Senin, 20 Januari 2014

Januari 2014

Dua-ribu-empat-belas.
Bilangan lanjutan setelah dua-ribu-tiga-belas, eh? Dengan tiga buah angka genap dan menyisakan ‘satu’ sebagai ganjil tunggal. ;)

Hehehe… Iya, maaf. Aku tahu kita sedang membicarakan tentang apa. Kalender Masehi telah berulang tahun yang ke-2014 tahun ini, ditandai dengan pergantian tanggal dari 31 Desember menjadi 1 Januari.
Lalu? Bukankah memang hari dan tanggal selalu berganti-ganti? Lantas seistimewa apa 1 Januari ini?

Tahun baru.
Masa 365 hari berakhir dan tahun baru hadir. Yang baru menyempurnakan dan memperbaharui yang lalu. Benarkah? Bukannya kita hanya senang menambah tumpukan daftar resolusi tahunan kita, namun enggan mewujudkannya? Berapa poin dari sekian banyak harapan tahun lalu yang sudah berhasil kau lakukan? Lebih banyak mana jika dibandingkan dengan poin-poin yang masih belum terbubuhi tanda centang? Hihihihi...
Aku tahu. Aku mungkin sama malasnya denganmu, dengan kalian. Bahkan mungkin jauh lebih pemalas. Sangat yakin kupilih buku agenda baru terbaik dan mulai menuliskan target-target serta berbagai harapan yang ingin kurealisasikan dalam kurun waktu setahun mendatang. Memilih dan memilah sifat serta kepribadian baik-burukku. Percaya bisa mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan jelek, lalu memperbanyak dan memaksimalkan kebaikan dan kemampuan demi perkembangan diri menjadi aku versi terbaikku. Aku berusaha tumbuh. Setiap tahun aku haruslah berkembang semakin baik dan menjadi lebih baik lagi.
Terdengar hebat? Baiklah, kuakui. Aku ingin sekali bisa begitu. Wacana itu. Hanya akan tetap jadi poin-poin dalam agenda yang segera kadaluarsa. Aku ingin. Tapi sangat ingin saja tidak akan cukup bagi mimpi untuk bisa menjadi nyata. Terbang ke mana niatku semula? Tekadku? Kemauanku?
Bagiku ‘tahun baru’ adalah interval mulai dari 31 Desember lepas pukul 10 malam hingga 1 Januari dini hari menjelang tidur. Malam hari kita bisa sangat berdebar-debar bersemangat menanti dimulainya pesta kembang-api sambil menikmati tontonan dan hiburan di layar kaca. Beberapa memilih berjalan-jalan keliling kota hingga larut dalam gegap gempita ramai manusia. Namun begitu semua usai dan waktu istirahat tiba, lelah akan mengambil alih. Dan bersamaan dengan naiknya mentari, segalanya segera kembali biasa-biasa saja seperti semula. Seperti pagi-pagi yang sebelumnya. Hanya tinggal jejak pesta dan daftar resolusi baru yang panjangnya menggila, minta dibuat nyata segera.
Jadi, mulai memperbaharui daftar resolusimu atau hanya ingin menambahkan beberapa poin umum lagi di bawah tulisan-tulisan lama? Yang manapun semoga tidak sia-sia. Kembang-api di langit malam tahun baru boleh jadi sebuah sihir klasik yang melenakan. Sejenak. Sebentar, sementara saja. Cukup nikmati dan rekam dalam hati.
Setiap tahun kita menyaksikannya terbang membelah angkasa. Kau memperhatikan? Siapa saja yang menerbangkan kembang-api kembang-api itu ke langit? Ada berapa banyaknya? Warna-warna apa saja yang kaulihat? Adakah warna kesukaanmu? Apakah kembang api warna merah yang paling indah letupannya?
Beberapa pihak mengatur pesta kembang api sedemikian rupa, setiap tahunnya menjadi semakin menarik. Jika kembang-api kembang-api tersebut bisa semakin rupawan, bagaimana dengan kita? Kita begini-begini saja, itu-itu saja. Tidakkah malu? Tidak inginkah menyamai indahnya kembang-api kembang-api itu? Ayolah kita berusaha bersama, sedikit demi sedikit kita pasti akan bisa.

Selamat tahun baru dari hari ke-duapuluh di Januari. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*