Sabtu, 03 Mei 2014

Farewell, Our Beloved Socialist Teacher...

Innalilahi wa inna ilaihi rajiun...

Telah kembali berpulang ke Rahmatullah semalam, Bapak Guru kecintaan kami semua, Pak Dani Ismail. Setelah berjuang keras menghadapi penyakitnya selama beberapa waktu terakhir, Allah rupanya begitu sayang pada beliau, sehingga tidak ingin Pak Dani mengalami penderitaan lebih lama lagi. 

Semalam, kabar itu begitu menusukku. Betapa tidak, beberapa hari lalu saat aku ngopi bareng teman-teman seangkatan, kami sempat mendapat informasi mengenai masalah kesehatan beliau dari Irene, salah seorang teman yang bekerja di rumah sakit umum tempat Pak Dani dirawat, dan kebetulan mempunyai adik yang juga opname di dekat kamar inap beliau. Pak Dani mengidap suatu penyakit yang penyerang paru-parunya hingga memperburuk kesehatannya. 

Irene menambahkan, bahwa setelah dirawat beberapa waktu di rumah sakit umum tsb, Pak Dani rupanya dirujuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di RS. Dr. Soetomo Surabaya. Kami berempat sempat berencana untuk menjenguk beliau, sembari mencari tahu bagaimana pastinya kondisi Pak Dani, guru kesayangan kami itu. 

Beberapa teman kami yang lain bahkan men-jarkom-kan informasi mengenai ini kepada teman-teman lain melalui media sosial dan grup chat. Beberapa teman yang tidak tahu-menahu sangat kaget, tidak menyangka bahwa sosok guru sosiologi yang ceria dan aktif, sebagaimana yang kami semua ingat saat masih bersama di SMAN 3 Mojokerto, akan diberi cobaan semacam ini. 

Rencana hanya tinggal rencana. Beliau yang ingin kami jumpai untuk sekadar bertukar kabar sembari menyambung tali silaturrahmi, telah dikebumikan pagi hari tadi, sebelum kami sempat benar-benar bertemu dengannya. Betapa menyesalnya kami... Lebih-lebih aku yang telah banyak mendapatkan pelajaran hidup yang berharga dari Beliau. >_<

Aku ingat Pak Dani adalah satu dari tidak banyak guru yang dekat dan akrab dengan siswa. Mungkin karena usia beliau yang masih terbilang muda dan merupakan alumni Smaga juga. Pak Dani seperti memahami benar kemelut problema remaja SMA, sehingga tak jarang banyak siswa yang meminta mendapatnya tentang masalah mereka atau sekadar curhat. 

Demikian juga denganku. Lantaran seringnya iseng main di lab komputer -tempat Pak Dani sering terlihat- saat jam istirahat dan bahkan sepulang sekolah, lambat-laun Pak Dani mulai mengingatku. Bermula penasaran dengan apa yang kulakukan di sana saat siswa-siswa lain beraktifitas di luar, kami bercerita tentang banyak hal. 

Berbincang dengan Pak Dani serupa curhat kepada sosok kakak. Aku yang sulung selalu ingin memiliki kakak laki-laki, tentu sangat senang ada yang memperhatikan dan mau mendengarkan keluh kesahku. Entah tentang tugas sekolah, pekerjaan-pekerjaan organisasi, masalah keluarga, bahkan urusan hati mudaku. Beliau pendengar yang sangat baik, pemberi masukan yang bijaksana namun tidak arogan karena sama sekali tak ada kesan menggurui dalam setiap komentarnya. 

Ahh, Pak... Aku sudah mulai merindukan Bapak lagi... :'(
Selamat berpulang ke sisi Allah SWT, Pak Dani...

Semoga amal ibadah Bapak senantiasa diterima oleh-Nya, menjadikan Bapak ditempatkan di tempat terbaik di surga-Nya. Yakinlah Allah pasti akan memberikan kesabaran, keikhlasan, dan kekuatan pada istri, anak, dan orang-orang yang Bapak tinggalkan.

Banyak doa yang mengiringi kepergian Bapak. Airmata cinta dari keluarga, karib kerabat, sahabat, teman sejawat, rekan seprofesi, dan juga kami, siswa-siswi Bapak dahulu yang akan selalu menyayangi Bapak sekalipun Pak Dani tidak lagi berada di tengah-tengah kami.

Selamat jalan, Pak... Jangan lupa untuk minta disisakan tempat untuk kami di surga, ya. :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*