Selasa, 03 Februari 2015

So Long and Good Night

Dear, Finisha, gadis chubby nan manis berambut hitam lurus dengan poni nyaris menutupi sepasang mata yang sipit.

Masihkah kau sama seperti yang terekam dalam memoriku? Bilangan tahun berlalu tanpa kita saling bertemu. Dan sebatas sapaan via dunia maya menjadi gantinya. Kuharap di mana pun kau berada sekarang, itu adalah sebaik-baiknya lingkungan dan kehidupan bagimu, meski mungkin yang demikian berarti kita tidak akan pernah bisa bertemu lagi.

Finisha yang kukenal adalah anak perempuan teman sekelas di 1E yang pemalu namun begitu polos dan baik hati. Sama sepertiku, kau pun gemar menonton film kartun dan anime. Senang mengumpulkan bermacam-macam komik juga Serial Cantik. Di jam-jam kosong dan waktu istirahat seringkali kita heboh bertukar cerita dan mengomentari episode Minky Momo atau Hunter X Hunter yang tayang malam sebelumnya. Pikirku itulah yang membuat kita berdua bisa nyambung mengobrol lama, meski sebenarnya banyak teman-teman lain yang lebih dekat denganmu daripada aku.

'Finish' dari Finisha. Kami sekelas curiga bahwa kau seorang bungsu. Itu menjelaskan bagaimana tingkah lakumu bisa sangat cute dengan kemanjaan yang wajar. Aku ingat kami pernah mengolokmu, "Dinamakan Finish(a) karena kamu anak terakhir. Tapi gimana kalau suatu saat mamamu melahirkan bayi lagi? Nggak jadi finish, dooong... " dan tawa kami makin menjadi ketika melihat wajah bulatmu berubah merah padam, menahan kesal. Kami tahu kau adalah gadis kecil kesayangan mama.

Ohh, apa kabarnya beliau? Sudah lama sekali tidak bersilaturrahmi. Saking lamanya tidak pernah lagi mengunjungi rumahmu, aku bisa saja nyasar bila entah kapan bermaksud main-main ke sana. Hmmm... Mungkin dalam waktu dekat ini. Akan kusempatkan waktu. Makanya, kau cepat pulang.

Aku tidak bisa membayangkan jika ibuku harus berjauh-jauhan denganku, seperti yang kau dan mamamu jalani sekarang. Kuharap beliau bisa segera terbiasa hidup terpisah dengan anak gadis kesayangannya.
Fin, saat aku menulis ini, senja Mojokerto sedang bertemankan deru hujan. Seperti mengerti bahwa kepulanganmu kini adalah yang kali terakhir. Airmata yang saling lebur antara langit mendung dan hati mereka yang bercucuran di bawah atap rumah duka.

Aku, mungkin salah seorang yang ikut menangisi kepergianmu.

Selamat jalan, kawan. Menuju tempat peristirahatan yang terakhir mungkin tidak mudah. Maka sedikit doa dariku semoga bisa melapangkan jalanmu menuju sisi-Nya.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Allahummaghfir laha warhamha wa'aafiha wa'fu 'anha wa aj'alil jannata maswaha...

RIP. Finisha Putri Rizky (1991-2015) @finishaaaaa



Airmata langit Mojokerto, 3 Februari 2015,



Riza Chanifa Auliya S. –teman 1E, Spenda
Surat Ke-5 #30HariMenulisSuratCinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

It's my pleasure to know that you've left a comment here. Arigatou~~ *^_^*