Senin, 23 Juni 2014

Bisa Sih, Tapi Lemot

Konnichiwa!

Serasa sudah lama banget nggak nuliiis... *mulet* (-- ,)/ Iya emang sih, tapi bukan karena faktor malas. Lagi belum dapat inspirasi aja, sih. (Hahahaha sama aja, keleus. *dilempar takoyaki* Honestly, belakangan situasiku memang sangat jauh dari kata 'nyaman'. Ada banyak hal yang terjadi; yang masih bikin bimbang, yang wajib disyukuri, juga yang harus kuambil hikmah dengan menjadikannya pelajaran agar jangan sampai aku mengulangi hal tidak menyenangkan itu di masa depan. Naudzubillah...

Well, today is Monday. One of my precious day. The fasting day. Hari dimulai dengan sahur buru-buru yang cukup menyenangkan. Tapi nggak ketika aku bangun setelah subuhan. Aku naik kasur lagi. As always, aku susah bangun pagi tanpa rencana kegiatan yang 'menguntungkan' bagiku. Teriakan ibu. Buruk sekali. Mana sempat aku mengingat-ingat mimpiku? Aku bahkan baru saja bisa ingat adanya tambahan penghuni Ume-chan sejak semalam. Tantit.

1.
Hari-hari kemarin sudah berasa mimpi aja. Hari Sabtu, aku nyaris menghabiskan waktu dengan mengurung diri di rumah. Siangnya Tantit sms, bilang akan datang dari Banyuwangi bersama beberapa orang dari pihaknya. Mau menginap di rumah, minta dijemput. Hey, how'd come?

Bangkeknya koneksi internet di malam minggu ikut andil dalam upaya perusakan suasana hatiku. Sebelum sebal berkelanjutan, aku memutuskan untuk bongkar-bongkar kamar. Nggak seheboh itu, ding! Cuma beberes rak buku dan menata ulang meja rias. Membuang barang-barang yang sudah kelewat jadul dan nggak terpakai lagi. Beberapa adalah benda yang pernah mati-matian kucari. Berdebu tebal. Mengosongkan kolong dipan. Bidadari kembar tiga ketemu. Alhamdulillah...

Minggu dini hari aku masih terjaga. Khawatir kalau Tantit yang barangkali berusaha menghubungi -tapi Indosyit sedang busyuk maka pending- memutuskan untuk langsung datang. Rupanya mereka baru tiba subuhnya. Iya, berbanyak. Total lima orang terhitung Tantit. Empat sisanya seorang wanita paruh baya dan tiga orang pria bapak-bapak. Karena sibuk mengurus ini-itu, akhirnya aku mangkir gath animanga (lagi). :(

Rencananya aku akan mulai berbagi kamar dengan Tantit. Mungkin itulah kenapa aku ngotot banget bersih-bersih kemarin. Feeling, gitu. Dan nggak rugi juga. Kamarku yang sekarang sudah benar-benar layak untuk dihuni kami berdua.

Tentu ada sebabnya kenapa Tantit tiba-tiba kembali ke Mojokerto, di rumah kami. Sebuah alasan yang nggak ingin kumengerti sebenarnya, tapi harus kupaksakan untuk memahaminya. Dia kembali seorang diri. Nggak bersama suami pun putri bungsunya. Kenapa? Aku juga ingin tahu sebabnya. Yang jelas ini bukanlah sekadar kunjungan singkat atas nama 'rindu keluarga'. Sejujurnya aku sudah bisa mencium sesuatu yang nggak beres sejak sebelum para tamu datang, tapi di lain pihak aku juga nggak mungkin bisa memikirkan sesuatu seburuk itu menimpa tanteku sendiri.

Orang-orang Banyuwangi tersebut rela menempuh jarak sejauh itu ke Mojokerto demi memulangkannya. Iya, memulangkan. Mengembalikan Tantit kepada keluarganya karena ia nyaris sebatang kara dan nggak bisa melakukan apa-apa lagi di Banyuwangi. Siapa yang menyangka Ramadhan tahun ini akan dibuka dengan kejutan sedemikian rupa berupa kabar tidak menyenangkan dari mereka?

Beberapa kali diadakan 'rapat' yang membahas tentang kejadian itu. Dan ya, keluarga kecil kami yang harus menanggungnya. Semoga sementara.

2.
Aku sudah tidur saat ibu tiba di rumah dengan panik, membawa-bawa Rizky, adik laki-lakiku paling bungsu. Sudah dengar tentang rencana kepulangan anak itu, tapi sama sekali nggak menyangka akan selarut itu datangnya. Mana ibu sudah kepengin ngajak diner di luar, sementara besok setelah dzuhur dia sudah harus balik lagi ke Malang. Kacau!

Buru-buru aku mengambil keputusan. 08:30 PM, masih ada cukup waktu untuk menggrebek Hatchiku Bento sebelum rumah makan jepang itu last order. *evil smirk* Setelah heboh-heboh sedikit, kami jadi pergi juga.

Kayak sudah dapat feeling, aku tadi sengaja nggak makan malam. Dan untunglah! Aku jadi bisa menikmati Dragonroll Sushi-ku dengan hikmad. Berempat aku, iis, ibu dan Tantit memesan menu sushi lainnya: Volcano, Philadelphia, dan Sushi Cruchcy, sementara Rizky memilih Sashimi, lengkap dengan nasi dan sayur. Untuk minumnya kami sepakat memesan milkshake: 2 gelas Stroberi, 2 gelas Cokelat, dan segelas Blueberry.

Usai menghabiskan semua makanan yang nyaris gagal tandas (mereka sudah pada makan malam, kasihan) kami pulang dengan perut kenyang, langsung tidur. *krik krik krik*

3.
Nggak adil rasanya aku dan ibu harus tetap pergi bekerja sementara Tantit, Iis dan Rizky pada gegoleran hore di rumah. Aku juga mau liburaaaan... :( Kami bangun pagi, sarapan. Rizky segera menguasai komputer, bermain game. Kegiatan dua orang lainnya: menguras koleksi bacaan di lemari bukuku, dan momong gadget, Iis nggak pernah nggak online.

Tahu-tahu sehabis mandi aku kepikiran untuk mengajak Rizky ke Pemuda, jarang-jarang. Supaya dia bisa berinteraksi dengan yang lain, karena seisi Ume-chan perempuan semua. -___-" Dia dengan senang hati mengiyakan, mengantarku kerja.

Yang lain adalah Rizky bukannya ikut masuk, tapi malah mau pinjam kunci motor, katanya pengin jalan-jalan. Karena nggak menemukan motif lain di baliknya, mau nggak mau aku menyerahkan kunci Bebe. Memberinya sejumlah uang untuk beli bensin dan jajannya. Sama sekali luput dari pemahamanku bahwa adikku sudah sebesar itu dan dia bisa mengendarai Bebe (juga). That's good.

Kabar lain datang dari ibu yang mencari-cari Rizky karena dia nggak kunjung pulang ke rumah, padahal aku sudah mewanti-wantinya untuk berhati-hati dan langsung pulang begitu urusannya selesai. Aku sempat jadi tersangka karena membiarkannya keluar membawa motor, sementara dia nggak punya hp untuk dihubungi sewaktu-waktu. >_<

Tapi semua berjalan sesuai rencana baik Tuhan. Rizky akhirnya ketemu, eh, dia pulang-pulang sendiri. Bebe juga dipulangin. *peluk Bebe* Dia pinter dan tahu waktu kok, cuma kita memang khawatir karena nggak bisa menghubunginya. Apalagi mengingat waktu yang sudah disepakati dengan bude untuk segera balik ke Malang sudah dekat. Setelah mengembalikan Bebe kembali ke kantor, ibu mengantar Rizky ke tempat bude dan segera berangkat ke Malang lagi.

4.
Ada yang berbeda dengan komputerku. Desktop-nya menghilang. Wajah innocent Kirito lenyap dari pandangan. Berganti layar hitam polos yang nggak ada menarik-menariknya. :/ Pada toolbars ada semacam indikator sinyal komputer, dan... heiii, online! *jejingkrakan* Setelah kuamati lagi memang ada semacam modem berantena yang terpasang di PC komputerku. Yokatta... Komputerku online juga! Ahahahaiii... Maka kegiatan semacam blogging begini pun kian mungkin. :P *toyor*

Tapi yaa... dibilang online juga tetap ada batasan-batasan, beberapa 'syarat' untuk menggunakan fasilitas internet (gratis) ini, salah satunya untuk tidak mempermasalahkan kelemotan baik jaringan maupun kinerja komputer itu sendiri. *sok iyes* Ya masa mau mengeluh jaringan bangkek sangat, padahal yang dibuka fesbuk lagi fesbuk lagi? xP *keplak*

Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih banyak teruntuk Pak Bos yang sudah merealisasikan keinginan saya mendapatkan koneksi internet pada komputer kerja saya sendiri. *sungkem* Kemarin-kemarin mau buka email dari BSM aja masih suka nebeng ke komputer sebelah. Belum lagi kalau mau ngemail-ngemail sesuatu, apalagi yang sifatnya pribadi. Kan sungkan, sudah begitu nggak private, suka diusir-usir sama empunya komputer kalau aku nongkrongin meja kerjanya lama-lama. Ya namanya juga numpang... *pukpuk*

Bisa sih, tapi lemot. Tapi mending mana dengan komputer offline terdahulu? Lemot-lemot begini juga berjasa banget untuk blogging, posting status, stalking... *ehh* Karena manusia selalu meminta lebih dari yang sudah Diberkahkan padanya, hingga lupa untuk bersyukur. Alhamdulillah, syukuri yang ini aja deh. ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*