Selasa, 22 Juli 2014

(Nggak) Mudik

Memasuki minggu terakhir menjelang libur hari raya. Beraaaat~~ Selain karena aroma libur panjang sudah tercium sampai sini, juga karena beberapa rekan kerja sudah mengambil (ekstra) cuti lebih awal dalam rangka mudik lebaran. Nggak tanggung-tanggung, per hari ini sampai kantor masuk lagi bulan depan! *plokplokplok*

Oom Fir sekeluarga termasuk Mamas pagi ini bertolak ke Lampung, kota kelahiran Bunda yang menjadi destinasi mudik mereka. Katanya sudah bertahun-tahun mereka nggak pulang kampung. Maka kemarin, Oom Fir bekerja keras menyelesaikan tanggungannya di kantor, termasuk gaji-gaji kami. Ehehehe...

Semoga mereka yang sedang dalam perjalanan menebus rindu pada kampung halamannya, selalu diberikan kelancaran dan keselamatan oleh Allah SWT, aamiiin... Kalau balik, oleh-olehnya jangan lupa ya, minna! xP *modus*

Ahh, karena aku nggak punya kampung halaman untuk dimudikin(?) Idul Fitri tahun ini mungkin nggak akan jauh berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Sholat Ied di Gelora, halal bi halal ke tetangga sekitar, ke saudara-saudara yang berdomisili di Mojokerto, pulang, nyemilin kue-kue lebaran sambil gegoleran hore. Any other ideas?

Ahh, jadi ingat. Hontou ni, doumo arigatou gozaimasutta, David-oojisan no kazoku mo Fir-oojisan no kazoku atas undangan bubernya Minggu maghrib kemarin. Iya, bukan sore tapi maghrib. xP Agak konyol memang, kami baru 'jalan' di atas pukul 5 sore. Berduabelas kami naik mobilnya Oom Daus yang langsung menjemput ke Ume-chan. Otw-nya saja sudah makan waktu, sementara kami masih belum memastikan akan berbuka bersama di mana.

Mobil meluncur lewat Benteng Pancasila. Niatnya sambil menunjukkan pertumbuhan Kota Mojokerto pada keluarga Oom Davit yang baru tiba Sabtu pagi, juga Tantit yang sudah lama berada di luar kota. Tapi kemudian aku jadi surprised sendiri menyaksikan sebuah bangunan dalam proses pengerjaan yang tahu-tahu berdiri di sisi barat Benpas menghadap ke arah gedung futsal. Sebuah benteng! Aku tertawa. Betulan benteng, yang kayak rock pada permainan chess itu, seperti replika benteng-benteng jaman dulu. Entah itu akan jadi bangunan apa rencananya, tapi menarik! :D

Di sebelahnya ada beberapa wahana permainan semacam Marry-Go-Round (aka Komidi Putar LOL), dan serupa Colombus-nya Jatim Park versi (amat) mini (dan manual). Masih di deretan yang sama, di sisi barat sejumlah lapak-lapak kopi dan jajanan ringan berjajar. Sangat ramai. Begitu juga dengan pusat perbelanjaan murah 'Mantan Lapak Alun-Alun' dan 'Mantan Lapak JS'. :P Saudara-saudaraku dari jauh ini takjub dengan pemandangan unik itu. Belum lagi Taman Benteng yang sekalipun sudah mendekati maghrib tapi masih ramai dikunjungi orang.

Bayangan awal ingin mengajak Oom David menikmati masakan Dapur M'Riah. Tapi jangankan bisa mencapai tempat itu tepat waktu, dari arah Benpas ingin lurus ke arah barat sudah mustahil. Kami bisa melihat mobil-mobil antre hendak masuk ke parkiran Dapur M'Riah yang sudah nggak muat. Batal. Kami melanjutkan perjalanan melewati Jalan Pahlawan. Bunda ingin mencoba Dewi Khayangan saja.

Jalan Pahlawan pun macet. Adzan maghrib berkumandang ketika kami terjebak di traffic light Meri. Mau nggak mau harus berbuka di mobil dengan air mineral yang sudah disiapkan. Aku mengusulkan Waroeng Juragan Sambal yang setahuku menjual menu penyetan, selain itu konter makanan lain seperti nasi goreng dan mie ayam juga ada. Tapi kendala tempat parkir yang kurang memadai, usul tadi pun gugur.

Sayangnya kami tetap harus putar balik sesampainya di RM Dewi Khayangan, pasalnya meski parkiran terlihat longgar tapi seat untuk makannya penuh. :( Apalagi yang namanya Warung Apung! Sugoiii~ lah ricuhnya. Untung seplastik gorengan yang sempat dibeli Oom Fir di depan Dewi Khayangan bisa membujuk perut-perut kami yang mulai nyanyi-nyanyi minta diisi.

Arah Surodinawan, masih belum tahu hendak berlabuh di mana. Karena jam sudah mepet, bedug maghrib sudah dari tadi, keinginan kami nggak muluk-muluk: RM apapun di manapun terserah, yang penting bisa segera makan! Sip.

Dan tempat makan yang beruntung diserbu oleh kami adalah....sebuah warung makan rumahan di Jalan Tribuwana Tunggadewi kiri jalan sebelum belokan ke Jalan Surodinawan (namanya? nggak tahu! mana sempat lihat. abaikan! :P). Itu semacam warung sederhana yang menjual berbagai macam menu masakan. Bingung dengan jenis-jenis makanan yang tersedia, akhirnya aku memesan seporsi nasi kuning dengan lauk daging empal, sambel goreng kentang, dan capcay! Rasanya? Nano-nano... xD Eh, enak kok. Dan yang terpenting itu me~nge~nyang~kan. Yang lain juga berkomentar serupa, puas dengan menu yang masing-masing mereka pilih sendiri. Minumnya aku minta segelas sinom dingin dari Oom David yang mengambil sebotol 1 literan. Enak kan? Bisa untuk berbanyak. :D Dan sebotol Nutriboost. Ini minuman favoritku yang kebetulan mejeng cantik di kulkas, minta dibeli.

Puas dengan buber yang weowe, kami segera mencari masjid terdekat untuk 'mengejar' sholat maghrib. Dari sana tiba-tiba tercetus ide untuk sekalian mampir ke rumah Oom Rozi dulu sebelum pulang. Jadilah kami semua bolos tarawih jamaah di masjid.

Malam itu benar-benar membahagiakan. Semoga indahnya kebersamaan yang mungkin nggak pernah kami bayangkan ini adalah untuk seterusnya. Bolehlah dianggap sebagai 'efek samping' atas kejadian akhir Mei lalu. Tapi jika begini baiknya, adakah lagi hikmah yang lebih baik yang nggak kami syukuri? :)

Ramadhan tahun ini benar-benar mengajarkanku banyak hal, terutama tentang pentingnya bersyukur, tetap berbaik sangka kepada Allah walau di tengah berbagai cobaan sekalipun. Karena hanya Allah Maha Mengetahui segala di masa depan yang manusia tidak tahu. Pasrahlah. Insya Allah semua akan tiba pada saatnya masing-masing untuk jadi indah.

Selamat berpuasa! Safety mudik, minna... *^_^*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*