Sabtu, 21 Maret 2015

The Last 21

Malam minggu terakhir sebagai seorang single. :P Muehehehe...

Weekend ini akan jadi salah satu weekend bersejarah dalam hidupku, karena yah, tomorrow I will be engaged with my lover. ^///^

22 Maret, bertepatan dengan ulang tahunku ke-24 (ouch, I've been that mature already, LOL) aku dan Kak Anto Inshaa Allah akan melangsungkan prosesi lamaran kami. Memang sudah direncanakan sejak tahun lalu, sempat begitu dinanti (dan masih), sekarang tahu-tahu sudah H-1 saja. Nggak terasa gitu, ujug-ujug sudah besok. Keluarga kami akan bertemu, sekaligus melanjutkan pembicaraan tentang pernikahan kami pada bulan lima mendatang. *degdeg*

Iya, deg-degan. Kalau kemarin-kemarin aku masih cenderung nyantai, tapi nggak kupungkiri semakin ke sini sudah mulai makin terasa mulas dan deg-degannya. Still can't help but just let it go with the flow, nggak inginlah terlalu diburu cemas tentang bagaimana besok. Daripada terburu-buru dan jadi nggak fokus pada persiapan sekarang, ya mending menenangkan diri sendiri dengan berdoa and keep positive thinking. :))

Postingan ini pun dalam rangka menerapi hatiku agar kian siap. Selain persiapan lain-lain yang 'terlihat', persiapan batinku juga tetap harus diperhatikan. xP Bala bantuan datang dari sepupu tersayang, Noi, yang sudah tiba di rumah sejak dzuhur dengan membawa macam-macam buah tangan yang pastinya sangat berguna. Om Iin beserta Tante Nik dan Dek Iman menyusul nggak lama kemudian, sekitar ashar. Untung rumah sudah mulai terlihat rapi meski masih sedikit terlihat chaos di sana-sini. However, acara beres-beres juga masih terus berlanjut.

Menjelang pukul delapan, sepulang dari Tante Wati, tahu-tahu banyak orang berkumpul di rumah. Saudara-saudara mampir, melihat-lihat proses renovasi rumah yang termasuk salah satu bagian dari persiapan kami. Senang sih, dan agak-agak surprised. Ini baru malamnya sudah ramai begini, gimana besok pas hari-H? /,\

Sebenarnya pengin banget bertemu Kak Anto, sekadar membagi gugup *halah sayangnya dia sudah ke rumah duluan sebelum aku sampai. Keselisipan jalan. :( Ya nggak apa-apa sih, kan besok pagi juga ketemu. Huahahahaha... Dia memang cuma mampir sebentar dari perjalanannya hunting sepatu, untuk besok katanya. ;)

Happy (last) 10th month annivesary, Darl. See you tomorrow on our engagement day. :*

Selasa, 17 Maret 2015

#Countdown 17 to 22

Selasa, 17 Maret 2015

Lima hari lagi sebelum tanggal dua puluh dua. Hari ulang tahunku dan -Inshaa Allah- bertepatan Kak Anto sekeluarga akan bertemu keluargaku untuk melamar. ^///^

Dari awal aku selalu berniat serius. Karena cinta dan perasaan tidak pernah selucu itu untuk dimainkan. *apasih* Pertengahan tahun lalu, setelah melewati banyak hal, aku sangat bersyukur saat Kak Anto berkata bahwa dia menginginkan kami bersama. Tapi bukan lagi sebagai pasangan kekasih dengan sebutan 'pacar', lebih dari itu, dia ingin menjadi imamku. Nilai plus untuk pertimbangan, dia secara to-the-point melamarku (meski terkesan implisit :P) dan bukannya sekadar ingin mengencaniku saja.

I'll never forget his very first proposal. In our light conversation of dialy-friendzone-chat. Hehehh...
"So, have you found any man to be your future husband?" 
"Nope," I answered. "Not yet," 
"Why?" 
"Nothing, because someone in the past still so precious and unreplaceable?" I made laugh. 
"Really? So, may I get your stuffs and become 'that precious someone' for you"?
There were we... And here we are now, and so on... :')

Sementara babak baru kami akan segera dimulai, ada kalanya aku tidak merasa ada progres berarti pada diriku. Aku tetap seperti inilah aku, begitupun dia, dan kami.

It's just like a dream. Such a wonderful dream I've ever had, while too good to be true. Hahaha... Saking bagusnya sampai aku sadar yang sedang kualami hanya mimpi -yang pasti akan menguap begitu aku bangun dari tidur. :/

Jadi berkali-kali kuyakinkan diri bahwa yang kali ini tengah kami jalani (bersama) benar-benar sungguhan, kenyataan. Buah kepercayaan yang selalu kami ikhtiarkan. Kami percaya, usaha keras tidak akan pernah menghianati. Pelangi selalu indah dilihat seusai hujan lebat. :))

Rabu, 11 Maret 2015

Marching March

First post in March~~ :D

Last post was in the end of February. Hari terakhir kewajiban mem-post surat dalam event #30HariMenulisSuratCinta yang berakhir dengan kekalahanku... :( Ya, kalah. Seharusnya ada 30 buah surat yang kutulis, tapi barangkali aku baru membuat setengahnya saja. (´・_・`) Tapi tahun depan aku pasti akan berpartipasi lagi dan lebih giat menulis surat. Yosh! ヽ(*≧ω≦)ノ

Maret 2015 diawali dengan kejutan-kejutan hebat. Memang baru awal. Semoga hingga ia berakhir pun, akan terus berdatangan kesenangan dan kebahagiaan yang kunantikan.

Tanpa terasa sekarang sudah tanggal sebelas. Kurang sebelas hari lagi untuk sampai pada hari kesepakatan. Kurang dari dua minggu ke depan, batas usiaku akan diperbarui. Berganti. Bertambah. Ahh~ I am a young lady already. /,\ Sesegera itu pula, hubunganku dan Oppa juga akan diperbarui. Berganti. Bertambah serius. Bantu doa agar semua rencana kami terlaksana dengan lancar, ya. Aamiiin... Terima kasih. *hug*

Lagi-lagi memang tidak ada 100% bahagia pun 100% duka. Semuanya -bagaimanapun- saling melengkapi satu sama lain. Kata mereka, "semakin mendekati hari-H tak ayal serasa 'cobaan' kian menjadi. Ujian-ujian dari-Nya seperti tak ada habis".

Seperti yang terjadi minggu lalu, misalnya. Siapa sangka kejadian naas -yang paling kuhindari- seperti itu akan terjadi lagi? Meski bukan kesengajaan, meski tak satupun dari kami menginginkan. Tapi yah, toh tetap terjadi.

Tapi tapi tapi... Sungguh tak terhitung rasa syukurku pada-Nya, atas segala yang telah Ia beri padaku. Di mana selalu ada obat bagi setiap luka. Sebagaimana jalan keluar tidak pernah dijauhkan dari akar masalah. Allah memberiku tes terlebih dahulu, sebelum aku memperoleh 'hasil ujian' yang -alhamdulillah- tidak pernah jauh dari apa yang kuharapkan. Persoalan demi persoalan kami selalu selesai dengan baik, bahkan sebelum aku selesai mendoakan akhir yang baik baginya. Subhanallah, bukan?
Rahman-rahiim Allah mana yang berani kudustakan? 
Tak satupun.

Tak perlu mencari di mana nikmat itu. Karena waktu yang mengantar kita sampai ke detik ini pun adalah keajaiban dari-Nya. Masa lalu, masa kini, dan masa depan, meski keberadaannya tidak boleh dicampur-adukkan, tapi tetap akan saling berhubungan.

Tidak mungkin ada kita yang sekarang, jika kita tidak melalui hari-hari kemarin. Entah itu jalan yang mulus-mulus saja tapi terasa sepi di hati, atau setapak berduri menyusur bebatuan terjal yang penuh petualangan. Sedih, senang, kecewa, haru, sakit, berjuang, bangkit, berkorban... Tidak ada yang salah dengan itu. Kita semua tiba di detik ini berkat semua esensi dari tiap-tiap perasaan itu. Kenapa harus disesali?

Masa depan masih cukup panjang untuk terlalu dirisaukan sekarang. Apakah kamu sepenggal kisahku di masa lalu, teman seperjuangan di masa sekarang, atau bakal sahabat masa depanku, terus semangat ya!

Semoga Maret-mu secerah Maret-ku. ;)