Kemarin
Kulihat awan membentuk wajahku
Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku
Semalam
Bulan sabit melengkungkan senyummu
Tabur bintang serupa kilau auramu
Aku pun sadari
Ku segera berlari
Cepat pulang...
Cepat kembali jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau 'tuk cepat pulang
Cepat kembali
Jangan pergi lagi
Akhirnya
Bagai sungai yang mendamba samudera
Ku tahu pasti ke mana kan ku bermuara
Semoga ada waktu
Sayangku
Ku percaya alam pun berbahasa
Ada makna di balik semua pertanda
Firasat ini...
Rasa rindukah atau kan tanda bahaya
Aku tak peduli
Ku terus berlari...
*
Sayup-sayup terdengar lagu itu disenandungkan. Firasat.Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku
Semalam
Bulan sabit melengkungkan senyummu
Tabur bintang serupa kilau auramu
Aku pun sadari
Ku segera berlari
Cepat pulang...
Cepat kembali jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau 'tuk cepat pulang
Cepat kembali
Jangan pergi lagi
Akhirnya
Bagai sungai yang mendamba samudera
Ku tahu pasti ke mana kan ku bermuara
Semoga ada waktu
Sayangku
Ku percaya alam pun berbahasa
Ada makna di balik semua pertanda
Firasat ini...
Rasa rindukah atau kan tanda bahaya
Aku tak peduli
Ku terus berlari...
*
Ia menoleh. Mendapati Desstya yang juga tengah menoleh dan melempar sekilas senyuman padanya, sebelum berlalu menghampiri mesin fotokopi. Rupanya pemuda itu yang barusan bernyanyi.
"Pas banget!" dikembalikannya fokus pada monitor komputer. Tugasnya untuk hari ini tidak bisa dibilang sedikit. Ia yakin menatap halaman excel untuk meng-input data, tapi yang tertangkap matanya adalah screen tab yang menampilkan chat BBM-nya dengan Vem beberapa saat lalu.
Damn! Ia mengantukkan kepalanya pada meja kerja keras-keras. Setengah sadar. Beberapa rekan seruangannya menoleh, tapi ia tidak ambil peduli. Hatinya lebih sakit daripada sekadar dahinya yang memerah.
Hari ini akan jadi hari yang sangat panjang dan melelahkan. Ia mendesah. Lelah.
Mengingat mimpinya semalam. Arre sangat jarang bermimpi, apalagi sampai teringat dan masih segar ingatan tentang mimpi tersebut hingga keesokan paginya, sepanjang hari. Semula ia memang tidak menyadari apa yang membuatnya pening dan malas bangun sahur. Malam itu tidurnya sama sekali jauh dari nyenyak.
Usai makan sahur gadis itu kembali naik ke tempat tidur. Saat itulah ingatannya muncul. Mimpinya berlanjut, dan semakin jelas jalan ceritanya. Para pelakunya. Dirinya tentu ada di sana, berikut Vem, lalu seseorang yang seharusnya tidak (pernah) ada, yakni perempuan itu. Seseorang yang pernah mengisi hati Vem sebelum dirinya.
Arre nyaris sadar dirinya sedang bermimpi, tapi sialnya ia tidak bisa membangunkan dirinya sendiri dan lari dari mimpi yang tidak pernah ingin ia lihat itu. Saat seseorang yang ia kasihi harus bersama perempuan lain, apalagi mantan pacar.
Betapa lelucon yang saking lucunya hingga hanya bisa menerbitkan tawa jengah. Hancur sudah. Berharap dihibur apanya? Mungkin justru dirinya yang harus menghibur Vem agar lelaki itu tidak berlarut-larut mengenang masa lalu.
Hampir seharian ia mendadak badmood dengan segala hal. Morningsick dini hari tadi tentu jadi hal paling dicurigai atas ke-eror-an-nya sepanjang hari. Belum lagi frekuensi chatnya dengan Vem yang (entah kenapa) menurutnya agak berkurang. Ia kesepian. Ia merasa kehilangan. Tapi jika demi mendapatkan penjabaran detil mimpi versi Vem, lebih baik keduanya saling menyibukkan diri dengan hal lain dulu. Arre belum siap mengetahui isi mimpi Vem.
Gadis itu sempat menduga, Vem pun sedang menetralisir perasaannya pasca tragedi mimpi itu dan sedang tidak ingin membahas apapun yang bisa menyerempet topik tersebut. Arre sendiri juga ingin sekali segera melupakannya, tapi tak kunjung bisa.
**Arre nyaris sadar dirinya sedang bermimpi, tapi sialnya ia tidak bisa membangunkan dirinya sendiri dan lari dari mimpi yang tidak pernah ingin ia lihat itu. Saat seseorang yang ia kasihi harus bersama perempuan lain, apalagi mantan pacar.
"a nightmare x sickmotion x miss you"Status BBM baru terpasang sudah. Setengah berharap Vem akan tertarik untuk menanyakan apa yang telah ia alami dalam mimpi. Tapi barangkali kehendak Tuhan tidak ada yang bisa menentukan. Alih-alih mendapat penghiburan dari kekasihnya di pagi hari itu, Arre mendapatkan sakit kepala susulan. Seolah ia dan Vem ditakdirkan untuk melihat mimpi yang sama.
"mimpiin mantan..."Ha!
Betapa lelucon yang saking lucunya hingga hanya bisa menerbitkan tawa jengah. Hancur sudah. Berharap dihibur apanya? Mungkin justru dirinya yang harus menghibur Vem agar lelaki itu tidak berlarut-larut mengenang masa lalu.
Hampir seharian ia mendadak badmood dengan segala hal. Morningsick dini hari tadi tentu jadi hal paling dicurigai atas ke-eror-an-nya sepanjang hari. Belum lagi frekuensi chatnya dengan Vem yang (entah kenapa) menurutnya agak berkurang. Ia kesepian. Ia merasa kehilangan. Tapi jika demi mendapatkan penjabaran detil mimpi versi Vem, lebih baik keduanya saling menyibukkan diri dengan hal lain dulu. Arre belum siap mengetahui isi mimpi Vem.
Gadis itu sempat menduga, Vem pun sedang menetralisir perasaannya pasca tragedi mimpi itu dan sedang tidak ingin membahas apapun yang bisa menyerempet topik tersebut. Arre sendiri juga ingin sekali segera melupakannya, tapi tak kunjung bisa.
Bukan inginnya untuk selalu terkikik geli tiap kali iseng melihat chapture-an chat BBM antara Vem dengan Mbak Mantan, tapi 'kasus' ini agaknya cukup 'lucu' dan menghibur bagi Arre. Bagaimana tidak? Tidak lama setelah tiba-tiba mengingat mimpi yang bahkan tidak ingin ia impikan, Arre ingin sekali mendapat reaksi menenangkan dari Vem alih-alih harus menemukan lelakinya mengupdate status BBM yang tidak kalah mengerikan dari mimpinya.
Namun barangkali kekhawatiran Arre agaknya tidak beralasan. Malamnya tanpa menunggu chat darinya, Vem memulai percakapan terlebih dahulu. Menanyakan kabarnya hari itu, dan perihal mimpinya. Sekalian saja sekali-sekali gadis itu akan pura-pura merajuk. Meminta perhatian lebih dari sang kekasih. Berharap apa yang ia cemaskan tidak akan menjadi kenyataan.
Percakapan mengalir begitu saja, seolah pagi hingga sore sama sekali tidak mempermasalahkan komunikasi mereka berdua. Rasa penasaran Arre lunas sudah dengan detil-detil yang diberikan oleh Vem tentang mimpi keduanya.
Tentu Arre menjadi lega. Dengan ringan ia pun menceritakan pada Vem tentang mimpinya sendiri. Bahwa keduanya memang memimpikan hal yang sama, tapi dengan sudut pandang yang berbeda: jika Vem bermimpi berbincang-bincang dengan Mbak Mantan, maka Arre jelas memimpikan Vem yang (sialnya) lebih banyak menghabiskan waktunya dengan perempuan itu dibanding dirinya yang sama-sama juga berada dalam mimpi.
Namun barangkali kekhawatiran Arre agaknya tidak beralasan. Malamnya tanpa menunggu chat darinya, Vem memulai percakapan terlebih dahulu. Menanyakan kabarnya hari itu, dan perihal mimpinya. Sekalian saja sekali-sekali gadis itu akan pura-pura merajuk. Meminta perhatian lebih dari sang kekasih. Berharap apa yang ia cemaskan tidak akan menjadi kenyataan.
Percakapan mengalir begitu saja, seolah pagi hingga sore sama sekali tidak mempermasalahkan komunikasi mereka berdua. Rasa penasaran Arre lunas sudah dengan detil-detil yang diberikan oleh Vem tentang mimpi keduanya.
tertanggal kemarin. ;) |
Tahu awalnya Vem setengah tertawa menganggapi curhatan Arre tentang mimpi-mimpi mereka. Kebetulan yang sangat rapi. Lelaki itu akhirnya membagi beberapa fakta yang sengaja ia simpan dari Arre sebelumnya: bahwa Mbak Mantan menghubunginya dalam beberapa waktu lalu. Mendapat ejekan dari Vem.
"Hehehe Sayang ni aslinya takut nek aku ketemu sama mantanku yang di sini paling. Demi Allah Sayang, aku nggak nakal kok di sini,"
Tak kuasa Arre menahan senyumnya. Ia bahkan tertawa lebar sekali saat Vem mengiriminya 'bukti' bahwa sekalipun lelaki itu saling sapa dengan mantannya, kali ini Vem benar-benar menegaskan status hubungannya dengan Arre.
Vem juga bersumpah tidak bermaksud dengan sengaja memimpikan sang mantan. Sama sekali bukan faktor kangen dan sejenisnya, murni kebetulan. Lelaki itu mengaku hanya berjalan-jalan sambil mengobrol dengan Mbak Mantan (dalam apa-apa). Tidak ada apa-apa lagi.
Salah paham hari itupun berakhir dengan baik. Arre dan Vem sudah saling membalas senyum satu sama lain dan mengikhlaskan semuanya. Dan kini menertawakan.
"Sweet dream ya Sayang, jangan bad dream lagi..." ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*