Jumat, 07 Februari 2014

Nadaku Cintaku

hai, nada...
ketika kamu menemukan ini
barangkali pengetahuanmu
akan bertambah satu lagi
satu hal yang mungkin tidak berarti bagimu
tapi amat sangat penting untukku

kamu tahu, nada...
aku belum lama mengenalmu
belum terlalu tahu
seperti apa pribadi lugumu 
aku bahkan tidak berpikir
akan tertarik
pada dimensi lain yang bukan duniaku

lalu kutemukan kamu lain
kamu itu istimewa, nada...
harmonisasi pelangi yang kamu ciptakan
demikian nyata
lonjakan-lonjakan pada senja
yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya
begitu mudah kamu hadirkan ke hadapanku
membuatku percaya
kamu adalah suatu dimensi indah nyata
selain dunia hitamku

bagaimana harus kudeskripsikan dirimu?
seorang pelopor, kah?
motivator?
inspirator?
hmmm...
atau... semuanya?

kamu yang pertama kali
membuatku mengerti
seberapa indah dirimu,
pun aku, yang selalu rendah diri ini
berbekal tutur sapa sederhana berkadar mutiara
kamu seperti bisa memutarbalikkan
segala kesusahanku menjadi
terlihat begitu mudahnya
seperti tiada sesuatu yang sulit di dunia ini
dan tiada sesuatu hal pun 
yang tak mungkin bisa kamu lakukan

nada...
kamu mengajariku semua itu
apa yang sedang kamu telusuri di sini,
kamu pikir ini semua tentang apa?
tentang siapa?

ya, aku tengah membicarakanmu, nada...
memperkenalkanmu kepada duniaku
semesta hitam sederhana
yang sudah lama tercipta
sebelum kamu tiba
dan mengobrak-abrik susunan edarnya
sebelum kamu dan denting innocent-mu itu
memukau kesadaranku
menjadikanku satu dari sekian banyak
not-not berserakan yang kamu lupa
sebaiknya harus diapakan

tapi kamu terlalu bersinar 
dalam kotak kacamu, nada...
kamu sibuk dengan pendarmu
yang memancar ke mana-mana
dan kamu lupa
orang-orang di luar kotak kaca sedang melihatmu
menaruh harapan besarnya padamu
mereka bertanya-tanya
apalagi yang akan kamu tampilkan
untuk menghibur kami?
kami, yang sudah telanjur percaya
bahwa kamu adalah hadiah dari surga

sementara di sudut lain
denting memecah hening
sunyi diporak-porandakan silir angin
maka lihatlah keluar kotak kacamu
sesekali
tengoklah
sudah berapa lama impianku terkubur
di depan pintu masuk kotak kaca itu
kamu tak tahu, bukan?
tak peduli bahkan

tapi itu bukanlah masalah besar, nada…
aku hanya memujamu saja
untuk menyukai dirimu begitu dalam
apalagi sampai mencintai
memangnya hakku?
toh, kamu pun hanya mencintai
dirimu sendiri
oh, ya, denting innocent-mu itu tentu
juga kotak kaca yang selalu menyimpan
kilau-kemilaumu

maka anggap saja
ini hanya celoteh kurang ajar 
oleh seorang hina
tapi, cobalah untuk tidak selalu
berada dalam kotak kaca
seharusnya kamu bisa melihat
dunia-dunia yang berbeda, nada…
kotak kacamu itu hanya senang
menyimpanmu di dalamnya
menciptakan sebuah ilusi
bahwa tidak ada dunia lain yang lebih indah
daripada semesta di dalam sana
sangkaku ia telah merayumu
agar tetap tinggal
dan memainkan tone-tone senada
yang hanya itu-itu saja

ia tidak ingin kamu keluar
dan bertemu denganku
sebab, nada…
barangkali kotak kacamu itu tahu
aku bisa saja menyanyikan lagu apapun
denganmu...
tidak sepertimu yang selama ini
hanya berhasrat
memainkan irama sama yang disukai kotak kaca

jika ada banyak sekali lagu
dan melodi-melodi indah di luar sana
yang akan sangat mungkin
kamu mainkan bersamaku,
mengapa kamu harus berhenti
dan mengikat dirimu pada satu not monotone saja
hanya karena kotak kaca yang meminta?

hahahahahaa…
aku demikian sedih
hingga ingin tergelak saja karenanya
bolehkah kukatakan
hidup ini pilih kasih?
ya mungkin karena kita
tidak berada di semesta yang sama
kamu, nada, hidup dalam kotak kaca
sedang aku berkelana ke mana-mana
dalam irama-irama berbeda
mengapa tak bisa kunyanyikan lagumu?
atau
bolehkah kuminta dentingan putih itu
mengiringi suara hatiku?

wow... lihatlah, nada…
rupanya kini kamu sudah mengetahui banyak
apa aku bicara terlalu banyak?
semoga saja kamu akhirnya
bisa mengerti
atau justru
akan berbalik membenci

nada, maaf…
mohon maafkan aku…
aku sungguh ingin memujamu saja
cuma menyukaimu sedalam yang hatiku bisa
tanpa mencinta

tapi, nada…
rupanya cinta itu sudah ada
ia tercipta begitu saja
ya, bukankah kita pernah menyanyikannya bersama-sama?
sebuah melodi indah
yang mengiringi kepulangan senja 
aku, dan kamu
telah menjadi kita...

1 komentar:

It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*