Sabtu, 26 September 2015

Descendants

Produksi : Disney
Genre : Fantasy, comedy-romance, musical
Durasi : 2 jam 12 menit
Pemeran :
Dove Cameron ➡ Mal
Cameron Boyce ➡ Carlos
Booboo Stewart ➡ Jay
Sofia Carson ➡ Evie

Film dibuka dengan narasi oleh salah satu tokoh. Diawali flashback pernikahan Belle dengan Beast--sang pangeran buruk rupa yang kemudian menjadi raja dan ratu Auradon. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Benjamin, berusia 16 tahun dan akan segera naik tahta. Yang menjadi titah pertama dari Pangeran Ben pasca menjadi calon raja baru adalah: agar anak-anak para villain--yang sebelumnya tinggal di Isle of the Lost (pulau isolasi bagi para tokoh antagonis)--diizinkan untuk tinggal di Auradon. Meski tak yakin namun Raja Beast dan Ratu Belle menyetujuinya.

Maka terpilihlah empat orang muda-mudi yaitu Mal putri Maleficent, Evie putri Evil Queen, Jay putra Jafar, dan Carlos putra Cruella De Vil untuk hijrah dari Isle of the Lost menuju Auradon. Rencana ini didukung sepenuhnya oleh Maleficent dengan misi terselubung yakni memerintahkan empat remaja itu untuk merebut tongkat ajaib demi mengembalikan kekuatannya dan membebaskan Isle of the Lost dari kekangan atas tidak adanya sihir.

Di Sekolah Persiapan Auradon, mereka berempat disambut dengan baik oleh Ben, Fairy Godmother selaku kepala sekolah, dan Audrey--putri Aurora dan Pangeran Philip--kekasih Ben. Mulai tampak perselisihan antara Mal dengan Audrey yang akan membumbui romansa film ini.

Mal yang terdoktrin untuk memenuhi perintah sang ibu terus mengingatkan tiga rekannya akan tugas agung mereka; mencuri tongkat sihir milik Fairy Godmother yang ternyata telah dimusiumkan. Di era baru tersebut masyarakat Auradon sudah jarang menggunakan sihir mereka.

The villains and their children
Gagal mendapatkan tongkat sihir pada penyusupan pertama, Mal memperoleh informasi bahwa tongkat sihir tersebut akan dikeluarkan saat peresmian tahta Pangeran Ben. Begitu mendengar informasi bahwa gadis yang menjadi kekasih pangeran berhak mendampingi dan termasuk dalam barisan terdepan selama prosesi penobatan, membuat Mal menginginkan status kehormatan tersebut. Menurutnya, bisa mempersempit jarak dengan keberadaan tongkat sihir akan memperbesar kemungkinannya mengambil alih tongkat itu dan mengadakan serangan balik. Mal harus membuat Pangeran Ben jatuh cinta dan menjadi kekasihnya.

Sementara itu anak-anak villain mulai beradaptasi dengan kehidupan asrama dan sekolah. Jay dan Carlos tergabung dalam ekskul olahraga, berada di tim yang sama dengan Ben. Jay belajar menemukan arti dari kerjasama tim dan cenderung disukai gadis-gadis. Carlos mendapat kebenaran tentang anjing yang tak seperti apa yang diceritakan ibunya. Sedangkan Evie yang 'wifeable' mahir dalam urusan rumah tangga dan pelajaran, tertarik pada Chad--putra Cinderella dan Prince Charming--yang sayangnya tidak menyambut perasaan Evie.

Dibantu kawan-kawan villain-nya, berbekal buku mantera sihir warisan Maleficent, Mal meramu Love Potion--dicampurkan dalam cookies--yang rencananya akan ia berikan pada Ben. Ben si pangeran baik hati tidak menaruh curiga pada Mal saat gadis eksentrik itu menghadiahinya sebungkus cookies dan langsung melahapnya. Sesaat setelah selebrasi kemenangan tim Ben--termasuk di dalamnya Jay dan Carlos--ramuan cinta mulai bereaksi. Di hadapan seluruh penghuni Sekolah Auradon, Ben menyatakan cinta pada Mal, sekaligus memutus hubungan asmara dengan Audrey.

Singkat cerita kisah cinta Ben dan Mal berjalan mulus di bawah ramuan cinta. Ben bersikap sangat baik pada Mal, mereka berkencan, dan Mal dipastikan akan menjadi pasangan Ben saat penobatannya. Namun di sisi lain Mal serta anak-anak villain mulai merasa nyaman dan senang tinggal di Auradon. Hati mereka terusik. Haruskah mereka tetap melanjutkan rencana jahat amanat orangtua mereka, atau melupakannya saja dan hidup damai bersama orang-orang baik itu?

Nahas, kekacauan yang timbul saat Ben mengenalkan Mal sebagai kekasih barunya pada King Beast dan Queen Belle--mengejutkan banyak orang di acara jamuan itu--mengempaskan Mal dkk dari delusi mereka menjadi orang baik. Mereka dipermalukan oleh nenek Audrey yang menaruh dendam pada ibu Mal karena telah mengutuk putrinya dahulu. Chad, bahkan Jane--putri Fairy Godmother--dan Lonnie--putri Fa Mulan dan Li Shang--yang sudah ia bantu dengan sihir pada rambut mereka, turut menghianatinya. Geram, Mal membatalkan sihir pada rambut gadis-gadis itu sehingga kembali jelek seperti semula. Lebih baik mereka melanjutkan rencana pencurian tongkat sihir.

Tidak ingin membebani perasaannya yang mulai menaruh cinta pada Ben, Mal bermaksud menghapus mantera cinta dengan memberi pemuda itu sebuah brownies dengan penawar mantera. Baginya setelah misi berakhir, mereka berempat akan segera pergi. Jadi tidak ada gunanya membuat Ben terus mencintainya.

Namun Mal salah. Ben tahu bahwa brownies yang ia makan tidak murni. Ia pun tahu bahwa 'gadis'nya mencoba memanfaatnya. Semua sudah terungkap bahkan sejak kencan perdana mereka di Enchanted Lake (Danau Pesona)--manteranya luntur saat Ben berenang. Mal yang mengira Ben tenggelam karena tak kunjung muncul setelah menyelam, tanpa sadar ikut menyeburkan diri untuk mencari Ben, padahal ia tidak bisa berenang. Dari situlah meski tahu Mal telah memperdayainya, Ben juga tahu bahwa gadisnya sebenarnya memiliki hati yang baik dan tulus. Jadi sang pangeran tetap memilih bersama Mal dan berpura-pura masih dalam pengaruh mantera.

Dengan kereta kuda menuju penobatan
Yup! Yang menceritakan kisah ini adalah Mal. :)) Terjadi twist menarik di mana Mal yang disangka akan tetap menjalankan misi jahatnya, berbalik arah menyelamatkan Auradon dari ancaman sang ibu--Maleficent--yang sempat berhasil kabur dari Lost of Isle Island akibat tragedi Jane merebut tongkat sihir ibunya sendiri alih-alih Mal yang melakukannya sebagai misi.

Ironi bahwa dalam pertarungan sedarah Maleficent kalah dari sang anak. Villain terjahat dalam cerita ini berubah wujud menjadi sekerdil hatinya dan ditangkap. Prosesi penobatan Raja Ben pun kembali dilangsungkan dengan sukacita.

❤❤❤
Ini film yang bagus banget dan sangat menginspirasi. Bahwa sekalipun orangtua kita atau kita adalah keturunan orang-orang tidak baik, namun akan jadi apa kita di masa depan tergantung keputusan kita sendiri: apakah menjadi tidak baik juga seperti para pendahulu atau memanfaatkan kesempatan kedua dengan sebaik-baiknya menjadi pribadi yang lebih baik tentu.

Saat menonton film ini, yang terbersit di pikiranku adalah kisah-kisah dongeng ini bak tumbuh bersamaku. Ini adalah cerita tentang anak-anak dari para tokoh dongeng terdahulu. Cinderella, Beauty and the Beast, dan Sleeping Beauty mungkin masih eksis di kalangan penikmat dongeng the good vs the bad, tapi untuk nama Jafar sebagai villain dalam dongeng Aladdin--yang niscaya tenggelam dalam pesona Aladdin, Jasmin, bahkan Genie--lalu Cruella De Vil yang muncul pada seri Dalmation di era 2000-an mungkin tidak banyak 'anak sekarang' mengenali mereka.

Good news is penokohan dalam film Descendants cukup jelas, jadi walau ditonton oleh anak-anak dan remaja yang belum pernah mendengar kisah Maleficent, atau tidak tahu siapa itu Jafar dan Cruella De Vil tidak akan terganggu dan jadi bertanya-tanya. Namun tentu akan lebih menarik jika generasi baru tersebut menonton bersama 'senior' yang bisa membantu menceritakan asal-usul para tokoh, misalnya:
"Mal itu anaknya Maleficent. Maleficent adalah penyihir jahat yang mengutuk Aurora hingga menjadi Sleeping Beauty sebelum dibangunkan oleh ciuman cinta sejati Pangeran Philip."
Atau...
"Evi adalah anak perempuan Evil Queen. Tahu siapa yang meracuni apelnya Snow White? Itu dia Evil Queen yang melakukannya karena iri dengan kecantikan Snow White."
Begitu... 。:.゚ヽ(*´∀`)ノ゚.:。 tidak ada salahnya berbagi pengalaman dan pengetahuan sekalipun itu cuma berbahan dongeng. Imajinasi seharusnya tetap dibiarkan tumbuh liar, kan? *nyelam bareng Ariel*

Let the fairy-tales begin...

*Photos by Google

1 komentar:

It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*