkas persyaratan untuk BIDIK MISI. Minta doa untuk keberhasilan si adek, boleh, Minna. :')

Maka di malam terakhir sebelum Rizky balik, Oppa berinistif mengajaknya menjajal main sepatu roda di alun-alun. As we knew, mainan(?) itu sedang hits di kalangan adek-adek perumahan kekinian. Nggak hanya beredar di lingkungan terdekat, tapi sudah menjangkiti banyak kampung dan perumahan di kota ini. Nah, saat beberapa bocah bersepatu roda riuh melintas di jalan depan rumah--menarik perhatian kami--Oppa kontan menanyainya apa ia pernah mencoba bersepatu roda, dan ketika jawabannya negatif Oppa lantas mengajak kami untuk jalan-jalan ke alun-alun dan menyewa beberapa.

Tanpa Iis, berempat kami berangkat sekitar pukul 7 malam. Alun-alun begitu ramai dikunjungi pada weekend yang udaranya gerah. Cocok untuk cari angin. Ibuk yang memang sudah lama nggak menjamah alun-alun menyatakan kekagumannya pada pertumbuhan zaman. Kini alun-alun nggak lagi membosankan dan kumuh, namun menjelma asri, atraktif, dan cukup menarik.

Motor-motor mini beraneka tipe dikendarai anak-anak usia SD bersliweran di sekitar kami yang menuju lapak in-line-skate. Menyewa 2 pasang masing-masing untuk Rizky dan Oppa. Ya, Oppa bilang akan mengajari adik iparnya itu sampai bisa 'berjalan' dengan benar (karena berharap bisa meluncur terlalu jauh). Aku menyarankan untuk melatih keseimbangan di rumput dulu--agar lebih mudah--sebelum turun ke arena. Optimis, karena beberapa bulan lalu aku berhasil berjalan sendiri dengan kaki bersepatu-rodaku, kan?

Sekitar pukul 9 malam akhirnya kami sepakat untuk pulang. Rizky dan Oppa sudah bermandikan peluh. Kemeja dan celana yang dipakai Rizky dipastikan akan langsung cuci karena kotor oleh lumpur dan tanah. Sementara aku dan ibuk mulas kebanyakan tertawa menonton aksi dua cowok itu. It was worth. It was so fun.

Menghitung hari sampai kalender 2015 berganti 2016. Belum punya rencana tahun baruan ke mana dan mau apa. Ladia sudah mulai menginap dan mungkin besok Vira menyusul. :Dv Baguslah, seminggu ini Oppa shift malam, aku jadi nggak harus tidur sendiri. Malam tahun baruan bareng mereka saja gimana?

Seperti tahun yang sudah-sudah, hampir setiap liburan panjang sepupu-sepupu perempuan akan berkumpul dan menginap di rumahku. Rasanya seperti summer camp khusus cewek. Nothing's special. Agenda kami paling maraton film/drama, nonton mv terbaru, menggosipkan artis-artis Korea terutama para bias kami, dan sharing romansa. Tapi untuk yang terakhir sepertinya aku sudah lulus, meski kami berempat masih suka tidur bareng. Ehehehe... Tinggal Mida-nya saja yang jarang ikut kumpul. :|

Semoga hari-hari baik nan menyenangkan terus berlanjut. Enjoy your end year holiday!

Jumat, 18 Desember 2015

Go Away or Stay

Less than 7 hours later.

Resah lvl: pengin banget bikin kagebunshin, biar sebagian diriku bisa ikut liburan sementara sebagian yang lain tetap nyaman di rumah. :'(

*masih ngantor*

Rabu, 16 Desember 2015

7th Wedding's Monthversary

Dua hari lalu tepat 7 bulan pernikahanku dengan Kak Anto. May 14th to December 14th 2015. Seven wonderful months of love have been through and will still go on. Alhamdulillah...
(♡˙︶˙♡)

Btw, mulai coba menerapkan penggunaan kata 'anniversary' hanya untuk event tahunan, bukan lekat pada peringatan bulanan apalagi mingguan. xD Pernah gitu nemu artikel tentang ini dan benar-benar ketampol! Ya karena aku kan suka hitung-hitung tanggal begitu, lah. Jadi browsing lebih detil biar nggak salah info atau menelan mentah info yang ternyata hoax. Bahwa selain istilah anniversary yang berarti tahunan, untuk agenda bulanan digunakan monthversary dan weekversary untuk peringatan mingguan. Seperti itu...

Nothing's special in these recent days, kecuali cuaca yang mendingin dan hujan mulai rutin turun. Aktifitas berjalan seperti biasa, sampai kuperhatian kalender bulan ini. Desember. Tersemat dua buah tanggal merah berangka 24 dan 25 yang jatuh di hari Kamis dan Jumat. Sabtu hitam. Minggu merah lagi. Sabtunya kecepiiit~ T__T Andaikan tanggal 26 itu merah sekalian, kita akan punya 4 hari libur di akhir pekan, means golden week! Masyaa Allah, aku lupa kapan terakhir kali aku liburan. Tamasya. Piknik. Jalan-jalaaan~~

Diingat-ingat lagi weekend ini Insyaa Allah aku punya jadwal trip tipis-tipis ke Jember, sih. Rencana berangkat Hari Jumat malam--Sabtu bolos kerja--balik Mojokerto Hari Minggu. Destinasi? Rumah Oom Davit yang pasti, lainnya dunno. Karena kita seperjalanan bareng Oom Fir dkk, harusnya sih, mampir-mampir spot bagus. Aamiiin...

Tapi itu juga belum fix. Pasalnya, di arisan keluarga branch Mbah Buk Hari Minggu lalu--bertempat rumah Bulek Wiwin--tersiar kabar duka yang datang dari sepupu ibuk di Mlagi, bahwa putri sulung keluarga tersebut--yang menikah nggak lama setelahku--mengalami keguguran janinnya yang bahkan belum genap berusia 8 minggu. Ternyata nggak cuma seorang, istri dari kerabat ibuk yang lain juga barusan kehilangan janin yang sudah dikandungnya selama 5 bulan. So sorry to hear that. Orang-orang pun turut mencemaskan kehamilanku yang per 14 Desember kemarin mulai memasuki 13 weeks. Nggak boleh makan ini, nggak boleh makan itu. Harus makan ini, perbanyak makan itu. Stop pakai heels ke kantor. Jangan pakai celana ketat. Makan yang banyak. Dll. Dst.

Terima kasih banyak pada mereka yang peduli dan mengkhawatirkan kondisi kehamilanku, mengingat beberapa famili harus merelakan calon jabang bayi mereka, aku nggak boleh serampangan, sembarangan, dan lebih menjaga kesehatan demi Aka-chan. Tahu, sih. Tapi mencoba percaya juga harus, kan? Percaya aku kuat dan Aka-chan pun baik-baik saja selama aku nggak neko-neko. Tapi untuk melarangku bepergian (agak)jauh karena alasan itu? Kiranya kurang tepat. Aku nggak mau batal ikut ke Jember hanya karena orang-orang terlalu parno dengan keadaanku. Paling nggak, harus ada pihak berkapasitas untuk bisa meyakinkanku. xP

Maka kemarin siang sebenarnya aku ada janji dengan ibuk untuk pergi ke Puskesmas Kedundung demi menjajal pelayanan poli kandungan di sana, berbekal saran dari ibu-ibu PKK se-RT. Katanya lebih gampang, pelayanannya bagus, tempatnya nyaman, dan bisa kontinyu. Jadi mulai pemeriksaan kandungan dan janin secara berkala (plus USG) hingga persalinan dilakukan si tempat yang sama. Bahkan berlanjut sampai tahap pasca persalinan, seperti imunisasi balita misalnya. Menarik, kan?

Sayangnya semua fasilitas tersebut nggak cuma-cuma. Ada harga mahal yang harus kubayar. Jadi, agar bisa menikmati layanan puskesmas tersebut, pertama-tama aku harus mengundurkan diri dari BP Safira--karena BPJS Kesehatanku terdaftar di sana--lalu mengganti 'klinik'ku menjadi puskesmas, lantaran nggak diperkenankan bagi anggota BPJS berobat di layanan kesehatan pemerintah selain klinik yang sudah ditunjuk, meski aku warga kota setempat. Bye sedikit-sedikit-periksa-minta obat... :'( Jadwal periksa kandungan Rabu, dan setelah dapat rujukan baru bisa USG Hari Kamisnya mulai pagi sampai siang hari jam 12-an. Nggak fleksibel banget. >< Lagi-lagi harus dihadapkan dengan multiple choices yang bikin galau.

Ya, demikian tadi postingan random nggak jelas sore ini. Semoga ada manfaatnya (minimal pengingat bagi diriku sendiri, lah). ^^

#HiDecember
#latepost
#naskahkebutan

Senin, 07 Desember 2015

Aka-chan & I ❤

Kali kedua Aka-chan hujan-hujan setelah kemarin terpaksa pulang setengah kuyup bertiga ayah, sehabis makan siang--sepulang menemani bunda piket kantor. Jelang sore tadi berdua bunda saja, menembus gerimis kecil untuk balik ke kantor sebelum bertambah deras. Gimana rasanya, Chagi? Asyik? Dingin? Bunda juga suka kok, hujan-hujanan. ;)

Iyaaa~~ sudah coba-coba ngobrol sama Aka-chan~~ (♡∀♡●) dan rasanya menyenangkan! Sama sekali nggak kagok karena dari dulu aku termasuk orang yang suka ngomong-ngomong sendiri. xD Malah mending, sekarang jadi ada teman ngobrol kapanpun di manapun. Apalagi Aka-chan kan pendengar setianya bunda. Hihihi...

Seeing our Aka-chan~~  Today I officially announce my 3 months old pregnancy. Aka-chan is in good condition and growth. Alhamdulillah...

Jumat pekan lalu aku melakukan USG kedua setelah tanggal 16 Oktober yang nggak memuaskan. Kala itu aku bermaksud untuk memastikan kehamilanku. Apakah aku benar-benar hamil, atau cuma terbawa perasaan saja? Sebelum mengunjungi dokter spesialis kandungan, aku sempat tanya-tanya dulu di klinik BPJS langganan, terutama tentang prosedur layanan kehamilan sampai bersalin.

Melalui keterangan seorang dokter muda yang kebetulan memeriksaku, kuperoleh beberapa kesimpulan:
1. BPJS nggak meng-cover check-up kehamilan atau USG di rumah sakit, kecuali ada gangguan/kelainan (naudzubillah). Jadi meski terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan, tetap akan dikenakan biaya jika melakukan USG si rumah sakit.
2. Klinik BPJS hanya menerima praktik umum. Dipersilakan kontrol kesehatan ibu selama hamil dan mendapat vitamin, namun untuk keterangan lebih detil tetap disarankan mengunjungi dokter spesialis atau bidan.
Ummm... Nemu juga nih, artikel mengenai BPJS Kesehatan yang katanya memberikan pelayanan kehamilan. Sila baca lengkapnya di sini, ya. Tapi yang benar-benar kualami sendiri adalah 2 poin yang di atas tadi.

Kali pertama periksa kehamilan aneh juga sensasinya. Malu-malu senang gimanaa gitu. Mbak dokternya juga mungkin karena masih muda, kayak agak sungkan gitu pas meriksanya. Secara hamil 1 bulan dengan usia janin 2 mingguan mustahil dideteksi mata telanjang. Kami pun pasrah ditanya-tanyai, yang lalu berakhir pada statement beliau, "Baik, Mbaknya sudah telat menstruasi, dan telah melakukan tes urin yang hasilnya positif dengan HTTP 7 September 2015. Berarti kehamilan Mbak sekitar 4 mingguan. Kita tunggu saja perkembangannya, kalau dalam 2-3 bulan ke depan perut Mbaknya mulai membesar, berarti Mbak beneran hamil. Untuk sekarang saya kasih vitamin dulu, ya,"

Errr~ baiklah, siapa sih yang nggak tahu kalau perempuan telat mens berbulan-bulan dan perutnya membuncit itu berarti hamil? Ya walaupun beliaunya nggak sepenuhnya salah juga...ヽ(o`皿′o)ノ

Sepulang dari klinik dengan ending konsul yang awkward, aku mulai rutin minum vitamin yang diberikan, karena rupanya resep yang terdiri dari 3 jenis 'medical candy' berbeda itu adalah kaplet asam folat, kapsul penambah darah, dan tablet mencegah mual--satu-satunya yang diminum sebelum makan.

Beberapa hari setelahnya, aku sudah nggak tahan pengin pergi ke dokter spesialis kandungan untuk mengklarifikasi(?) apakah aku sungguh-sungguh positif hamil melalui USG. Setelah mengumpulkan saran mengenai dokter yang recommended, akhirnya kami memutuskan untuk menjajal konsultasi ke Dr. Anas, S.Pog yang selain bertugas di RSI Hasanah juga membuka praktik di apotek Mojokerto. Hasil pemeriksaan kala itu sampai pada pertumbuhan kantung janin yang kian menebal dan mulai terbentuk. Karena hal tersebut nggak terjadi begitu saja pada setiap wanita, melainkan hanya pada mereka yang telah terbuahi sel telurnya, maka ya, aku positif hamil. Namun karena masih sangat dini, janin belum terbentuk sehingga belum tertangkap sensor USG. Terbukti beberapa minggu berikutnya, Aka-chan yang sudah mulai tumbuh besar dan bisa bertemu ayah bunda. ♥(ノ´∀`)
Is going to 13weeks
Testimoni dari Bunda Imba dan Tantit yang sebelumnya pernah menjadi pasien Dr. Anas, juga Bulek Wati yang pada persalinan Bintang di RSI Hasanah juga ditangani oleh beliau. Apalagi tarifnya terbilang murah. Cukup membayar Rp. 70.000,- sekali datang, pasien dapat berkonsultasi seputar kehamilan sekaligus difasilitasi USG 2D. Selanjutnya Dr. Anas akan memberikan resep obat sesuai dengan kondisi pasien. Dalam kasusku--karena syukur alhamdulillah kehamilanku nggak bermasalah--aku hanya diberikan resep vitamin yang langsung kami tebus di apotek tersebut seharga Rp. 110.000,-. Jadi totalnya nggak sampai dua ratus ribuan, relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan check-up di tempat lain yang bisa mencapai Rp. 350.000,- hingga Rp. 400.000,- per konsultasi, belum termasuk vitamin. Lumayan, kan?

"Rego nggowo rupo" itu pasti. Plus minus itu pasti. Karena relatif murah--jujur--aku merasa kurang puas dengan yang kudapat dari 2x konsultasiku bersama Dr. Anas. Meski perawat tempo hari lebih baik dari perawat yang membantuku pada konsultasi pertama, aku berkeinginan untuk mencoba mengunjungi dokter spesialis kandungan lain demi pengalaman check-up kehamilan yang lebih baik lagi.

Jika kebetulan punya info tentang dokter spesialis kandungan/bidan yang recommended di sekitar daerah Mojokerto kota dengan bujet ramah, please let me know. Sankyuu~ :)

Selasa, 01 Desember 2015

End of Eleventh

Adios, November. Bonjour, December!(人´∀`*)

Time flies absolutely faaast~~ kalau sudah di 'ujung-ujung' begini, pasti kayak baru tersadar. Rasanya kapan hari baru 2015, dan sekarang sudah akan say good bye to this wonderful year. Bagaimana progress tahunannya, gais? Sudah banyak yang checked kah? Atau masih banyak yang belum? Tenang, 30 days still available for you 'till end year. ;)

Awal bulan dua belas, tiga puluh satu hari terakhir jelang tutup tahun ini. Sungguh banyak yang sudah terjadi selama sebelas bulan terakhir. Sebagian tetap tinggal sebagai pelajaran sekaligus kenangan, dan sebagian lainnya--termasuk kamu--adalah bekal berharga yang akan sangat kubutuhkan--kelak--untuk mengarungi hari-hari, minggu-minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun yang terus silih berganti.

Kaleidoskop? Nggak. Belum. Biarlah itu tersimpan sejenak untuk dinikmati kali terakhir. Membuka kembali halaman 1 Januari 2015 di paling depan, mengingat-ingat hal bahagia. Momen-momen berharga yang nggak akan terlupakan. Hanyut bersama permasalahan yang satu per satu muncul dan menyadari sudah berapa jauh kita melangkah menjadi makin bijak dan dewasa dalam menyikapinya. Larut dalam hari-hari berat nan gelap yang dahulu seolah-olah nggak ada akhir. Depresi. Menangis. Lalu menghela napas panjang--toh sekarang semuanya sudah lewat. Mengkaji ulang diary sendiri nggak akan pernah nggak seru. :'D

But first, let me say thanks to my beautiful November, otsukaresama deshita~ doumo arigatou~~ apalah aku tanpanya yang sudah berbaik hati mengizinkanku sampai di bulan ini (ya meski nggak terlalu gemilang, tapi bolehkah menganggapku sukses? Pokoknya terima kasih).
Not a B-cake, they're B-donnuts! 🍩🍩
28 November lalu, suami kecintaanku memperingati hari kelahirannya 27 tahun silam. Cukup banyak juga orang-orang dekat yang hari ulang tahunnya jatuh di Bulan November. Aldino-senpai, Queen Ailsaa, bulek, pakde, mbak sepupu ipar, serta Bro Gigih dan Aracchi--yang kebetulan merayakan ultahnya di tanggal dan malam yang sama. Barakallah, minna...

Berbeda dengan tahun lalu yang penuh dengan persiapan, tahun ini aku nggak menyiapkan apapun untuk ulang tahun Oppa. Berbagai hal terjadi, kesibukan kami, dan terbatasnya waktuku untuk kabur (kejutan kan harus rahasia, ya?) karena tiap hari aku diantar-jemput olehnya, membuatku harus memutar otak untuk--paling nggak-- tetap memberinya sesuatu yang manis. Masa' pasca menikah aku jadi nggak lagi manis seperti semasa gadis? :P I knew I should do better, but at least it was the best thing I cound do for now. :') Ya semoga tahun depan, ketika nanti sudah ada Aka-chan, kami bisa memberikan kebahagiaan yang lebih untuk Ayah Anto. :*
Pucuk FPL. Anggap saja kado ultah. :P


Dan, meski nggak mendapatkan hadiah dariku sejak awal tanggal 28, kejutan manis ternyata sudah menunggu Oppa dari Fantasy Premier League yang biasa ia mainkan. Game simulasi sebagai manager klub sepak bola, yang peringkatnya berganti tiap minggu mengimbangi perkembangan BPL yang juga tiap minggu tayang. Setelah beberapa minggu berstatus newbie alias baru gabung belakangan, si Oppa per 28 November 2015 ini melesat ke peringkat 1 setelah sebelumnya merangkak perlahan hingga posisi 5 besar. Mengalahkan puluhan kawan lain di liga yang sama yang sudah lebih senior dengan jam main lebih lama. He was so happy knowing that news. Maybe it was his birthday present from FPL. xD

Ummm... Oiya, menurut kalender, hari ini merupakan akhir dari week 11, besok sudah akan memasuki week 12 kehamilanku--seminggu jelang penutupan trimester pertama yang alhamdulillah sangat luar biasa. Cepat kan, ya? Rasanya baru kemarin testpack-ku positif, kini Aka-chan sudah mau 3 bulan saja. Rasanya sudah nggak sabar pengin ketemu dan tahu kondisi perkembanganmu, Sayang. :*

Jumat, 27 November 2015

NovembeRain

Akhirnya hujan turun juga. Di Mojokerto. ヽ(*´▽`*)ノ

Beberapa hari (atau bulan?) terakhir suhu udara meningkat kejam. Nggak ada satu siangku terlewat tanpa es--baik di kantor atau di rumah--malam hari pun sama saja, bahkan kian menjadi sumuknya. Apalagi kipas angin butut kami akhirnya wassalam, dan mau nggak mau harus membeli yang baru, karena kipas angin yang satunya--yang juga sudah nggak bisa tolah-toleh--kami usung ke atas. Aku dan Oppa bahkan sudah beberapa minggu ini nggak tidur di kamar--ngungsi ke dipan sebelah, bahkan ngleset di mushollah--sekadar mengharap tambahan angin dingin.

Mungkin akibat cuaca yang ekstrem--pancaroba--atau efek hormonal, aku yang sebelumnya nggak pernah over kepanasan jadi sering tiba-tiba terjaga dalam kondisi gobyos, dan beberapa minggu terakhir menemukan 'area gatal' di punggung--yang luar biasa minta digaruk. Aku memberitahu Oppa, dan berkat ketelatenan dia membantu membedaki 'area gatal' yang sulit kujangkau sendiri itu, setelah 2 mingguan, insyaallah aku sembuh--sebelum kuserahkan diri pada klinik langganan.

Siang yang teramat terik digeser awan mendung. Angin berembus dramatis, seperti mengabarkan kepastian curahan air langit yang segera tumpah. 8 November lalu aku memberitahu ibuk tentang lubang di atap kamarku akibat fibernya terbang dan beliau langsung syok. Entah mengapa aku woles saja. Meski dalam hati terselip harap-harap cemas, semoga mendung kali itu pun cuma gertak sambal.

Gelap menyergap cepat menggelayuti langit sampai-sampai senja nggak dapat giliran. Usai maghrib hujan benar-benar mengguyur atap Ume-chan yang bolong tepat di atas tangga dan kamarku, disusul blackout nggak lama kemudian. *plokplokplok* Kami panik dan segera melakukan penyelamatan darurat tanpa Oppa, diiringi omelan ibuk karena pas sebelum hujan kami nggak segera berbuat apa-apa. :P
Bolong... x(
Oppa baru datang menerjang hujan saat Tante Endang mengunjungi kami untuk meminta lilin. He felt so sorry for not being with me that time. Tough after that, we enjoyed spending time during the dark before MotoGP started. Ya, saat itu tengah ramai-ramainya menunggu final kejuaraan MotoGP. Kami benar-benar cemas kalau listrik nggak cepat menyala sementara jam tayang sudah hampir mulai. Syukurlah keberuntungan memihak kami. Listrik kembali menyala dan kami masih kebagian siaran langsung final MotoGP yang berlangsung dramatis tersebut. :D #46

Benar sudah masuk musim hujan? Pasca hujan perdana 8 November malam itu, Mojokerto tetap sekering semula. Seperti nggak pernah tersentuh hujan sebelumnya. Bersyukur sih, kami jadi punya kesempatan untuk mengganti fiber yang bolong sekalian memperbaiki beberapa titik rawan bocor dan rembesan air hujan. Sebagai manusia biasa, tentu nggak bisa kupungkiri betapa menyebalkan dan mengganggunya suhu udara yang bisa melebihi 38° itu, belum lagi terik matahari siang yang membuat enggan beranjak ke mana-mana, walau sangat butuh es. Resah, kan?

Namun akhirnya dalam seminggu ini, beberapa kali hujan rutin turun. Alhamdulillah, berhasil mengurangi suhu udara meski nggak terlalu drastis. Bertahap. Paling nggak aku dan Oppa sesekali sudah kembali tidur dalam kamar walau tetap nggak bisa lepas dari kipas angin.

What a terrifying dry-season ever! Benar-benar kemarau yang panjang sekali. *kipas-kipas*

Bad news are: sudah dua hari ini Oppa sakit. Pertama ada yang nggak beres dengan perutnya--ia tampak sangat kesakitan dan susah tidur--dan kemarin berkembang menjadi sakit kepala. :( kawaiso~~; karena sebelumnya terhadang hujan, lalu tanggal 25 kemarin praktik Dr. Anas S.pog tahu-tahu tutup--ada juga faktor kantong akhir bulan--kami terpaksa menunda jadwal bertemu Aka-chan. :'(

Minggu ini seharusnya kehamilanku sudah memasuki 11 minggu, dengan usia Aka-chan sekitar 9 mingguan. So next week is my last first-trimester(?), sekaligus menandakan aku sudah hamil 3 bulan. Alhamdulillah...

Banyak suka-duka dan pengalaman dalam 11 minggu kehamilanku: ucapan selamat dan turut berbahagia, juga doa-doa baik dari keluarga, teman, rekan-rekan dekat; testimoni dan tips serta saran-saran seputar kehamilan; aku belajar tentang bagaimana mengatur emosi dan mental selama hamil, mengatur pola makan, sampai meminimalisir morning sickness hingga bisa tetap fit. Bersyukur sekali karena suami, keluarga, bahkan rekan kerja sangat kondusif dengan situasiku yang 'agak rawan' ini.
(●´∀`●)

Siap-siap jaket yang lebih hangat, ya, Minna! Happy raining!

Rabu, 28 Oktober 2015

28th of Love, Faith, & Fight

Setiap menginjak tanggal 28, pasti yang terlintas di benakku adalah 28 November; hari lahir dan ulang tahun Chagiya. Karena sekarang tanggal 28 Oktober, itu berarti bulan depan suamiku sudah akan berusia 27 tahun. Aihh... Kekasihku sudah bapak-bapak rupanya. *disentil* (´ε` )♡

Teks Sumpah Pemuda
28 Oktober bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Hayoo, ada yang nggak hafal apa isinya? *jiwit*
"Pemuda bukan hanya tentang usia muda dengan segala rentetan gejolak jiwa muda membara; semangat pemuda harus senantiasa ada meski sudah berumah tangga, sudah tak (lagi) muda namun masih dipenuhi semangat berusaha, berkarya, dan pantang menyerah pada harapan."
Bung Karno juga pernah berseru,
"Berikan aku sepuluh orang pemuda, maka akan kutakhlukkan seluruh dunia!"
Saking hebat dan demikian potensialnya muda-mudi bangsa, kala itu. Sekarang? Hehehe... Nilai sendiri, ya. Semoga para pemuda masa kini nggak lupa dengan sejarah bangsa dan negerinya. Hidup dan tumbuh positif, peduli, turut serta berperan dan ambil bagian dalam pertumbuhan Indonesia tercintah. :* Selamat Hari Sumpah Pemuda, you guys!

Akaharu a.k.a si Asus Zenfone 6 in sexy red milikku juga berulang tahun hari ini! Tanjobi omedetou gozaimasu, Baby! Nggak terasa ya, jalinan kasih sayang antaraku dan kamu sudah berjalan setahun. Awet selalu dan setia padaku, ya~ jangan suka nakal (lemot dan eror)! Maaf, belum bisa membelikan screenguard dan casing baru buatmu. Doakan nee-san dapat uang jajan lebih untuk realisasi, ne.
(*˘︶˘*).。.:*♡

Kabar lain yaitu aku sudah mulai minum susu lagi, meski kali ini dalam rangka berbeda. Pengetahuan baru, nih. Beberapa susu yang mengandung asam folat sebaiknya diseduh menggunakan air matang hangat, karena--berdasarkan saran yang tertera pada salah satu kemasan susu pregnancy yang kukonsumsi--air bersuhu terlalu panas dapat merusak kandungan asam folat dalam serbuk susu. Sayang, kan? Susu ibu hamil nggak murah, loh. :/

Di sisi lain ini semacam tantangan karena aku terbiasa minum minuman yang panas (dari air mendidih), baik itu teh, susu, atau kopi. Karena sekarang semuanya makin mudah, susu kehamilan juga hadir dengan berbagai varian rasa sesuai selera. Pilih rasa favorit, agar minum susu jadi lebih asyik. Beberapa brand bahkan sudah melengkapi produk mereka dengan susu kehamilan yang anti-mual. Jangan tanya, karena sudah pasti aku memilih susu rasa stroberi. :9

Hehehe... Iya, alhamdulilah menurut kalender kehamilan, per hari ini usia Aka-chan sudah sekitar 5 minggu dengan masa kehamilanku yang mulai memasuki 7 weeks. Usia yang 'kayak belum hamil' karena syukur alhamdulillah aku masih bisa beraktifitas seperti biasa. Paling bedanya Chagiya jadi makin cerewet suruh minum vitamin, dan suka larang makan/minum yang katanya nggak baik buat Aka-chan. Suami siaga kan, dia? (♡∀♡●)

Kalau dulu sering-seringnya ditanyain: "Mana pacarnya?", lalu "Kapan nikah?", terus "Sudah isi?" Keep calm, peoples. Insyaa Allah satu per satu pertanyaan kalian akan segera terjawab, kok. ;)
My pregnancy
Oh, iya, Girls. Penting nih, mulai sekarang bagi yang belum, coba deh tandai dan ingat-ingat siklus bulanan kamu. Kalau punya pasangan yang peka--suka bantu mengingat siklusmu sih, enak (mungkin dia sekalian persiapan menghadapi PMSmu :P)--atau suka barengan dengan sister, ibu, bahkan teman. Misal: awal bulan biasanya ibu 'dapat' duluan, berselang beberapa hari giliranku, lalu disusul si sissy. Bulan depannya Insyaa Allah nggak beda jauh siklusnya. Dengan begitu minimal ada yang membantu mengingatkan. "Ohh, sekarang ibu, berarti setelah ini aku yang 'dapet'."

Paling gampang sih, menandai kalender dinding. Atau sekarang sudah ada aplikasi penanda menstruasi untuk smartphone semacam Woman Cyle dan Hawa yang bisa dengan mudah di-download di Playstore. Dengan aplikasi tsb, selain ada prakiraan tanggal haid selanjutnya, biasanya juga disertai dengan keterangan masa subur dan masa tidak produktif. Berguna kan, untuk persiapan mens di sekolah atau kantor, bahkan untuk yang program cepat hamil. *kok kayak semacam iklan, ya?*
Agak pinkish2 gitu sih, tapi garisnya beneran keluar 2!  ^^
Balik lagi, kenapa wanita perlu mengetahui tanggal haidnya? Ini berkaitan dengan masa subur (bila sudah bersuami) dan persiapan kehamilan. Begitu para istri terlambat datang bulan, dia terindikasi hamil. Selain dicek mandiri menggunakan testpack, nggak ada salahnya segera cek ke dokter kandungan atau bidan. Nah, nantinya dokter/bidan tsb pasti akan menanyakan HPHT-mu, alias Hari Pertama Haid Terakhir. Bijaksananya, jawab dengan tepat, jangan dikira-kira agar mereka bisa menghitung akurat usia janin yang sedang dikandung. :)

Kalau sekadar ingin tahu saja, bisa kok browsing tentang kalender kehamilan seperti yang kugunakan di atas. Tahu lebih dini akan sangat membantu pengawalan tumbuh kembang janin lebih baik. Be a smart mom, girls! Semoga bermanfaat.

Kapan-kapan mau sharing tentang Aka-chan juga, ah. *^_^*

Senin, 26 Oktober 2015

Audio Book Massal untuk Difabel Netra

The volunteers
Jelang Sumpah Pemuda 28 Oktober lusa nanti, aktivis @BrailleJogja menggelar event membaca dan merekam cerpen untuk kemudian dibuat Audio Book, atas dasar kepedulian terhadap muda-mudi penyandang difabel netra Indonesia. Info mengenai event ini kudapat dari seorang kawan alumni #KampusFiksi13 yang sudah 'punya nama' dan terkenal getol sekali dalam kegiatan sukarelawan (a.k.a nomor urut 21 ^^). Segera saja via sms kudaftarkan namaku--Ricchan Auliya (urutan 34)--meski awalnya agak-agak nggak yakin. Tapi tetap bismillah, lah...

Alhamdulillah, nggak lama dapat sms konfirmasi tentang keikutsertaanku. Been registered. Senang, exited, campur deg-degan, pasalnya ini kali pertama aku berkontribusi dalam kegiatan sosial semacam ini. Betapa tugas negara yang nggak main-main. Kudu fokus dan penuh tanggung jawab, apalagi urusannya dengan banyak pihak lain.

Cerpen yang rencananya akan kubawakan nanti berjudul "Langgam Urbana" karya Beni Setia yang sebelumnya pernah diterbitkan oleh Kompas. Berkategori umum, cerpen ini panjangnya sekitar 4 halaman kertas A4 dengan durasi baca kira-kira 16 menitan. Sejujurnya pengin sekali membacakan cerpen-cerpen legend karya Seno Gumiar Ajidarma seperti "Sepotong Senja untuk Pacarku" atau "Rembulan dalam Cappuccino", namun sayang karena tanggal 25 kemarin baru dapat kabar dan cek email, aku sudah tertinggal jauh oleh relawan-relawan lain yang sudah mulai pilih-pilih judul sejak tanggal 23 Oktober lalu, belum lagi yang juga hadir di Technical Meeting langsung di Jogja, Hari Minggu kemarin. Barak'an gitu... Siapa cepat dia yang dapat (cerpen favorit). Ow, syit! ╥﹏╥

Pas buka website, lihat-lihat daftar cerpen, pikirku, "Wah, asyik, nih. Sudah disediakan, tinggal pilih, nggak perlu browsing sendiri." Eh, ternyata... Di-klik-klik sedemikianpun percuma; "sudah terpilih", begitu keterangannya. Tersisa hanya beberapa saja--memang bukan keinginan--tapi masih mending lah, dibanding harus membacakan cerpen genre anak-anak, aku kurang pede. Maka terpilihlah "Langgam Urbana" ini. *plokplokplok*

Selain buah karya Beni dan Seno, juga ada "Antara Kau dan Aku"-nya Tere Liye, pun cerpen-cerpen lain hasil tangan para penulis kawakan, sebutlah Agus Noor, Puthut EA, Arswendo Atmowiloto, dan masih banyak lagi (yang aku nggak tahu) turut meramaikan event sosial ini dengan karya-karya abadi mereka. Di antaranya kebanyakan adalah cerpen sastra, terlihat sekali dari nama-nama penulisnya. Mungkin cerpen yang 'lebih ringan' masuk dalam kategori anak-anak.

Deadline pengumpulan hasil rekaman maksimal besok malam, sementara aku baru saja mendapatkan naskahnya sore ini. Dasar DL-er! My bad... (×_×;)

Well, doakan supaya aku sukses dengan misi amal ini, ya! Insyaa Allah, hasilnya akan kuposting di sini juga. Segera. Bismillah~~ gambarimasu~

Minggu, 18 Oktober 2015

The Royal Wedding of RD

Serba-serbi pernikahan mas sepupu tersayang, Dizar Al Farizi dengan Rizky Ayu Nataria El Chidtian (keren ih, namanya).
Like a king and queen
Khusus momen sekali seumur hidup ini saya menggunakan istilah 'Royal Groom & Bride' dan 'Royal Wedding', kenapa? Oke, sebutlah saya ndeso, katrok, udik--whatever--tapi menurut saya pribadi, this two's Wedding Party/Celebration was the most awesome one that I've ever attended in my whole life. Seriously. Much much better that ours of course. *nangis pasrah*

Dibuka dengan lamaran mewah di rumah calon mempelai wanita pada 9 Agustus 2015. Kala itu orang-orang yang hadir (termasuk saya dan keluarga) pasti sudah bisa membayangkan seluar-biasa apa pernikahan mereka kelak jika lamarannya saja sudah wow begitu. Berbagai macam detil persiapan terus dilakukan sebaik mungkin sampai hari-H. Ibuk sebagai tim sukses calon mempelai pria tak kalah repot dan harap-harap-cemas, membantu Bude Ida mem-fix-kan semuanya agar senantiasa berjalan sesuai harapan.
Syukuran tumpeng, siraman, dan akad nikah
Prosesi siraman, pengajian dan 'tumpengan' dilaksanakan tanggal 2 Oktober, disusul akad nikah pada 3 Oktober keesokan paginya, masih di kediaman Mbak Ria. Proses ijab-kabul berlangsung hikmad dan tertutup. Namun pesta belum usai. Minggu, 4 Oktober 2015--bertempat di hallroom hotel J.W. Marriot Surabaya--resepsi pernikahan mereka dihelat mewah dan indah, tepat tiga minggu lalu. Saking megahnya, sampai hari ini beberapa orang seperti tak bisa bosan membicarakannya. *lha ini saya juga*
Mida, Liya, dan Ladia

Prosesi Unduh Mantu--termasuk dalam rangkaian agenda pernikahan--diadakan minggu lalu di kediaman mempelai pria di Mojokerto. Kebetulan saya dimintai tolong menjadi terima tamu, bertiga Mida dan Ladia. Duh, bersolek lagi. *kesenengan* Terima kasih sudah diperkenankan menjadi bagian dalam kebahagiaan kalian--termasuk sebagai tamu khusus saat resepsi--pun mohon maaf kalau-kalau ada kekurangan selama saya bertugas kemarin.
we❤

Beruntung sekali saya(kami) berkesempatan hadir dan berkontribusi di acara megah nan membahagiakan ini. Setelah absen di akad nikah (karena hanya keluarga inti dan para sesepuh saja yang hadir) resepsi superb pengantin baru ini sangat sayang untuk dilewatkan. Semuanya ingin datang, siapa tidak?

Digelar di hotel kenamaan di Surabaya yang dikenal tidak murah. Pesta berlangsung selepas maghrib hingga sekitar pukul 10 malam dengan persiapan yang sudah dimulai bahkan sejak ba'da dzuhur, baik itu riasan dan busana yang akan dikenakan (keluarga), serta semua pihak yang berperan dalam ceremony dan mengisi acara--termasuk kru penyanyi dan penari yang akan perform.

Gerbang menuju venue terbuat dari bunga-bunga yang dirangkai. Sebelum melangkahi gerbang bunga ini para tamu akan berpapasan dengan air mancur yang di puncaknya terdapat patung es berinisial R&D. Setelah mengisi daftar tamu dan menyerahkan kado/bingkisan untuk mempelai, para tamu akan diberi dua lembar kartu: satu untuk mengambil souvenir, dan satu lagi digunakan untuk berfoto di photoboth yang telah disediakan.

Para among tamu berdiri berjajar di sepanjang jalan masuk menuju pelaminan dan meja-meja prasmanan. Sebagian tamu berbaris mengantre untuk menyalami mempelai sebelum kemudian menikmati hidangan, sementara sebagian yang lain lebih memilih mencicipi beragam jenis masakan yang terhidang sambil menunggu antrean untuk menyapa mempelai. Pada Royal Wedding ini pun terdapat beberapa tamu undangan VIP yang tentu saja didominasi oleh orang-orang penting nan berkelas, mengingat kedua mempelai aktif di dunia hukum, bahkan Mas Dizar tergabung dalam Komisi Yudisial Surabaya yang tidak jarang muncul sebagai narasumber di media cetak dan elektronik. *plokplokplok*

Resepsi dimulai dengan tarian tradisional oleh sekumpulan anak-anak berkostum Anoman (entah bagaimana filosofinya, saya tidak menyaksilan langsung), dilanjutkan dengan sesi foto keluarga, sebelum tamu-tamu undangan dipersilakan memasuki hallroom.

Tepat di tengah-tengah ruangan terdapat alat berat untuk mengambil gambar (seperti yang dipakai shooting film. :3) dan mendokumentasikan acara. Karena luasnya ruangan dan keterbatasan jarak penglihatan, di dekat kursi-kursi tamu disediakan layar besar agar semua yang hadir dapat mengikuti jalannya acara. Melalui layar itu juga, 2x diputar short-movie perjalanan hubungan Mas Dizar dan Mbak Ria mulai dari perkenalan hingga mengikat janji suci pernikahan. It was so sweet and touching. :)

Dishes
Hidangan untuk para undangan disediakan sedemikian apik oleh koki-koki restoran berbintang ala hotel JW. Marriot. Mulai dari masakan tradisional Indonesia, sebutlah: kambing guling, bistik lidah, bakso, hingga kuliner mancanegara seperti aneka pasta, fillet ikan, dan olahan tahu Jepang. Lengkap dari hidangan pembuka semacam Zuppa Soup dan aneka pastry lalu disempurnakan oleh dessert yang nikmat berupa es krim dengan aneka topping menggiurkan, soft cakes, serta tak ketinggalan sop buah. *glek* Bayangkan saja jika kalian ingin mencicipi semuanya sekaligus. Saya? Jelas mencoba lebih dari banyak jenis makanan meski tidak semuanya muat masuk dalam perut.

Kenyang berpindah dari satu meja prasmanan ke meja lain--menjajal makanan yang belum pernah kami makan sebelumnya--, puas mengabadikan riasan cantik kami, saya dan beberapa sepupu mulai mengantre untuk berfoto di photoboth yang terletak tepat si samping pintu masuk utama. Beruntung saya bisa berfoto 2x; berdua suami lalu sekeluarga empat orang. Exited sekali menunggu hasilnya selesai dicetak.
Di penghujung acara--seperti di banyak pernikahan mewah lain--dilakukan lempar buket oleh mempelai dari atas pelaminan. Begitu MC mengumumkan, segera saja para *maaf* jojoba (jomblo-jomblo bahagia) berdesakan di depan panggung, menjajal peruntungan untuk mendapatkan buket bunga tsb. Konon, bagi yang berhasil menangkap buket--segera setelah dilemparkan ke udara--akan segera mendapat jodoh dan secepatnya menyusul menikah. Tentu tidak untuk diimani, ini hanya secuil bagian untuk berbagi kesenangan saja.

Tidak ingat pasti kapan pestanya benar-benar usai, saya dan rombongan hanya tinggal sampai saat mempelai berdua turun panggung dan menari sukacita bersama tamu-tamu mengikuti irama mengentak bernuansa islami-timur tengah oleh grup musik yang terus bermain selama acara berlangsung.
Eomma dan
seorang kru musik
Every single thing was so awesome.

Biar saya beritahu rahasia pada kalian--Mas Dizar dan Mbak Ria--sebagaimana yang sudah saya sebut di atas, pernikahan kalian adalah pesta pernikahan terindah dan terbaik yang pernah kami datangi. Mohon maklum, adik sepupu kalian ini hanyalah rakyat jelata yang jarang sekali menghadiri pesta-pesta spektakuler semacam milik kalian. ;)

Semuanya sempurna. Ya, jika dilihat dari acara lamaran, akad nikah, hingga resepsi--berikut segala persiapan dan prosesi adat yang menyertai--semuanya begitu detil lagi rapi. Saya tidak bisa tidak jatuh cinta dengan tiap-tiap properti dan dekorasi cantik yang termasuk di dalamnya. Muda-mudi mana yang tidak ingin menyelenggarakan pesta pernikahan sehebat ini? Bermimpi pernikahan mereka kelak akan bisa menyerupainya? Gadis mana yang tak berandai tampil memukau mengenakan gaun indah bak ratu seperti yang Mbak Ria kenakan malam itu?

R&D
Berlebihan? Tidak. Of course not, 'cause both you deserve it. Everybody must be wanted to have their best wedding ever for their own, begitupun Mas Dizar dan Mbak Ria. Titik balik hidup yang bagi siapapun ingin melakukan sekali untuk selamanya, menjadikannya sebaik yang mereka bisa. Dan tentu itu sah.

Sempat terbersit olehku, "If we were you two that night, as one night king and queen, we'd be more than happy till we could die," yang tentu saja hanya sebatas decak kagum, karena sayapun tahu rezeki masing-masing orang berbeda-beda, dan kalian dengan segala kelebihan di atas banyak orang yang pasti berandai memiliki kesempatan serupa, semoga tak luput bersyukur agar makin ditambah nikmat-Nya.

Selamat menempuh hidup baru. Selamat mencintai pasanganmu, baik dan kurangnya. Karena seindah-indahnya hidup adalah yang dilewati dengan saling mencintai dan dicintai. Love life

Rabu, 07 Oktober 2015

Lovetober

Selamat bulan sepuluh! Sudah hampir lewat seminggu pertama, nih. So how's life?

1 Oktober hampir-hampir nggak terasa. Kuhabiskan Rabu minggu lalu pontang-panting mengurus surat pindahnya Oppa sekaligus bikin KK baru. *eciyeee* Ampun capeknya! Dari RT-RW ke kelurahan, dikasih formulir untuk pengurusan KK dan KTP baru, minta tanda tangan RT-RW lagi. Balik ke kelurahan lagi. Ke kecamatan. Ke Dispenduk... ( p_q) Tapi untungnya cukup dengan selembar amplop, dua rute terakhir nggak perlu kulalui. Sudah termasuk tolak-galau karena masa berlaku Surat Keterangan Pindah dari Nguter-Sukoharjo yang sudah mepet banget. Kalian nggak tahu saja kami harus merogoh kocek sedalam apa demi memboyong surat tersebut dari Solo. Birokrasi mah gitu, ya... ヽ(;▽;)ノ

Meninggalkan September mau nggak mau membahas tentang proyek menulis #30HariKotakuBercerita-ku yang kandas senahas-nahasnya. Cuma bertahan di tema ketiga--tentang pasar--lalu kemudian nggak terjamah lagi sama sekali, astaghfirullah... (>人<) Sebenarnya nggak sulit menuliskan tentang kota tempat tinggal kita. Sayangnya--jujur--keeksotisan Mojokerto justru terletak di daerah kabupatennya, bukan di wilayah 'kota'nya, sementara domisiliku di daerah kota dan memang sedang krisis piknik. *alassaaan* Hiks... Kapan ada project serupa, ya? Jelang Februari biasanya diadakan #30HariMenulisSuratCinta. Tahun depan ikutan lagi, ahh... Seru, sih!

Anw, jadi ingat postingan pertamaku pada Oktober setahun lalu: Rocktoberrawrr yang meski temanya jauh beda namun menginspirasi judul posting kali ini, Lovetober. Ya karena bulan ini memang penuh cinta. Terlihat dari banyaknya undangan buwuhan tersebar. ;) Hihihi... Katanya sih, banyak yang memilih Oktober ini karena bertepatan dengan Bulan Dzulhijah (kalau menurut orang Jawa 'besaran') yang dipercaya sarat dengan berkah dan keberuntungan. Aamiiin...

Tanggal 3 Oktober pagi, Mas Dizar dan Mbak Ria resmi melepas masa lajang. Ijab kabul dilakukan di kediaman mempelai wanita di Surabaya. Malam harinya, ba'da isya' adik sepupu Kak Anto--Puput (yang baru kutahu bernama Gita dan nggak ada 'puput-puput'nya sama sekali)--dilamar Bagus, sang kekasih. Aku dan Kak Anto hadir dan mendukung acara lamaran tersebut yang alhamdulillah berlangsung lancar.

From top left: Miss Ntant, Miss Sita,
Mas Dizar-Mbak Ria, The Allinskies, 
lamaran Puput, dan Rizal-Rere❤
Esok paginya kami bertolak ke Ngaglik, menghadiri pernikahan Rizal--anak mbaknya ayah--sekalian berpartisipasi dalam prosesi Iring Manten. Ternyata Rizal dan Rere adalah pasangan tetangga di gang yang sama. (/。\) Mengikuti rangkaian acara sampai selesai, menjelang dzuhur kami akhirnya pamit karena masih harus siap-siap untuk 'show' lagi. Menghadiri resepsi pernikahan Mas Dizar dan Mbak Ria yang dihelat di hotel J.W. Marriot Surabaya ba'da maghrib. Jadwal padaaat~~

Sebutlah ada tiga anggota keluarga yang menggelar hajatan dalam kurun waktu hampir bersamaan. Belum lagi teman, tetangga, kenalan, masyarakat Facebook dan pengguna media sosial lainnya, apalagi. Beranda dan kronologi nyaris penuh dengan update seputar pernikahan. Miss Rintan juga sudah sah menjadi istri per tanggal 1 Oktober, disusul Miss Rosita pada tanggal 4-nya. Pasangan selebriti Glenn Allinskie dan Chelsea Olivia? Hehehehe...

Selain agenda lamaran dan pernikahan, kabar membahagiakan lain yang sedang in adalah banyaknya 'mother wannabe' alias calon-calon mama muda yang baru hamil, juga kelahiran cutie babies dari kalangan dekat. Teman-teman seangkatan atau senior sekolah misalnya, sudah banyak yang hamil dan punya baby. Aaaakk~~ Aku kapan? Hihihi... Nanti-nantilah, kalau memang sudah waktunya pasti Dikasih. Sekarang-sekarang sih puas-puasin pacaran dan memupuk cinta. >w<

Jadi, selamat ya, untuk semuanya! Semoga awet langgeng dan senantiasa berbahagia! ♡♡*(*´∀`*)☆

Sabtu, 26 September 2015

Descendants

Produksi : Disney
Genre : Fantasy, comedy-romance, musical
Durasi : 2 jam 12 menit
Pemeran :
Dove Cameron ➡ Mal
Cameron Boyce ➡ Carlos
Booboo Stewart ➡ Jay
Sofia Carson ➡ Evie

Film dibuka dengan narasi oleh salah satu tokoh. Diawali flashback pernikahan Belle dengan Beast--sang pangeran buruk rupa yang kemudian menjadi raja dan ratu Auradon. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Benjamin, berusia 16 tahun dan akan segera naik tahta. Yang menjadi titah pertama dari Pangeran Ben pasca menjadi calon raja baru adalah: agar anak-anak para villain--yang sebelumnya tinggal di Isle of the Lost (pulau isolasi bagi para tokoh antagonis)--diizinkan untuk tinggal di Auradon. Meski tak yakin namun Raja Beast dan Ratu Belle menyetujuinya.

Maka terpilihlah empat orang muda-mudi yaitu Mal putri Maleficent, Evie putri Evil Queen, Jay putra Jafar, dan Carlos putra Cruella De Vil untuk hijrah dari Isle of the Lost menuju Auradon. Rencana ini didukung sepenuhnya oleh Maleficent dengan misi terselubung yakni memerintahkan empat remaja itu untuk merebut tongkat ajaib demi mengembalikan kekuatannya dan membebaskan Isle of the Lost dari kekangan atas tidak adanya sihir.

Di Sekolah Persiapan Auradon, mereka berempat disambut dengan baik oleh Ben, Fairy Godmother selaku kepala sekolah, dan Audrey--putri Aurora dan Pangeran Philip--kekasih Ben. Mulai tampak perselisihan antara Mal dengan Audrey yang akan membumbui romansa film ini.

Mal yang terdoktrin untuk memenuhi perintah sang ibu terus mengingatkan tiga rekannya akan tugas agung mereka; mencuri tongkat sihir milik Fairy Godmother yang ternyata telah dimusiumkan. Di era baru tersebut masyarakat Auradon sudah jarang menggunakan sihir mereka.

The villains and their children
Gagal mendapatkan tongkat sihir pada penyusupan pertama, Mal memperoleh informasi bahwa tongkat sihir tersebut akan dikeluarkan saat peresmian tahta Pangeran Ben. Begitu mendengar informasi bahwa gadis yang menjadi kekasih pangeran berhak mendampingi dan termasuk dalam barisan terdepan selama prosesi penobatan, membuat Mal menginginkan status kehormatan tersebut. Menurutnya, bisa mempersempit jarak dengan keberadaan tongkat sihir akan memperbesar kemungkinannya mengambil alih tongkat itu dan mengadakan serangan balik. Mal harus membuat Pangeran Ben jatuh cinta dan menjadi kekasihnya.

Sementara itu anak-anak villain mulai beradaptasi dengan kehidupan asrama dan sekolah. Jay dan Carlos tergabung dalam ekskul olahraga, berada di tim yang sama dengan Ben. Jay belajar menemukan arti dari kerjasama tim dan cenderung disukai gadis-gadis. Carlos mendapat kebenaran tentang anjing yang tak seperti apa yang diceritakan ibunya. Sedangkan Evie yang 'wifeable' mahir dalam urusan rumah tangga dan pelajaran, tertarik pada Chad--putra Cinderella dan Prince Charming--yang sayangnya tidak menyambut perasaan Evie.

Dibantu kawan-kawan villain-nya, berbekal buku mantera sihir warisan Maleficent, Mal meramu Love Potion--dicampurkan dalam cookies--yang rencananya akan ia berikan pada Ben. Ben si pangeran baik hati tidak menaruh curiga pada Mal saat gadis eksentrik itu menghadiahinya sebungkus cookies dan langsung melahapnya. Sesaat setelah selebrasi kemenangan tim Ben--termasuk di dalamnya Jay dan Carlos--ramuan cinta mulai bereaksi. Di hadapan seluruh penghuni Sekolah Auradon, Ben menyatakan cinta pada Mal, sekaligus memutus hubungan asmara dengan Audrey.

Singkat cerita kisah cinta Ben dan Mal berjalan mulus di bawah ramuan cinta. Ben bersikap sangat baik pada Mal, mereka berkencan, dan Mal dipastikan akan menjadi pasangan Ben saat penobatannya. Namun di sisi lain Mal serta anak-anak villain mulai merasa nyaman dan senang tinggal di Auradon. Hati mereka terusik. Haruskah mereka tetap melanjutkan rencana jahat amanat orangtua mereka, atau melupakannya saja dan hidup damai bersama orang-orang baik itu?

Nahas, kekacauan yang timbul saat Ben mengenalkan Mal sebagai kekasih barunya pada King Beast dan Queen Belle--mengejutkan banyak orang di acara jamuan itu--mengempaskan Mal dkk dari delusi mereka menjadi orang baik. Mereka dipermalukan oleh nenek Audrey yang menaruh dendam pada ibu Mal karena telah mengutuk putrinya dahulu. Chad, bahkan Jane--putri Fairy Godmother--dan Lonnie--putri Fa Mulan dan Li Shang--yang sudah ia bantu dengan sihir pada rambut mereka, turut menghianatinya. Geram, Mal membatalkan sihir pada rambut gadis-gadis itu sehingga kembali jelek seperti semula. Lebih baik mereka melanjutkan rencana pencurian tongkat sihir.

Tidak ingin membebani perasaannya yang mulai menaruh cinta pada Ben, Mal bermaksud menghapus mantera cinta dengan memberi pemuda itu sebuah brownies dengan penawar mantera. Baginya setelah misi berakhir, mereka berempat akan segera pergi. Jadi tidak ada gunanya membuat Ben terus mencintainya.

Namun Mal salah. Ben tahu bahwa brownies yang ia makan tidak murni. Ia pun tahu bahwa 'gadis'nya mencoba memanfaatnya. Semua sudah terungkap bahkan sejak kencan perdana mereka di Enchanted Lake (Danau Pesona)--manteranya luntur saat Ben berenang. Mal yang mengira Ben tenggelam karena tak kunjung muncul setelah menyelam, tanpa sadar ikut menyeburkan diri untuk mencari Ben, padahal ia tidak bisa berenang. Dari situlah meski tahu Mal telah memperdayainya, Ben juga tahu bahwa gadisnya sebenarnya memiliki hati yang baik dan tulus. Jadi sang pangeran tetap memilih bersama Mal dan berpura-pura masih dalam pengaruh mantera.

Dengan kereta kuda menuju penobatan
Yup! Yang menceritakan kisah ini adalah Mal. :)) Terjadi twist menarik di mana Mal yang disangka akan tetap menjalankan misi jahatnya, berbalik arah menyelamatkan Auradon dari ancaman sang ibu--Maleficent--yang sempat berhasil kabur dari Lost of Isle Island akibat tragedi Jane merebut tongkat sihir ibunya sendiri alih-alih Mal yang melakukannya sebagai misi.

Ironi bahwa dalam pertarungan sedarah Maleficent kalah dari sang anak. Villain terjahat dalam cerita ini berubah wujud menjadi sekerdil hatinya dan ditangkap. Prosesi penobatan Raja Ben pun kembali dilangsungkan dengan sukacita.

❤❤❤
Ini film yang bagus banget dan sangat menginspirasi. Bahwa sekalipun orangtua kita atau kita adalah keturunan orang-orang tidak baik, namun akan jadi apa kita di masa depan tergantung keputusan kita sendiri: apakah menjadi tidak baik juga seperti para pendahulu atau memanfaatkan kesempatan kedua dengan sebaik-baiknya menjadi pribadi yang lebih baik tentu.

Saat menonton film ini, yang terbersit di pikiranku adalah kisah-kisah dongeng ini bak tumbuh bersamaku. Ini adalah cerita tentang anak-anak dari para tokoh dongeng terdahulu. Cinderella, Beauty and the Beast, dan Sleeping Beauty mungkin masih eksis di kalangan penikmat dongeng the good vs the bad, tapi untuk nama Jafar sebagai villain dalam dongeng Aladdin--yang niscaya tenggelam dalam pesona Aladdin, Jasmin, bahkan Genie--lalu Cruella De Vil yang muncul pada seri Dalmation di era 2000-an mungkin tidak banyak 'anak sekarang' mengenali mereka.

Good news is penokohan dalam film Descendants cukup jelas, jadi walau ditonton oleh anak-anak dan remaja yang belum pernah mendengar kisah Maleficent, atau tidak tahu siapa itu Jafar dan Cruella De Vil tidak akan terganggu dan jadi bertanya-tanya. Namun tentu akan lebih menarik jika generasi baru tersebut menonton bersama 'senior' yang bisa membantu menceritakan asal-usul para tokoh, misalnya:
"Mal itu anaknya Maleficent. Maleficent adalah penyihir jahat yang mengutuk Aurora hingga menjadi Sleeping Beauty sebelum dibangunkan oleh ciuman cinta sejati Pangeran Philip."
Atau...
"Evi adalah anak perempuan Evil Queen. Tahu siapa yang meracuni apelnya Snow White? Itu dia Evil Queen yang melakukannya karena iri dengan kecantikan Snow White."
Begitu... 。:.゚ヽ(*´∀`)ノ゚.:。 tidak ada salahnya berbagi pengalaman dan pengetahuan sekalipun itu cuma berbahan dongeng. Imajinasi seharusnya tetap dibiarkan tumbuh liar, kan? *nyelam bareng Ariel*

Let the fairy-tales begin...

*Photos by Google

Jumat, 11 September 2015

Ter-#KampusFiksi13

Sabtu, 29 Agustus 2015

Dibuka dengan salam sapa dari Mas Wahyu selaku MC, materi pertama dibawakan oleh Mbak Nisrina yang merupakan salah satu editor kawakan Diva Press. Usai berkenalan kami--para peserta--diberi wawasan seputar naskah. Bagaimana membangun cerita yang baik dengan mengangkat setting tempat favorit, yang nantinya akan kami tuang dalam kelas #Menulis3Jam.

Pak Edy dan materi kepenulisan
Bapak Edy Mulyono selaku pemegang tampuk kepemimpinan Diva Press dan Kampus Fiksi mengisi materi tentang kepenulisan hingga jeda istirahat. Tata cara menulis yang baik, dan tips-tips menulis fiksi beliau sampaikan dengan bahasa yang ringan dan bersahabat namun mudah dicerna oleh kami yang pemula. Disusul selama satu jam, Mbak Ajjah mengisi materi tentang teknik editing dan berbagi tips mengenai self-edit.

Kelas #Menulis3Jam barangkali menjadi momok bagi hampir semua peserta(termasuk aku). Pasalnya dalam waktu hanya 3 jam kami dituntut menyelesaikan sebuah cerpen menggunakan setting tempat favorit, seperti yang telah kami sebutkan masing-masing di awal tatap muka dengan Mbak Rina. Sekalipun dibagi dalam satu-kelompok-lima-orang-dengan-seorang-mentor tetap saja itu tidak mudah buatku. *nangis*

Syaifullan #KF1 berbagi inspirasi menulis
Bersyukur ketegangan akibat sesi sebelumnya seketika dicairkan oleh Mas Syafullan yang sudah berbaik hati hadir dan membagi pengalamannya sebagai yang-juga-pernah-berstatus-penulis-pemula. Alumni KF generasi pertama yang sukses menelurkan beberapa novel di Diva Press tersebut secara kocak dan menyenangkan berinteraksi dengan peserta tentang proses menulis kreatif ala dirinya.

Beranjak malam, tiba saat naskah cerpen peserta dievaluasi perkelompok bersama mentor. Kelompok 5 terdiri dari aku, Patrick, Mbak Ria, Mitha, dan Mbak Yuni, plus Mbak Ajjah selaku mentor. Agak berbeda teknis dengan kelompok lain, Mbak Ajjah menyilakan kami untuk membaca dan mengeditori naskah rekan-rekan sekelompok, sebelum kami membahasnya ramai-ramai.

Rasa minder muncul begitu selesai kubaca empat naskah selain milikku. Semuanya bagus. Kenapa cuma cerpenku yang hancur begini? o(╥﹏╥)o Mbak Ajjah sendiri tidak banyak berkomentar namun sudah menyiapkan notes bagi cerpen-cerpen kami. Wasiat beliau, "Perkara typo atau tanda baca itu gampang. Tidak perlu terlalu dipusingkan. Yang paling penting untuk dibenahi adalah kerunutan cerita dan kelogisannya." Jeng jeeeengg~~ tapi justru itulah yang selama ini jadi kelemahanku. *senden tembok*
"Mengevaluasi karya orang lain jauh lebih mudah ketimbang membuatnya sendiri. Dari nol. Ngomong gampang, tapi melakoni sendiri belum tentu mampu." -Hamba Allah, #KF13 #SelfReminder
Memikirkan betapa mengenaskannya tulisan sendiri pangkal insomnia. Berpartisipasi dalam kegiatan khataman Al-Qur'an dan tahajud bareng--yang konon menu baru Kampus Fiksi--adalah pilihan yang tidak pernah kusesali. Dipimpin langsung oleh Pak Edy selama kurang lebih satu jam, berkat itu hatiku yang gelap dan galau menjadi damai dan kantuk pun lekas datang. Terima kasih Pak Edy, terima kasih Kampus Fiksi. *apadeh*

Minggu, 30 Agustus 2015

Hari kedua. Mbak Munnal mengawali Minggu pagi kami dengan informasi tentang keredaksian; mulai dari urutan penawaran naskah dan tata cara pengirimannya, pemafhuman bahwa penyeleksian naskah butuh waktu (penulis itu harus sabar, tidak disarankan bagi yang labil), proses MoU antara penulis dengan penerbit, hingga naskah siap dicetak dan diterbitkan.

Mas Aconk menyambung dengan materi seputar stategi marketingnya. Penulis yang mungkin berpikir sudah-pasrah-saja-pokok-buku-sudah-terbit niscaya terbuka wawasannya, bahwa penting bagi penulis untuk ikut aktif mempromosikan/mempublikasikan (diri dan)karyanya. Di sini sekaligus dibagi tips-tips kian eksis melalui dunia maya memanfaatkan jejaring sosial. ;)

Kelas kedua bersama Pak Edy membahas cerpen terpilih Salju Turun di Alun-Alun karya Mas Ginanjar Teguh. Fyi, Mas Gin ini penulis novel Bulan Merah yang cukup fenomenal. Cerpen tersebut adalah kontribusi keduanya pada laman basabasi.com setelah Middag in De Eendracht. *plokplokplok* *nih, kubantu publikasi, nih* Atas ketenarannya, ya wajarlah dia yang menang. *hush*

Sempat nyesek saat Pak Bos menyebut, "Kualitas tulisan-tulisan KF generasi 13 kalah jauh dengan angkatan KF sebelum-sebelumnya."

Kretek. Kalian dengar? Patah hati ini, Kawan. Kamipun ingin sekali bisa menghasilkan tulisan-tulisan berstandar dan layak terbit. Namun apa daya, mungkin beberapa dari kami(aku jelas salah satunya) ilmunya memang masih belum mumpuni. Hiks...

Joni Ariadinata, cerpenis sastra senior
Setelah ishoma, giliran Bung Joni Ariadinata menyapa, selaku 'bintang tamu' sekaligus senior dalam dunia kepenulisan. Beliau memberi pengarahan, tips, serta trik menulis hingga naskah kemungkinan besar diterima media massa. Mendengar sendiri beliau menuturkan kisah hidup dan karir menulisnya yang mulai dari nol--dengan penyampaian act-out nan memukau---sungguh menggugah hati. Melahirkan konflik batin. Jika beliau bisa, kami pun bisa, bukan? Setidaknya patut dicoba. *aihh...sok iyes*

Sungguhan. Apapun yang kutulis di sini tetap tak bisa melukiskan hari-hari yang sesungguhnya terjadi. Tak akan sesempurna yang benar-benar kami alami. Tapi ini jujur yang ingin kubagi pada siapa saja yang tertarik dan ingin merasakan hal serupa. Kamu harus datang ke Kampus Fiksi dan mengalaminya sendiri. :')

Minggu sore ditutup dengan materi mengenai bimbingan online oleh Mbak Rina. Fyi, semua alumni Kampus Fiksi berhak memperoleh bimbingan penuh dan menerbitkan novel perdana di Diva Press, tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku. Peserta begitu antusias mengajukan pertanyaan terkait 'fasilitas eksklusif' ini. Penulis mana yang tidak tergiur untuk segera melahirkan karya di bawah bimbingan mentor sekaliber Mbak Rina yang termasuk jajaran editor utama? *salim Mbak Rina*

Hari yang menyenangkan selalu cepat berakhir. Selepas makan malam terakhir di karantina, peserta kembali berkumpul. Sayangnya tidak ada materi lagi. Kami hanya diminta untuk mengisi angket tentang Kampus Fiksi yang sudah dua hari kami ikuti. Barulah aku sadar betapa waktu seringan itu berlalu. Kampus Fiksi yang sebelumnya antusias dinanti, dijadwalkan; tiba hari H, sepenuh hati menerima materi meski sesekali diwarnai dengan mata berat menahan kantuk; kini sudah hampir usai. Begitu lembar angket diserahkan kembali, perpisahan adalah satu-satunya hal yang kuharap tidak terjadi.

Pak Edy menyampaikan petuah-petuah sebagai bekal penutupan. Minggu malam itu kami dinyatakan lulus sebagai peserta dan otomatis menjadi bagian baru keluarga Kampus Fiksi yang sah. Senang. Bangga. Haru. Bimbang. Semacam tidak mau pulang. Tapi di belakang kami akan ada angkatan-angkatan Kampus Fiksi selanjutnya. Harus ada lebih banyak lagi generasi yang tahu, mengenal, merasakan betapa indah dan menyenangkannya menulis bersama-sama, menjadi bagian dari Kampus Fiksi.
Mengikuti Kampus Fiksi adalah satu nikmat Tuhan yang tidak mungkin kudustakan.
Penyerahan sertifikat dan kartu keanggotaan #KampusFiksi dengan nama-nama kami tertera. Meja dan kursi peserta disingkirkan menepi. Dalam foto-foto, semoga kebersamaan kami tetap abadi.
Anak-anak #KF13 bersama 'ayah' Edy
Keluarga besar Kampus Fiksi
Usai sesi pengambilan gambar beberapa peserta alumni #KF13 pamit pulang malam itu juga, meski sebagian besar peserta tinggal semalam lagi. Mas Kiki terlihat beberapa kali berkeliaran memastikan jadwal kepulangan kami esok harinya. So long and good night, Jogja...

Senin, 31 Agustus 2015
"Dapat oleh-oleh apa dari Jogja? Masa' nggak dikasih uang transport?"
Brand new knowledges, experiences, and family are priceless. Apalah uang transport dibanding dengan 'ikatan' yang sudah terjalin di antara peserta dan keluarga Kampus Fiksi lainnya?l It's worth though, and all of us deserve it.

Ilmu gratis, penginapan gratis, konsumsi juga gratis. Tak pernah terlambat sekalipun! Kurang kasih sayang apa lagi Kampus Fiksi? Baik nasi kotak maupun kudapan selalu datang tepat waktu; penyelamat serangan kantuk di tengah materi, penghancur diet alami. ・(/□\*)・゜Mungkin ini adalah satu hal yang kelak dirindukan selain kelengkapan dapur Kampus Fiksi, perjuangan mengantre kamar mandi, dan lomba-cepat-menghabiskan-galon-air.
Dear para member #KampusFiksi13: Amin (Yogyakarta), Bening (Cilacap), Danang (Wonogiri), Devy (Yogyakarta), Fariha (Jombang), Garin (Klaten), Ginanjar (Magelang), Husnul (Lombok Barat), Riyana (Solo), Iken (Salatiga), Ilham (Mojokerto), Irma (Malang), Maulida (Banjarbaru), Aswary (Sampang), Munawir (Sleman), Qoida (Wiyoro), Miela (Sumenep), Tika (Yogyakarta), Ovie (Jakarta Timur), Patrich (Tana Toraja), Ria (Jombang), Mitha (Malang), dan Yuni (Bantul), pertemuanku dengan kalian semua itu bukanlah suatu kebetulan, tapi takdir.
#KampusFiksi13 #sipp #mantab
Kisskiss~~


Bermil-mil jauhnya dari Jogja, dua minggu setelahnya
R.C. Auliya Sari

Kampus Fiksi Episode 13

#KampusFiksi13
31 Agustus 2015. Rasanya baru kemarin, namun ternyata sudah dua minggu berlalu. Masih segar dalam ingatan, Jumat jelang siang Kereta Logawa tiba di Mojokerto sesuai jadwal--singgah tak lama--lalu segera membawaku melintasi beberapa kota untuk sampai di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Untuk apa? Tentu demi memenuhi undangan kehormatan dari Kampus Fiksi. Kenapa? Ya karena aku ingin jadi penulis!

Bermula April 2014 silam, pada event #KampusFiksiRoadShow Malang, kubulatkan tekad untuk mengirim salah satu cerpen terbaikku dalam rangka menembus seleksi Kampus Fiksi Reguler yang diadakan di Jogja.

Penantianku nyata berbuah manis tatkala judul cerpen "Dia, Bukan Aku" mengantarkan nama Riza Chanifa Auliya Sari lolos seleksi Kampus Fiksi dan terdaftar di angkatan tigabelas. Sesuatu yang semula di luar ekspektasi tiba-tiba terjadi. Mengingat betapa ketat dan sulitnya menembus seleksi, pun konon antrian angkatan memakan waktu tunggu yang relatif lama.

Siapa bilang 13 itu angka sial? Buatku 13 adalah simbol keberuntungan. 13 yang berisi 24 peserta dari berbagai penjuru Indonesia dengan keunikan yang masing-masing bawa. Teman? Bukan, kita keluarga.
Thirteen!
Keluarga yang begitu ramah menyambut kedatangan layaknya kepulangan. Para senior KF dan kru Diva Press membantu mengurus seluruh keperluan peserta, seperti kami segerombol adik kecil yang wajib dijaga baik-baik. Kecurigaanku gedung karantina sengaja diberi sentuhan sihir hingga terasa nyaman bagai rumah sendiri. (●´∀`●)

with them❤
Menempuh perjalanan di atas rel selama kurang lebih 5 jam, hampir tidak percaya kakiku akhirnya menjejak Jogja. Beruntung salah seorang peserta asal Jombang --Mbak Rialita-- rupanya menaiki kereta yang sama. Kendaraan jemputan pun tidak usah ditunggu. Mas Agus sudah siap menjemput di pintu keluar stasiun, memandu kami menuju gedung Kampus Fiksi.

Apa, ya? Ada semacam deja vu bahwa meski itu adalah kali pertamaku ke sana, namun semua terasa sangat akrab dan tidak asing. Singkatnya perjalanan itu tidak jauh berbeda dengan yang kubayangkan. Mungkin jiwaku sudah datang lebih dulu daripada ragaku?

Bersama Mbak Ria menjadi peserta ketiga dan keempat setelah Mbak Maulida dan Mbak Husnul yang sudah duluan sampai, terbang dari pulau masing-masing. Dalam sekejap saja peserta-peserta lain mulai berdatangan. Berjabat tangan dan berkenalan sembari menyebut daerah asal. Menambah riuh suasana karantina yang memang sudah hangat.

Jumat adalah prolog yang luar biasa, dan rangkaian kegiatan kami pada Sabtu dan Minggu esoknya pastilah lebih menakjubkan lagi.
ヽ(*≧ω≦)ノ


Next: Ter-#KampusFiksi13

Pasar Tanjung Anyar

Bicara tentang pasar di Kota Mojokerto, pastilah Pasar Tanjung Anyar yang dimaksud. Meski dewasa ini pasar modern sudah mulai marak, namun pasar tradisional tidak pernah kehilangan pesonanya.

Terletak hampir di sepanjang Jalan Residen Pamuji, Pasar Tanjung sangat mudah dikunjungi karena masih dalam ruang lingkup kota. Merupakan pasar terbesar di Kota Mojokerto, Pasar Tanjung menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat untuk segala kalangan. Di sinilah masyarakat Mojokerto memenuhi kebutuhan hidup mereka, baik itu secara konsumtif maupun opsional, apakah itu bahan mentah pun yang sudah jadi dan siap guna.
Los-los sayuran dan ikan
Ribuan pedagang menawarkan beragam produk. Meski sangat luas--dengan banyak los dan gang--tidak perlu takut tersesat dan bingung mencari jalan keluar. Di jantung pasar, dekat area pakaian, terdapat peta dari Pasar Tanjung beserta keterangannya. Los-los di pasar ini dibagi berdasarkan barang dagangan. Para penjual daging sapi berkumpul pada sederet los yang sama. Demikian juga dengan para penjual ayam potong yang menempati los yang berdekatan. Dst.
Pedagang ayam potong
Aneka jilbab dan baju
Selain pusatnya sembako dan ragam kebutuhan dapur, di Pasar Tanjung juga tersedia pakaian, tas, sepatu, perabotan rumah tangga, kue dan penganan, kacamata, kosmetik, servis jam, hingga penjahit/permak baju dan tas.

Berbeda dengan pasar modern(swalayan) di mana kita membayar sesuai dengan label harga tertera, di Pasar Tanjung setiap pembeli berhak melakukan penawaran terhadap barang yang akan dibeli jika harganya dirasa terlalu tinggi. Namun mengingat mayoritas pedagang/penjual adalah masyarakat kecil juga, kita sebagai pembeli hendaklah menawar harga sewajarnya. :)

Di pasar ini pembeli pasti diberi harga yang relatif lebih murah daripada di tempat lain, karena para pedagang mendapatkan barang-barangnya langsung dari produsen. Untuk pembeli dengan jumlah banyak akan diberikan harga grosir. Bahkan barang-barang di pasar ini dijadikan 'tempat kulak' bagi pengusaha peracangan, pedagang keliling, dan toko-toko kecil.

Berbelanja di minimarket atau swalayan memang menyenangkan. Terjamin bersih, tidak panas, dan nyaman. Namun alangkah baiknya sebagai warga setempat setidaknya satu-dua kali kita menyambangi pasar tradisional/lokal untuk turut menyejahterakan pertumbuhan ekonomi kota sendiri. :)) *sok bijak*

Salam belanja dari pasar Mojokerto
#30HariKotakuBercerita